Wednesday, December 7, 2011

Kisah Jakarta "ASAL USUL WARTEG WARMO"

http://massandry.blogspot.com
CIKAL BAKAL WARTEG DI JAKARTA

Rawa-rawa dan persawahan masih banyak sampai dengan tahun 1962. Kalo Anda pernah melancong ke Tebet dan mengetahui ada hutan kota Tebet yang terletak di Tebet Timur, dahulu lokasi itu adalah persawahan. Dari hutan kota Tebet sampai dengan pasar darurat yang menuju ke arah Tebet Utara, semuanya masih sawah.

Di ujung pasar darurat, persis di pojok perlintasan antara Tebet Utara, Tebet Barat, dan Tebet Timur, ada sebuah warung yang sampai sekarang masih ngetop, yakni warung makan bernama Warmo. Kata ‘Warmo’ sebenarnya kependekatan dari Warung Mojok. Seperti yang saya sudah jelaskan, maksud ‘warung mojok’ ya karena warungnya memang lokasinya di pojok jalan.

Seperti juga warung-warung makan lain, Warmo juga menjual makanan rumahan ala warung Tegal biasa. Barangkali yang membedakan, kalo kebetulan makan di situ dan beruntung, Anda bisa bertemu dengan sejumlah artis ibukota. Maklumlah, dahulu warung ini seringkali menjadi tempat gaul para artis ibukota, yang sebagaian besar berdomisili di kawasan Tebet dan sekitarnya. Hingga sekarang, sekelompok artis itu sesekali masih sering mangkal di Warung ini. Yang istimewa lagi, warung berukuran 10x7 m2 ini buka 24 jam non-stop.

Warmo (kanan), tempat nongkrong para artis yang kebetulan sempat tinggal di Tebet. Jalan di sebelah kiri itu merupakan jalan menuju ke Tebet Timur Dalam, dimana di lokasi itu terdapat Hutan Kota Tebet. Jalan ini bisa nembus sampai ke jalan MT Haryono.

Warmo termasuk salah satu pelopor warung tegal di Jakarta. Warteg ini didirikan Darsyid dan adiknya, Tumuh. Kedua pria ini berasal kota pesisir, Tegal, Jawa Tengah. Mereka merantau ke Jakarta pada tahun 1955. Di Jakarta, Darsyid berganti-ganti pekerjaan. Awalnya ia menjadi jadi pembantu rumah tangga. Lalu ia pernah berjualan es podeng. Setelah menikah dengan wanita sekampungnya, Tarina, pada tahun 1970, Darsyid nekad membuka warung nasi.

“Waktu ada uang saya mikir, daripada dibeliin radio lebih baik buka warung nasi,” kata Darsyid.
Di tahun 1970-an belum ada nama brand bernama ‘warteg’ atau warung tegal di Jakarta. Dulu namanya masih warung nasi saja. Suatu ketika masih di tahun 1970-an, Darsyid mengajak rekan anggota arisan pengusaha warung nasi asal Tegal untuk mengubah nama warung-warung mereka menjadi warung Tegal. Usulan tersebut kemudian disepakati. Inilah cikal bakal kata ‘warteg’.

Sebelum menetap di Tebet, Darsyid dan Tumuh membuka warteg di pinggir gang Kober, Jatinegara, Jakarta Timur. Namun wartegnya digusur, karena pelebaran gang menjadi jalan besar. Ia kemudian pindah ke Tebet. Ia mendirikan warteg dengan bilik bambu di atas tanah negara di tempat yang bertahan hingga kini.

Awalnya Darsyid menamai warungnya dengan warteg. Namun Raja Dangdut Rhoma Irama, yang kebetulan sempat tinggal di jalan Gudang Peluru yang tidak jauh dari Tebet, memberi nama Warmo. Warmo singkatan dari warung mojok. Nama itu dipilih karena lokasinya di pojokan. Kebetulan juga salah seorang karyawan Darsyid bernama Warmo. Karena Darsyid sering memanggilnya, nama Warmo menjadi akrab di telinga pelanggan. Bahkan nama itu lebih terkenal daripada namanya pemiliknya, Darsyid dan Tumuh.

Anak muda seperti Rhoma Irama tadi lebih suka menyebutnya Warmo daripada warteg. Darsyid pun terpaksa mengubah nama warungnya menjadi Warmo. Kini namanya Warteg Warmo Jadi Mulya.

Oh iya, entah benar atau tidak, ada yang bilang kalo makan di Warmo jangan dibawa pulang. Kalo dibawa pulang, makanannya jadi tidak sedap lagi. Mending makan di tempat. Kenapa? Konon menurut kabar, ada 'jimat' yang diletakkan di salah satu sudut warung itu, dimana 'jimat' itu mensyaratkan makanan cuma enak kalo makan di situ. Biasalah, di warteg mana pun pasti ada hal-hal yang dimiliki oleh si pemilik. Kalo bukan centong nasinya yang harus centong tertentu yang sudah dibacakan oleh 'dukun' atau yang paling banyak huruf Arab yang biasanya diambil dari petikan dari Al-Qur'an yang diletakkan di atas pintu masuk warteg. Kutipan Al-Qur'an itu membungkus beberapa butir biji padi.

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds