Wednesday, February 8, 2012

Kisah Sukses "MIE AYAM EDI"

http://massandry.blogspot.com
Jangan sekali-kali mengaku warga asli Tebet Jakarta Selatan kalo tak kenal nama Edi. Bagi mereka yang masih tinggal di Tebet sampai dengan tahun 80-an, mie ayam yang mangkal di sebuah sekolah dasar ini sangat legend. Bukan cuma soal rasa, tetapi harganya relatif terjangkau untuk ukuran warga menengah ke bawah.

Di samping sekolah yang dikenal dengan sebutan SD Bedeng itulah Edi pertama kali mangkal. Dengan modal gerobak reot, Edi memulai usaha mie ayamnya, dimana awalnya untuk murid-murid SD itu dan warga sekitar Tebet Timur Dalam. Waktu itu harganya masih 250 perak semangkuk.

“Waktu itu harganya baru,” ujar pria bernama asli Mulyadi ini.

Nyatanya mie ayam Edi tidak cuma tersohor di kalangan guru-guru, murid-murid SD Bedeng, maupun warga Tebet Timur Dalam, tetapi hampir seluruh Tebet mengenal mie ayam Edi, sebagaimana warga Tebet mengenal warung tegal mojok yang dikenal dengan nama Warmo.

Saking tergila-gila dengan mie Edi banyak pelanggan yang punya pengalaman buruk makan di mie Edi, tak kapok datang lagi ke situ. “Padahal ada pelanggan yang sempat kehilangan mobil pas makan,” kata pria asal Boyolali ini. “Waktu makan ada orang yang sudah teriak-teriak ‘mobilnya jalan sendiri tuh!’, eh tapi dia tetap makan mie saya”.

Ada lagi cerita soal pelanggannya yang kaca mobilnya sempat dipecahkan maling, tetapi dia cuek dan tetap menyantap mie Edi. Padahal seluruh barang pribadi yang ada di dalam mobil ludes dicuri. Nampaknya, pelanggan itu lebih sayang kehilangan kenikmatan menyantap mie Edi, ketimbang barang-barang milik pribadi yang ada di dalam mobil.

“Kalo datang ke mie Edi, rasanya seperti mengingat masa kecil dulu,” ujar Sindhi, salah seorang warga asli Tebet yang kini bermukim di Cempaka Putih.

Selain Sindhi, banyak pelanggan Edi yang masih setia menyantap mie buatannya. Hebatnya, para pelanggannya itu sudah menjadi “orang”. Ada yang sudah menjadi bos di perusahan besar, pengusaha, bahkan ada seorang pelanggan yang sekarang menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014.

Sejak tahun 2006, Edi tidak mangkal lagi di Tebet Timur Dalam. Padahal hampir seluruh warga Tebet tau, Edi mangkal di situ. Warung mie Edi kini berada persis di samping Pasar di dekat stadion Persatuan Sepakbola Tebet Timur (PSPT), tepatnya di Tebet Timur Dalam Raya no. 64.

“Saya mulai kontrak dengan harga Rp 11 juta tahun, kini (di tahun 2011) sudah Rp 25 juta per tahun,” ujar Edi.

Kini selain dibantu empat asistennya, Edi juga dibantu oleh anak pertamanya. Sepertinya, anak pertama dari 3 anaknya ini akan dipersiapkan menggantikan usaha mie ayamnya yang sudah melegenda di Tebet ini. “Tadinya saya sudah bilang pada anak saya kalo memang nggak niat kuliah, ya usah kuliah. Ternyata dia nekad kuliah, eh tetapi baru semester ke-9 sudah keluar dan kawin,” ungkap Edi berkisah tentang anaknya yang sempat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Nasional (Unas).

Saya bukan warga asli Tebet, tetapi tiap kali meluncur ke Tebet, biasanya akan menyantap mie Edi ini. Kalo tidak menyantap mie ayamnya, biasanya saya menyantap semangkuk mie goreng plus es teh manis.


