Fakta Dunia "10 DIKTAKTOR PALING GILA - PART 1"
http://massandry.blogspot.com
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan daftar diktaktor paling "gila" dalam 30 tahun terakhir ini, gila dalam artian tidak peduli dengan kemiskinan rakyat yang dipimpinnya dengan terus menerus memeras rakyat dan bahkan tidak segan untuk membunuh lawan politiknya atau orang-orang yang dinilai menentang kepemimpinan mereka. Jadi ada benarnya juga pepatah barat yang mengatakan "Absolute Power Corrupts Absolutely", hal itu benar-benar terjadi di negara yang mereka pimpin.
Nicolae Ceausescu
Nicolae Ceausescu adalah Sekretaris Jendral dari Partai Komunis Romania pada tahun 1965-1989. Lahir dari keluarga petani sederhana pada tahun 1918. Pada usia 11 tahun, ia bekerja pada sebuah pabrik di kota Bucharest dan mulai aktif mengikuti kegiatan kaum sosialis. Di awal tahun 1930-an, ia bergabung dengan gerakan revolusi kelas pekerja. ia sering keluar masuk penjara karena kegiatan pemborantakannya ini. Dan di penjara inilah, ia bertemu dengan Gheorghiu-Dej, pemimpin gerakan komunis Romania yang kemudian berhasil menggulingkan pemerintahan Romania saat itu. Pada tahun 1965, Gheorghiu-Dej ditemukan meninggal mendadak dan memberikan tempat kepada Ceausescu untuk memimpin Romania. Ia mengangkat dirinya sendiri sebagai Raja sehingga memiliki kekuasaan absolut, sangat bertolak belakang dengan aliran komunisme yang dianut partainya, yang tidak mengakui aliran monarki/kerajaan. I menyebut dirinya "The Genius of The Carpathians".
Saat negaranya merasakan kemiskinan akibat hutang luar negeri yang sangat tinggi, dimana rakyat sampai harus antri untuk mendapatkan roti, Ceausescu hidup berlimpah tanpa kekurangan makanan. Ia juga memerintahkan untuk membangun gedung terbesar di dunia untuk parlemen, yang oleh pemerintahan sekarang pun hanya digunakan 30% dari gedung tersebut saking besarnya.Kegilaan lainnya, Ceausescu menuntut semua ilmuwan di Romania untuk menyertakan nama istrinya dalam semua penelitian mereka, padahal istrinya bukan seorang ilmuwan atau yang berpendidikan tinggi, istrinya malah cenderung buta huruf. Ia juga mengklaim anaknya, Nicu telah menerbitkan beberapa penelitian mengenai Fisika Nuklir.
Kediktaktorannya berakhir setelah rakyat melakukan revolusi pada Desember 1989, Ceausescu dan istrinya berusaha melarikan diri namun akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman tembak mati dan merupakan hukuman tembak mati terakhir karena pada tahun 1990 hukuman dengan cara tersebut dilarang oleh pemerintah Romania.
Rafael Trujillo
Rafael Trujillo merupakan diktaktor dari Republik Dominica, salah satu negara di kepulauan Karibia. Ia berkuasa sebagai presiden dari tahun 1930-1938 kemudian berkuasa kembali pada tahun 1932 hingga 1942. Ia merupakan salah satu dari sekian diktaktor yang mengklaim dirinya adalah Tuhan kepada rakyatnya. Ia memerintahkan semua gereja memasang tulisan "God in Heaven, Trujillo on Earth". Ia menyelenggarakan sebuah acara bernilai 30 juta US dollar dengan nama "Fair of Peace and Fraternity of the Free World" dan dalam acara tersebut, ia menunjuk putrinya sebagai Ratu (Queen). Ia juga menunjuk putranya yang berumur 3 tahun sebagai Kolonel. Ia melakukan kampanye untuk istrinya agar terpilih untuk mendapatkan penghargaan Nobel dalam bidang Sastra, meskipun istrinya buta huruf. Ia mengeluarkan aturan semua plat mobil harus bertuliskan "Viva Trujillo" dan yang tak kalah gilanya, ia mempromosikan putranya yang masih sangat muda menjadi seorang Jendral.
