Bacaan Ringan "APA MAKSUD NASKAH PSEUDO MESIR KUNO ?"
Dengan menggunakan skrip Hieratika, para pekerja Mesir kuno mengembangkan sistem penanda mereka sendiri. Kerajaan Baru Mesir Kuno (sekitar 1150 – 1070 SM) secara khusus memberikan banyak contoh penandaan-penandaan ini. Walaupun Hieratika telah dapat dibaca, sistem tanda ini masih misteri.
Dalam upaya memahami lebih jauh tentang tanda-tanda ini, Egyptolog Dr Ben Haring dari Universitas Leiden, melakukan riset ini secara detail.
Pekerja Makam
Pada proyek risetnya, Simbolisasi Identitas; penanda identitas dan hubungannya dengan tulisan di Kerajaan Baru Mesir Kuno, Dr Haring memokuskan diri pada penandaan-penandaan para pekerja yang tinggal di tempat tersebut saat pembangunan makam raja selama Kerajaan Baru. Dengan menganalisis sistem yang terdokumentasi secara khusus tersebut, penandaan dapat dipelajari dalam konteks data tekstual dan data arkeologis yang kaya.
Pada proyek risetnya, Simbolisasi Identitas; penanda identitas dan hubungannya dengan tulisan di Kerajaan Baru Mesir Kuno, Dr Haring memokuskan diri pada penandaan-penandaan para pekerja yang tinggal di tempat tersebut saat pembangunan makam raja selama Kerajaan Baru. Dengan menganalisis sistem yang terdokumentasi secara khusus tersebut, penandaan dapat dipelajari dalam konteks data tekstual dan data arkeologis yang kaya.
Dr Haring mengungkapkan, “Para pekerja biasa menggunakan penanda-penanda itu untuk mengidentifikasikan diri mereka. Penandaan-penandaan itu ditemukan pada barang milik mereka dan dalam grafiti yang mereka buat di tempat tinggal dan tempat bekerja mereka. Mereka juga menggunakan penanda tersebut untuk membuat daftar administratif dan catatan pada ostraca, atau potongan tembikar dan batu, ratusan benda itu telah ditemukan.”
Kumpulan tanda dalam kolom dan lajur tersebut mengartikan bahwa penandaan steno telah menjadi sistem tulisan , yang sebenarnya, sebuah skrip pseudo.
Fungsi dan pertukaran
Tulisan Hieratika tidak menyebabkan hilangnya sistem piktograf, selaras dengan penanda-penanda non-tekstual yang menunjukkan kepemilikan, tanggungjawab atau produksi oleh kelompok masyarakat atau oleh individu. Pada masyarakat melek-baca, sistem penandaan sangat dipengaruhi oleh tulisan, pun pada tingkat rangkaian penanda itu tampak seperti catatan tertulis. Namun, penandaan-penandaan tersebut tidak ditulis dalam pengertian yang benar (yakni linguistik). Riset tersebut memokuskan pada hubungan antara penandaan identitas dan tulisan.
Tulisan Hieratika tidak menyebabkan hilangnya sistem piktograf, selaras dengan penanda-penanda non-tekstual yang menunjukkan kepemilikan, tanggungjawab atau produksi oleh kelompok masyarakat atau oleh individu. Pada masyarakat melek-baca, sistem penandaan sangat dipengaruhi oleh tulisan, pun pada tingkat rangkaian penanda itu tampak seperti catatan tertulis. Namun, penandaan-penandaan tersebut tidak ditulis dalam pengertian yang benar (yakni linguistik). Riset tersebut memokuskan pada hubungan antara penandaan identitas dan tulisan.
•Apa sebenarnya yang terungkap dari penandaan identitas tersebut?
•Bagaimana interaksi antara penandaan ini dengan tulisan yang yang ada?
•Apakah ada pembagian fungsi dalam penggunaan dua fenomena tersebut?
Deir3 Mengurai Naskah Pseudo di Mesir Kuno
Riset ini terdiri dari dua bagian-proyek yang akan diangkat oleh para periset doktoral. Satu dari bagian proyek ini akan berkonsentrasi pada sifat penanda itu sendiri, yang lainnya tentang fungsi dan sejarah penanda –termasuk sejarah sosial – dari sistem penandaan pada masyarakat pekerja tersebut.
Penggunaan intensif dari penandaan-penandaan tersebut, sering dihubungkan dengan buta-huruf, luar biasa karena para pekerja ternyata merupakan orang yang berpendidikan tinggi. Ini dibuktikan dengan ribuan oscraca dan papirus dari Deir el –Medina dan daerah sekitarnya.
“Penanda-penanda tersebut tertutup oleh skirp kursif administratif yang biasa digunakan, yakni Hieratika. Sifat berpendidikan tinggi masyarakat tersebut tampak tidak untuk menggantikan penggunaan logo untuk tujuan praktis, tetapi sekedar mengstimulasinya,” ungkap Dr Haring.
Ambisi lebih besar
Menurut Dr. Haring, ambisinya terentang lebih dari ini, “Sintesis bagian-bagian proyek akan menghasilkan sebuah model yang dapat menjadi dasar studi sistem simbolik yang sama, di Mesir dan di luar bidang ini.”