Today is The 8th Wedding Anniversary

Today is The 8th Wedding Anniversay

Hari ini... delapan tahun yang lalu saya dan istri saya, yulia mengucap ijab kabul dan janji pernikahan kami. Sejak hari ini pula, kami memulai hidup baru mencoba membagi dan merasakan suka dan duka hidup yang penuh perjuangan berlumur keringat dan doa.

Dalam mengarungi hidup ini pula, pelajaran pelajaran sulitnya untuk hidup sudah kami rasakan, dimulai setelah kami kembali ke Jakarta, di pindahkannya pekerjaan dari ibukota ke Karawang hingga memiliki anak anak yang lucu hair di sepanjang sewindu usia pernikan kami.

Di mulai sesaat setelah kembali ke ibukota, saya di pindah tugaskan ke kota Karawang, masih di kantor lama yang saat itu sedang melakukan perluasan pabrik dan kapasitas produksi ke level tertinggi pabrikan mobol terbesar di Indonesia. Saat inilah berbagai rintangan hidup mulai kami jalani, berangkat dari rumah di waktu fajar belum terbit hingga bisa kembali kerumah setelah pukul 21:00 malam adalah hari hari yang harus di jalani selama setahun kedepan hingga waktu project selesai.

Kurang dari satu tahun usia pernikahan, kami di karuniai seorang bayi laki laki lucu yang kami beri nama FARREl MOHAMMAD MASSANDRY, harapan terbesar kami dengan lahirnya anak pertama kami in iadalah bisa membesarkan dan memberikan pendidikan terbaik bagi masa depannya dan juga menjadi anak yang sholeh.

Tentunya dengan lahirnya anak ini, saya mulai bersiap membagi waktu antara bekerj di luar kota dengan waktu untuk kelurga kecil kami. Awalnya begitu sulit menyesuaikan waktu berbagi untuk keluarga dan pekerjaan, dimana saat berangkat ke kantor sang anak masih terlelap tidur dan merajut mimpi mimpi indah, saya sudah bersiap melakukan kewajiban pergi ke kantor hingga saat tiba di rumah, sang buah hati sudah kembali ke peraduannya melanjutkan mimpi indah hari ini...

Terpikir juga kapan kira nya saya bisa puas menikmati waktu terindah bersama istri dan sang buah hati ? ahh..ternyata benar, selalu ada jalan bagi orang yang bekerja keras dan selalu optimis dalam menjalaninya yaitu dengan berupaya agar waktu Sabtu-Minggu diusahakan untuk berda diantara mereka dan melupakan semua urusan pekerjaan untuk sesaat...

Ini adalah harga yang harus saya bayar dengan bekerja berjarak jauh dari rumah dan sebuah kewajaran bagi keluarga kecil yang baru saja memiliki buah hati tercinta dan saya bersyukur hingga sewindu lamanya saya bisa menikmati keduanya hingga saat ini

Tahun ini, di sewindu perayaan pernikahan kami mendapatkan kado terindah yang diwujudkan dengan lahirnya anak laki laki kedua kami, RAFFASYA HAZYA RAZZAN MASSANDRY tepat tiga minggu sebelumnya hari ini. Tidak dapat dibayangkankan betapa indahnya waktu di sewindu pernikahan kami tahun ini dengan hadirnya si buah hati kecil kami.

Satu lagi...di hari yang indah ini juga merupakan perayaan ke 65 tahun usia ayahanda kami, semoga dengan bertambahnya usia makin di berikan rejeki yang berlipat dan juga di berikan umur panjang..amien

Dan terakhir di hari ini, sewindu pernikahan kami dan juga di hari ulang tahun ayahanda saya ingin mengucapkan rasa syukur terbesar kami kepada ALLAH SWT yang telah senantiasa memberikan petunjuk, rahmat dan hidayahnya bagi keluarga kami dan juga nikmat yang terus menerus bisa kami nikmati hingga saat ini, mudah mudahan apa yang sudah kami raih dan rasakan hingga hari ini bisa juga di nikmati oleh seluruh orang orang yang selalu membimbing kami dan juga mencintai kami sepenuhnya.....amin

Keluarga Andry Prayudhi, Istri serta Farrel dan Razzan

Newer Posts Older Posts Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds