Bacaan Ringan "PI'I JAWARA PASAR SENEN"
http://massandry.blogspot.com
Siapa tak kenal Pasar Senen? Kawasan ini sudah masyhur sejak abad ke 17, tepatnya sejak Pasar Senen didirikan oleh Justinus Vinck pada 1733. Sejak saat itu Pasar Senen menjadi pusat perekonomian warga Jakarta. Tidak hanya itu, Senen juga cukup lekat dengan premanisme.
Kelompok yang paling melegenda sebagai “penguasa” Senen adalah Cobra pimpinan Imam Syafe’i atau lebih dikenal dengan Bang Pi’i. Pria kelahiran Jalan Bangka, Kebayoran Baru ini sejak kecil memang sudah menghuni kawasan Senen. Bahkan, di usianya yang baru menginjak lima tahun, dia sudah yatim dan harus mencari nafkah untuk menopang kehidupan adik-adiknya.
Ketika menginjak usia 15 tahun, Bang Pi’i mulai mengorganisir preman-preman dan penjambret di kawasan tersebut. Dia pun terjun langsung ke lapangan untuk meminta iuran kepada para pedagang kali lima, tukang becak, kuli, dan lainnya agar para anak buahnya tidak membuat keributan yang dapat mengganggu aktivitas jual beli di pasar.
Sejak saat itu, nama Bang Pi’i mulai tersohor sebagai sosok preman paling ditakuti. Bagaimana tidak, aparat pun dia lawan tanpa kompromi.
Namun, dibalik sosok bengisnya, ketinggian ilmunya yang tertandingi, Bang Pi’i memiliki sisi ‘Jagoan Senen’ yang memberi dampak baik bagi pedagang, kuli, tukang becak, dan lainnya. Dia menggagas pendirian sebuah perkumpulan, dimana para pedagang bisa memberikan iuran uang keamanan agar tidak diganggu oleh preman lain.
Pada Juni 1945, Bang Pi’i membentuk Oesaha Pemoeda Indonesia yang berhasil menculik serdadu-serdadu Jepang. Dia juga memimpin sebuah laskar yang merupakan bagian dari Barisan Bambu Runcing yang aktif dalam pertempuran melawan kolonial Belanda.
Insaf sebagai preman, pria kelahiran 1923 ini juga sempat terjun ke dunia politik. Karakternya yang pandai memimpin dan penuh keberanian ini menjadikannya sebagai Kapten TNI pada masanya. Dalam kabinet seratus menteri, Bang Pi’i diangkat Presiden Soekarno sebagai Menteri Urusan Keamanan yang mengurusi masalah kemanan di Jakarta.
Sang ‘Jagoan Senen’ ini wafat pada tahun 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto karena sakit.