Salah satu kebijakannya yang terkenal adalah "open door policy", kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan pengungsi Yahudi dari Eropa, pengungsi Jepang dan Spanyol. Dengan kebijakan tersebut sebetulnya ia juga mengembangkan kebijakan unik mengenai rasisme di negaranya, yang dikenal dengan "antihaitinismo (anti haiti)", targetnya adalah menghabisi orang-orang Haiti berkulit hitam, termasuk juga rakyat Dominica yang berkulit lebih gelap. Pada tahun 1937, ia memerintahkan untuk menyerang perbatasan Haiti dan membunuh lebih dari 10 ribu rakyat Haiti yang mencoba melarikan diri. Jumlah korban secara pasti sampai saat ini tidak dapat dipastikan, diperkirakan 20 ribu sampai dengan 30 ribu orang. Penyerangan ini disebut dengan Pembantaian Parsley.
Kediktatorannya berakhir ketika ia dibunuh pada 30 Mei 1961 oleh sekumpulan orang yang berjumlah 11 orang, yang menurut penelusuran diotaki oleh CIA, Amerika Serikat, meskipun tentunya disanggah oleh pihak CIA.
Idi Amin
Idi Amin adalah diktaktor dari Uganda, Afrika yang berkuasa pada tahun 1971-1979. Ia memulai karir politiknya ketika ia bergabung dengan King's African Rifles (KAR), tentara koloni Inggris di Afrika. Ia menggulingkan Perdana Mentri Milton Obote dengan tuduhan korupsi, ia bersama tentara yang pro kepadanya menyegel Bandara Udara Enttebe ketika sang Perdana Mentri menghadiri kongres Commonwealth di Singapura.
Seminggu setelah kudeta yang dilakukannya, Amin mengangkat dirinya sendiri sebagai Presiden Uganda. Tidak hanya berhenti disitu, ia juga menunjuk dirinya sendiri sebagai Kepala Komando Tentara Uganda. Ia menempatkan hukum dan pengadilan militer diatas segala-galanya. Amin membersihkan pasukan tentaranya dari pendukung Obote dengan melakukan pembunuhan terhadap mereka tanpa ampun, korban terus jatuh tidak terbatas pada pendukung Obote saja, namun meluas kepada orang-orang yang dia anggap sebagai pembangkang atau musuhnya, mulai dari pemimpin agama, senior politisi, hakim, pengacara bahkan artis atau homoseksual dengan motif yang semakin tidak jelas (motif jiwa kriminal yang dimilikinya dan sekedar keinginan untuk menghabisi orang-orang tertentu). Salah satu kegilaan yang sering diberitakan adalah kebiasaannya memakan daging musuhnya atau yang membangkang terhadap dirinya, terkadang ia berikan sebagai makanan untuk buaya peliharaannya.
Ia membuat berbagai slogan untuk dirinya sendiri, mulai dari "Penguasa Kerajaan Inggris", "Presiden Seumur Hidup" dan lain sebagainya. Ia melarang orang Asia datang ke Uganda hanya karena seorang wanita dari keluarga penting di Asia menolak untuk dinikahi. Ia mengklaim dirinya sebagai Raja Skotlandia yang tidak bermahkota dan menulis surat cinta untuk Ratu Elizabeth II. Media massa internasional seringkali menyebutnya dengan diktaktor eksentrik karena berbagai perkataan dan perbuatannya yang tergolong "gila".
Kediktaktorannya berakhir ketika ia melarikan diri dari serangan balasan Tanzania ke Lybia, negara yang dimpimpin sekutunya, Khadafi. Dan kemudian menghabiskan sisa hidupnya dalam pengasingan di Saudi Arabia ditemani salah satu istrinya hingga meninggal dan dikuburkan di kota Jeddah, Saudi Arabia.
Muammar Qaddafi
Muammar Qaddafi adalah diktaktor Libya yang mulai berkuasa pada tahun 1969 setelah berhasil merebut kekuasaan dari Raja Idris di tahun yang sama. Ia memulai karir politiknya dengan bergabung dengan akademi militer Libya pada tahun 1961 dan mendapatkan traning militer lanjutan di suatu tempat di negara Inggris.
Selama pemerintahannya Qaddafi menutup semua akses komunikasi dengan dunia barat, komunikasi politik dengan negara-negara barat akan diganjar hukuman 3 tahun penjara. Bahasa Inggris dan Perancis dikeluarkan dari kurikulum sekolah sehingga hampir semua rakyatnya tidak dapat berkomunikasi selain dengan bahasa Arab. Qaddafi telah melakukan banyak pembunuhan di luar negaranya, ia membunuh seorang mahasiswa asal Lybia yang bersekolah di Colorado State University, Amerika dan menembaki orang Lybia yang sedang mencari perlindungan di London sehingga akhirnya Inggris memutuskan hubungan diplomatik dengan negaranya.Ia juga pernah membicarakan tentang rencana pembunuhan terhadap Presiden Amerika, Ronald Reagan yang mengakibatkan penolakan paspor Lybia masuk ke Amerika.
Yang paling kontroversial dari Qaddafi adalah pasukan bodyguard-nya yang semuanya adalah wanita perawan, yang dilatih secara militer dan disiapkan untuk berani mati melindungi sang presiden. Ia pernah memberikan pidato di Italia, dimana semua hadirinnya adalah wanita dan menjelaskan mengapa negara-negara Eropa harusnya membayar dia 5 trilyun euro. Ia juga pernah berpidato dalam sidang PBB selama hampir 2 jam dan salah satu hal gila yang disampaikan adalah dukungannya terhadap para bajak laut Somalia yang terkenal sadis. Qaddafi mengklaim bahwa Israel-lah yang bertanggung jawab terhadap pembunuhan JFK, juga menyebut Barrack Obama, "My Son".
Kediktaktorannya baru saja berakhir di bulan April 2011, setelah rakyat Lybia melakukan revolusi dan mengusir Qaddafi dari istananya.
Yahya Jammeh
Yahya Jammeh adalah Presiden Gambia, sebuah negara kecil di Afrika Barat. Jammeh menggantikan Jawara, presiden yang telah memimpin Gambia sebelumnya selama hampir 30 tahun, yang diturunkan melalui kudeta pada tahun 1994. Jammeh naik ke kursi kepresidenan setelah memenangkan pemilihan umum secara mutlak pada tahun 1996 dan terpilih kembali pada tahun 2001. Pada tahun 2006 sempat diberitakan ada usaha untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan Jammeh, dipimpin oleh Kolonel Ndure Cham namun berhasil digagalkan. Mereka yang terlibat dalam aksi ini berhasil ditangkap dan dihukum, empat orang diantaranya diganjar hukuman penjara seumur hidup. Jammeh kemudian terpilih kembali menjadi presiden pada tahun 2006.
Selama pemerintahannya, ia banyak mengeluarkan aturan, salah satunya adalah larangan terhadap kaum homoseksual yang akan mengakibatkan hukuman penggal kepala bagi siapapun yang diketahui memiliki hubungan sesama jenis, sempat diberitakan terjadi pembunuhan terhadap seluruh kaum homo di negaranya dan ia juga memberikan ultimatum bagi mereka untuk segera meninggalkan Gambia. Pada tahun 2007, ia mengklaim dirinya menemukan obat herbal untuk penyakit AIDS dan asma dan pasien yang menggunakan obat temuannya mengalami peningkatan kondisi kesehatan. Ia juga pernah mengatakan bahwa Gambia memegang peranan penting dalam indutri penerbangan dunia karena penerbangan Atlantik pertama dan penerbangan pertama dari Eropa Timur mendarat di Gambia, selain itu ia mengatakan bahwa awalnya Gambia adalah negara terbesar di Afrika namun pemerintahan Inggris mengubahnya menjadi negara kecil dan menjual sebagian besar negara tersebut kepada Perancis.
Selama pemerintahannya, kebebasan jurnalistik ditekan, hal ini dibuktikan dengan kasus pembunuhan atas Deyda Hydara, editor dari tabloid The Point yang tidak pernah terpecahkan. Ia memaksa para wartawan untuk mengikuti perintah pemerintahan, ia mengatakan radio dan televisi terlalu banyak bicara di negaranya. Pada tahun 2006, Ebrima Manneh, seorang wartawan yang berusaha memberitakan siaran BBC yang mengkritisi, ditangkap dan dipenjarakan atas perinta Jammeh.
Malangnya untuk rakyat Gambia, sampai saat ini, Jammeh masih berkuasa di negara tersebut.