Monday, June 30, 2014

Bacaan Ringan "SEJARAH REKAMAN DI INDONESIA SEJAK AWAL ABAD 20 - PART 1"

http://massandry.blogspot.com
Dunia rekaman di Indonesia berawal dari masuknya gramaphone Colombia buatan Amerika yang diimpor ke Hindia Belanda pada awal abad ke 20. Indonesia mulai memasuki awal perkembangan industri piringan hitam. Pada saat itu orang Belanda harus menunggu kiriman piringan hitam dari Belanda untuk mendengarkan musik-musik yang baru. Namun untuk pengiriman itu membutuhkan waktu yang cukup yang lama sehingga mereka merekam keahlian bermusik pribumi. Orang Indonesia yang dekat dengan orang Belanda sering diperdengarkan lagu-lagu Barat seperti jazz dan klasik sehingga mereka dapat belajar musik.

Keberadaan perusahaan rekaman di Indonesia seperti yang tertulis dalam buku karangan Yapi Tambayong yang berjudul Ensiklopedia Musik jilid 2, menyebutkan bahwa sekitar dekade 1920-an perusahaan rekaman piringan hitam Tio Tek Hoang merupakan perusahaan yang banyak merekam penyanyi-penyanyi sampai perang dunia ke-2 dan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang mendominasi pembuatan piringan hitam ketika itu.

Semua rekaman PH yang diproduksinya selalu dimulai dengan suaranya sendiri sebelum musik terdengar, begitu jarum mengena PH darinya terdengar suaranya yang berkata: “terbikin oleh Tio Tek Hong Batavia”. Perusahaan Tio Tek Hong yang berada di Batavia juga banyak mencetak dan mempublikasikan lagu-lagu keroncong yang dibuat oleh Paul Seeking dan Fred belloni. Jadi berdasarkan atas keterangan yang termuat dalam buku tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas perusahaan rekaman ini telah dijalankan sebelum dekade 1950-an.

Pada tahun 1954 perusahaan rekaman Irama berdiri, disusul Dimita, Remaco di Jakarta dan perusahaan rekaman milik negara Lokananta di Solo. Perusahaan rekaman Irama banyak merekam lagu-lagu dari Orkes Melayu, keroncong, dan penyanyi solo, kemudian dalam perkembangannya Irama merekam lagu-lagu pop. Jejak Irama diikuti oleh perusahaan rekaman Dimita dan Remaco, yang selain memproduksi lagu-lagu keroncong, juga mulai berpaling pada lagu pop. Dimita yang dipimpin Dick Tamimi memproduksi piringan hitam Panbers dan Koes Bersaudara, sebelum kedua grup itu pindah ke Remaco.

Sementara Lokananta tetap memproduksi lagu-lagu daerah dan tradisional. Hingga tahun 1964, perusahaan-perusahaaan yang memproduksi piringan hitam ini tidak mengalami hambatan berarti kecuali pasar yang lambat berkembang. Industri rekaman Indonesia baru memasuki era kaset tahun 1964. Jangkauan pasar kaset yang luas, menyebabkan Remaco juga mulai memproduksi kaset tahun 1967 Yang pertama direkam Irama adalah sebuah quintet yang terdiri dari Dick Abel, Max van Dalm, Van der Capellen, dan Nick Mamahit.

Perusahaan rekaman pertama setelah kemerdekaan Indonesia ini juga memproduksi penyanyi dan grup musik Melayu seperti Hasnah Tahar (Burung Nuri, Khayalan dan Penyair), yang diiringi Orkes Melayu Bukit Siguntang pimpinan A Chalik. Kemudian Munif Bahasuan (Ratapan Anak Tiri), Oslan Husein yang me-rock ‘n roll-kan lagu Bengawan Solo, Kampuang nan Jauh di Mato dengan iringan musik orkes Taruna Ria, Nurseha (Ayam den Lapeh, Laruik Sanjo), serta Mas Yos sendiri yang merekam suara lewat lagu Nasi Uduk.

Sebelum menjadi Koes Bersaudara dan masuk rekaman Dimita tahun 1969, Koes Bersaudara yang terdiri dari Tonny, Yon, Yok, Nomo, Jon pada tahun 1962 merekam lagu-lagunya di Irama. Dengan Remaco-nya, Eugene Timothy merekam suara emas Broery Pesolima, Eddy Silitonga, Ernie Djohan, Tetty Kadi, Lilies Suryani, Ida Royani, Benyamin S, Hetty Koes Endang, Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, grup Empat Nada, Koes Plus, Mercy’s, D’lloyd, Favouriet’s, Panbers, Bimbo, The Pros, The Crabs, serta sederetan nama lainnya. Remaco merupakan perusahaan rekaman pertama di Indonesai yang menggunakan sistem rekaman 8 track. Seperti halnya Irama Record, Remaco setelah beralih kepemilikan lebih tertarik untuk memproduksi musik pop dibandingan dengan musik rock dengan alasan musik rock tidak menjual.

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds