Saturday, July 11, 2020

Tokoh Islami "HABIB ABDUL QADIR BIN AHMAD ASSEGAF - AL ALLAMAH AL ARIFBILLAH HABIB ABDUL QADIR BIN AHMAD ASSEGAF - MAWLA TUBAN PART 1"

http://massandry.blogspot.com
Habib Abdul Qadir bin Alwi Assegaf lahir di Seiyun, Hadramaut, pada tahun 1241 H / kurang lebih 1821 M. seperti halnya Ulama besar yang lain, sejak kecil beliau juga dididik keluarganya. Dalam hal ini, beliau dididik secara khusus oleh pamannya, Habib Abdurrahman bin Ali Assegaf yang sering mengajak silaturrahim kepada para Ulama besar atau menziarahi makam para awliya yang jaraknya cukup jauh dari Seiwun. Ketika berziarah ke makam Syekh Umar Ba Makhromah, beliau mengalami kejadian yang sangat menakjubkan. Pada saat beliau berada dalam kubah makam, tiba-tiba tampak Syekh Umar bangun dari kuburnya, lalu bercakap-cakap dengan Habib Abdul Qadir, yang dalam keadaan yaqadzah alias terjaga, bukan mimpi.

Sejak muda pergaulannya dengan para ulama besar. Ketika masih remaja, misalnya beliau bersahabat karib dengan ulama besar yang di belakang hari sangat termasyhur di seluruh Dunia Islam, yaitu Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, penyusun Maulid Simtud Duror. Beliau juga akrab dengan para ulama lain, seperti Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi ( Surabaya ) dan Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdlar ( Bondowoso ).

Keakraban Habib Abdul Qadir dengan Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi ( Surabaya ) punya kisah tersendiri. Adalah Habib Abdul Qadir yang mampu menyadarkan Habib Muhammad yang sering kali tak bisa menguasai diri ketika mengalami Hal ( keadaan luar biasa yang dating dari Allah swt ). Dalam keadaan seperti itulah Habib Muhammad disadarkan oleh Habib Abdul Qadir. Sejak itulah persahabatan Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi dan Habib Abdul qadir semakin erat. Saking akrabnya dan karena mengagumi sahabatnya itu, Habib Muhammad mengungkannya dalam sebuah syair :
Wahai malam yang penuh cahaya
Seemua permohonan telah terkabul
Aku dating ke Tuban di awal bulan
Putra Alwi yang kucintai
Kelezatannya tiada banding
Dialah pintu masuk dan keluar.

Menurut beberapa ulama dan Habib sepuh, semasa hidupnya almarhum dikenal sebagai pribadi yang ramah tamah, murah senyum dan dermawan. Tidak mengherankan jika para Habib, Ulama dan Awliya di zamannya menghormati dan memujinya. Di antaranya Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Aththas ( Pekalongan ) dan Habib Abdullah bin Muhsin Al-Aththas ( Habib Empang, Bogor ). Mereka sering bersilaturrahim ke rumah Habib Abdul Qadir. Begitu kagumnya, hingga Habib Empang menulis syair khusus ditujukan kepada beliau dan menjulukinya sebagai "angin segar". Salah satu baris dalam syairnya berbunyi : 
Telah bertiup angina segar dari Tuban………..

Karomah Habib Abdul Qadir.
Habib Abdul qadir juga termasyhur karena karomahnya. Suatu hari, saat ia dalam perjalanan pulang dari ibadah haji, lantai kapal berlubang, sehingga air laut menerobos masuk dengan deras. Rombongan jamaah haji pun panic, dan segera mengurasnya. Celakanya, air bukan semakin habis, tapi semakin banyak, hingga kapal hamper tenggelam. Para jamaah dan penumpang lain bingung, kalang kabut dan menangis karena putus asa.

Melihat hal itu, Habib Abdul Qadir segera masuk ke dalam bagasi kapal. Setelah menutup pintu, beliau berdoa' kepada Allah swt sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Tiba-tiba datanglah empat lelaki di hadapannya. Salah seorang di antaranya menepuk punggungnya sambil berkata :

" Hai Abdul Qadir, Aku Umar Muhdlar. Dan ini kakekmu, Alwi bin Ali bin Al-Faqih Muqaddam. Itu kakekmu Abdurrahman Assegaf dan itu Syekh Abu Bakar bin Salim."
Setelah itu lelaki tersebut menyuruh Habib Abdul Qadir menguras air, dan tak lama kemudian ke empat lelaki itu pun menghilang.
"Apakah kalian melihat empat orang tadi? Tanya Habib Abdul Qadir kepada istri yang menemaninya berdoa'.
"Tidak" jawabnya.

Habib Abdul Qadir segera keluar dan menyuruh para penumpang membantu menguras air laut. Ajaib, dalam waktu singkat kapal besar sudah aman. Anehnya, lubang di lantai kapal lenyap, sementara papan-papan yang berantakan menjadi rapi seperti tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

Karomah lain yang lebih menarik terjadi ketika suatu malam Habib Abdul Qadir bermimpi menyaksikan Rasulullah saw tengah menuntun Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr. Ketika itu Rasulullah saw menyuruhnya membaca doa' Nabi Khidir 50 kali setiap pagi dan sore. Tapi, Habib Abdul qadir merasa bacaan itu terlalu banyak. Melalui Habib Hasan, beliau minta agar Rasulullah saw memberi keringanan. Niat itu belum diutarakan. Rasulullah saw sudah bersabda, 
"Bacalah sebanyak lima kali saja, tapi pahalanya tetap lima puluh"

beberapa hari kemudian kemudian, beliau mencari naskah doa' itu dan menemukannya dalam kitab Maslakul Qarib, dan tak lama kemudian menemukan teks yang persis sama dalam kitab Ihya 'Ulumuddin, karya Imam Ghazali, juz 4 bab Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Menurut Imam Ghazali, fadhilah doa' tersebut sangat banyak. Inilah salah satu karomah Habib Abdul Qadir yang luar biasa, yakni hafal doa' yang cukup panjang dengan tuntunan Rasulullah saw. 

Di masa sepuhnya beliau sakit. Salah seorang putranya, Umar, mengusahakan kesembuhan dengan cara bersedekah. Mengetahui hal itu, Habib Abdul Qadir langsung berujar, "Jangan merepotkan diri, sebab Malaikat Maut sudah dua-tiga kali mendatangiku"

Beliau memang sering menemui makhluk gaib seperti malaikat. Bahkan dalam keadaan sakit pun, hampir setiap malam beliau menemui dan berbincang-bincang dengan mereka. Suatu malam ditemukan secarik kertas bertuliskan syair :

Telah datAng kepada kami Shahibul Waqt, Khidir dan Ilyas. Mereka memberi kabar gembira seraya berkata : Kau dapatkan hadiah serta pakaian. Jangan takut, janganlah khawatir terhadap kejahatan orang dengki dan setan.

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds