Fakta Dunia "10 DIKTAKTOR PALING GILA - PART 2"
http://massandry.blogspot.com
Francisco Macias Nguema
Francisco Macias Nguema adalah Presiden Guinea Ekuatorial, sebuah negara kecil di Afrika Tengah dengan pendapatan kapita yang cukup besar namun tidak terdistribusi dengan rata karena 70% dari rakyatnya masih hidup dibawah garis kemiskinan. Francisco Macias Nguema memimpin negara tersebut dari tahun 1968-1979, sebelumnya ia menjabat sebagai gubernur dari kota Mongomo. Selama pemerintahannya, banyak diberitakan pembunuhan atas lawan politiknya serta pelarangan penggunaan bahasa Spanyol (negara ini sebelumnya merupakan koloni Spanyol).
Sepertiga dari rakyatnya diberitakan melarikan diri ke negara lain selama pemerintahannya. Banyak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Francisco Macias Nguema, diantaranya menutup semua rumah sakit yang ada berkaitan dengan titel dirinya "Keturunan Dokter Penyihir (Dukun)". Ia melarang penggunaan kata "intelektual" dan melarang orang untuk memancing. Ia mengubah moto negaranya menjadi "Tidak ada Tuhan selain Macias Nguema". Ia juga memerintahkan pembunuhan terhadap Kepala Bank di negaranya serta menyembunyikan seluruh uang negara di rumahnya. Pada hari Natal tahun 1975 ia memerintahkan pembunuhan terhadap 150 lawan politiknya di lapangan sepak bola sambil memutar lagu Mary Hopkins yang berjudul "Those Were the Days".
Ia mengubah undang-undang di negaranya dan menjadikan dirinya sebagai sumber dari seluruh hukum yang ada. Ia mendeklarasikan dirinya sebagai raja seumur hidup. Ia mengeluarkan undang undang baru antara lain, hukuman mati akan diberikan kepada mereka yang dianggap mengancam presiden ataupun pemerintahan, menghina atau melawan pemerintah akan dihukum 30 tahun penjara.
Keditaktorannya berakhir saat keponakannya, Teodoro Obiang Nguema, melakukan kudeta pada bulan Agustus 1979, sang paman melarikan diri bersama pasukan setianya namun berhasil ditangkap di hutan dan dilakukan sidang militer atas dirinya dan diputuskan hukuman tembak mati, yang disebut "101 times" (101 kali penembakan dilakukan sebagai hukuman), 2 orang dari tim pembelanya di persidangan dijatuhi hukuman penjara 30 tahun. Sampai saat ini negara Guinea Ekuatorial yang malang ini masih dipimpin oleh keponakan ditaktor yang bahkan "sedikit" lebih gila daripada pamannya.
Saparmurat Niyazov
Saparmurat Niyazov adalah presiden seumur hidup dari Turkmenistan, sebuah negara di Asia tengah. Niyazov memulai karir politiknya ketika menjadi sekretaris pertama dari Partai Komunis Turkmenistan. Segera setelah negara ini lepas dari Uni Soviet pada tahun 1991, ia memimpin hingga ia meninggal pada tahun 2006 lalu. Ia menamai dirinya sendiri Turkmenbashi, yang artinya "Pemimpin Rakyat Turki". Media luar mengkritiknya sebagai salah satu ditaktor yang paling korup dan represif, sebuah lembaga hak asasi di London pernah memberitakan kekayaan yang dimiliki Niyazov dalam bentuk valuta asing diduga lebih dari 3 juta dolar Amerika tersimpan di bank-bank Belanda dan Jerman.
Salah satu kegilaan sang presiden yang terkenal adalah menamai bulan di kalender dengan namanya dan nama keluarganya. Ia melarang penggunaan rekaman lagu maupun musik dengan alasan akan merusak perkembangan seni musik, ia melarang anjing berkeliaran di Ashgabat, ibukota negara Turkmenistan karena baunya yang tidak enak. Ia memerintahkan pembangunan ring es skating agar mereka yang hidup di gurun dapat belajar dan dapat melakukan es skating. Setelah dirinya berhenti merokok pada tahun 1997 akibat operasi jantung yang dilakukan, ia memberlakukan pelarangan merokok di seluruh tempat umum, termasuk larangan mengunyah tembakau (menyirih) di seluruh kawasan negaranya. Ia juga melakukan pelarangan atas opera, balet dan sirkus di tahun 2001. Seluruh reporter dan pembawa berita wanita di televisi tidak diperbolehkan menggunakan make up karena menurutnya, seluruh wanita di negaranya sudah cantik tanpa make up.
Pada tahun 2004 beredar leaflet di Ashgabat yang berisi ajakan penggulingan dan sidang terhadap Niyazov, para pejabat tidak berhasil menghentikan kampanye tersebut sehingga Niyazov memecat Perdana Menteri Internal dan Direktur Kepolisian melalui siaran televisi nasional. Setelah itu, ia memerintahkan pemasangan kamera pengawas (CCTV) di jalan-jalan utama ibukota negara.
Keditaktorannya berakhir pada bulan Desember 2006, televisi nasional mengumumkan kematian sang presiden akibat serangan jantung. Ia dimakamkan di makam keluarga yang telah disiapkan di kota kelahirannya, sekitar 7 km dari ibukota negara.
Francois Duvalier
Francois Duvalier atau dikenal dengan nama Papa Doc adalah presiden seumur hidup yang berkuasa di Haiti dari tahun 1957-1971. Ia berhasil memenangkan pemilu pada tahun 1956 melawan Louis Déjoie, dengan mengusung kerakyatan Afro-Haiti karena lawan politiknya merupakan keturunan campuran.
Setelah diambil sumpah kepresidenan pada bulan Oktober 1957, ia melakukan penyesuaian terhadap undang-undang. Salah satunya adalah UU yang melarang pemilihan kembali presiden yang berkuasa, ia ubah sehingga ia dapat terpilih kembali menjadi presiden bahkan menjadi kandidat tunggal. Ia pernah mengalami serangan jantung, yang mengakibatkannya harus beristirahat total sehingga ia menyerahkan pemerintahannya sementara kepada Clement Barbot, kepala grup paramiliter. Setelah pulih, ia menuduh Barbot berusaha untuk mengambil alih kuasa dari dirinya. Saat Barbot berusaha menggulingkan dirinya, ia memerintahkan pencarian besar-besaran atas diri Barbot namun Barbot tidak dapat ditemukan. Duvalier percaya bahwa Barbot telah berubah menjadi anjing hitam sehingga ia memerintahkan pembunuhan atas semua anjing hitam di Haiti. Ketika akhirnya Barbot dapat ditemukan dan di tembak mati, Duvalier menyimpan kepalanya untuk Voodoo.
Selama pemerintahannya, ia sering menyalahgunakan bantuan luar negeri dengan menyimpannya dalam rekening bank pribadi, melakukan penekanan terhadap kaum elit keturunan campuran, mendominasi bisnis-bisnis negara untuk memperkaya diri sendiri dan pendukungnya. Para profesional seperti dokter, guru, ilmuwan banyak yang melarikan diri dari Haiti sehingga negara tersebut mengalami kekurangan atas tenaga dokter dan guru sehingga kondisi negara tersebut sering disebut "brain drain" (pengeringan otak/intelektual). Pertanian dikuasai oleh kaum militer, rakyat yang dipekerjakan untuk mengolah lahan pertanian tidak dibayar sehingga tingkat kejahatan di Haiti tergolong tinggi karena rakyat banyak mengalami kelaparan dan malnutrisi.
Keditaktorannya berakhir setelah sang presiden meninggal dunia diawal tahun 1971 dan digantikan oleh putranya, Jean-Claude Duvalier, yang disebut juga dengan Baby Doc.
Mobutu Sese Seko
Mobutu Sese Seko adalah presiden dari negara Zaire, yang sekarang menjadi Republik Kongo, negara terbesar ketiga yang terletak di Afrika Tengah. Seko berkuasa di negara tersebut mulai tahun 1965 hingga 1997. Setelah mendapatkan kemerdekaannya, negara Kongo mengalami krisis akibat perebutan kekuasaan yang akhirnya dimenangkan oleh Perdana Mentri Lumumba. Lumumba menunjuk Seko untuk menjadi Kepala Staf Tentara dan ini merupakan langkah awal Seko menguasai Kongo.
Selama pemerintahannya, ia melarang penggunaan nama-nama Eropa, ia memperingatkan para pendeta untuk tidak membaptis anak-anak Kongo dengan nama Eropa, bagi yang tertangkap melakukan akan dihukum 5 tahun penjara. Ia menamai dirinya, yang jika dialih-bahasakan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "Prajurit yang sangat berkuasa dan karena ketahanan dan fleksibilitasnya akan selalu menang, akan selalu menaklukan dan meninggalkan api dalam kehadirannya". Kekayaannya diperkirakan mencapai 5 juta dolar Amerika tersimpan di bank-bank di negara Swiss, kekayaan ini hampir sebesar hutang luar negeri negaranya saat itu. Kondisi rakyat mengalami kelaparan, fasilitas umum tidak terawat sementara sang presiden hidup mewah berpindah-pindah di beberapa istana yang dibangunnya. Ia menuntut penanyangan berita sore diawali dengan gambar dirinya yang turun melalui awan dari surga. Ia juga melarang media menyebutkan nama seseorang dengan sebutan nama mereka masing-masing, kecuali untuk nama dirinya sendiri. Ia melarang topi yang terbuat dari kulit macan atau bercorak kulit macan kecuali topi untuk dirinya sendiri.
Keditaktorannya berakhir setelah pemerintahannya digulingkan saat Perang Kongo pertama terjadi di tahun 1996. Ia kemudian diasingkan di Togo namun lebih sering menghabiskan waktunya di Maroko. Ia meninggal pada bulan September 1997 akibat kanker prostat dan dimakamkan di kota Rabat, Maroko.
Kim Jong-Il
Kim Jong-Il mulai memimpin setelah kematian Kim Il Sung, sang ayah dan pemimpin Korea Utara saat itu, pada bulan Juli 1994 akibat serangan jantung. Kim Jong Il membutuhkan waktu kurang lebih 3 tahun untuk mengonsolidasikan pemerintahan dibawah kekuasaannya. Bersama dengan ayahnya, ia dipuji dan disebut sebagai "Pencipta Alam Semesta". Dalam pidatonya, ia selalu menyebut dirinya sebagai "Dear Father" bukan "Dear Leader".
Dalam melakukan perjalanan, ia selalu ditemani "pleasure squad" (pasukan kesenangan/kenikmatan), yang semua anggota adalah wanita muda. Ia dianggap memiliki kekuatan supernatural sejak lahir. Ia mengklaim bahwa Korea Utara merupakan negara yang paling demokratis, bebas dan terhormat di bumi. Ia juga mengklaim dirinya sebagai penemu hamburger dan merupakan pegolf paling legendaris yang pernah ada di dunia. Ia membangun kota di perbatasan Korea Utara dan Selatan hanya untuk mengelabui orang-orang Korea Selatan agar menyeberang ke negaranya. Ia berusaha menyingkirkan orang-orang yang bertubuh pendek dari Pyongyang, ibukota negara hanya karena ia kesal dengan tinggi badannya. Anak-anak sekolah diajarkan bahwa sang presiden tidak pernah buang air besar. Dan puncak kegilaannya adalah ketika ia memerintahkan penculikan atas dua orang sutradara untuk membuat remake dari fim Godzilla, dengan versi komunis. Ia selalu mengklaim Korea utara sebagai surga dimana orang tidak pernah mengalami kemiskinan dan semua orang hidup bahagia. Padahal dalam kenyataan banyak rakyatnya menderita dan hampir semuanya bekerja di lahan pertanian milik pemerintah.
Pada tahun 2008 Kim mengalami penurunan kesehatan dan banyak rumor beredar mengenai kesehatan Kim yang menurun ini, berbagai spekulasi penyakit, mulai dari stroke, jantung, hingga kanker diberitakan oleh media namun selalu dibantah oleh pemerintahannya. Hingga pada tahun 2010, wikileaks mengeluarkan dokumen mengenai penyakit yang diderita oleh sang presiden, yaitu epilepsi.
Malang bagi rakyat Korea Utara sampai saat ini, sang presiden masih berkuasa dan kegilaannya masih barus berlanjut