Sunday, July 1, 2012

Bacaan Photography "KAMUS FOTOGRAPHY - PART 3"

http://massandry.blogspot.com
STEREO CAMERA:
Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati dengan alat bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat difoto.

STILL LIFE:
Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.

STOP:
Satuan yang menunjukkan pergeseran nilai bukaan diafragma atau kecepatan rana dari suatu nilai ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya dari diafragma f:16 ke f:22 atau dari kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.

STOP BATH:
Cairan penyetop. Larutan penyetop untuk menghentikan atau menahan seketika pengembang (developer) pada film atau kertas foto. Selain berguna untuk menghentikan proses yang terjadi, stop bath juga berfungsi sebagai larutan fixer yang membuat film dan cetakan foto lebih tahan lama.

STRIPPING FILM:
Film yang dapat dipisahkan dari dasar seluloidnya.

STROBO:
Lampu dengan kemampuan menyorot bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.

SUBTRACTIVE:
Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.

SUPER WIDE LENS:
Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm.

SYNC CORD TERMINAL:
Terminal sinkronisasi lampu-kilat; soket untuk memasang kabel tambahan yang dihubungkan dengan lampu-kilat.

SYNC SHUTTER SPEED:
Kecepatan rana yang sinkron dengan lampu kilat.

SYNCRO:
Saklar otomatis. Dengan menggunakan saklar ini pada lampu kilat maka bila ada kilatan cahaya lampu kilat lain akan mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang terpasang syncro.

TABLE-STAND:
Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.

TEXTURE:
Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan., merupakan elemen seni visual yang sangat penting karena mampu memberi kesan "rasa" seperti halus, kasar, mengkilat, dll.

TELE CONVERTER:
Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang. Umumnya kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.

TELE LENS:
Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.

TELEPHOTO LENS:
Lensa telefoto, lensa yang mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan (image) pada lensa telefoto lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa lain.

TELEPHOTO MEDIUM:
Telefoto menengah, jenis lensa telefoto yang mempunyai panjang antara 75 - 135 mm.

TEST STRIP:
Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya.

TILT HEAD:
Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya yang keluar dari lampu-kilat. Kuatnya cahaya yang jatuh ke objek sangat bergantung pada permukaan pemantul, warna dan jaraknya.

TIMER SWITCH:
Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.

Top Light:
Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail benda.

Transparan:
Tembus pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.

Translusen:
Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.

Transparancy:
Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.

Tripod:
Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang menggunakan lensa telefoto, atau yang menggunakan kecepatan rendah sehingga kedudukan kameranya tetap stabil dan pemotretan terhindar dari goyang.
Tripod Socket:
Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.

TTL:
Singkatan dari Through the Lens Metering. Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering). Kamera harus terisi film untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Atau dengan cara lain yaitu menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada jendela lintas film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak maka akan mendapatkan kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di dalam kamera akan membaca pelat hitam penekan film.

Tungsten Film:
Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.

Twin Lens Reflex:
Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati karena sering terjadi kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak dekat.

Iltra Fast Film:
Film dengan kecepatan sangat tinggi (ISO 800, 1600, 3200, dst) Dirancang untuk pemotretan dengan cahaya rendah seadanya. Foto yang dihasilkan berbutir kasar namun jadi satu pilihan kreatif bagi pemotret yang menyukainya.

ULTRA FINE GRAIN:
Butiran sangat halus. Salah satu sifat film atau obat pengembang.

ULTRAVIOLET:
Gelombang sinar dari sisi ungu yang tampak oleh mata. Yang biasanya terdapat di dataran tinggi dan pada waktu cuaca mendung.

ULTRAVIOLET FILTER:
Filter (penyaring) dalam pemotretan yang berguna untuk menetralisasi radiasi sinar ultraviolet di daerah yang berketinggian lebih dari 1000 meter atau sekitar 100 meter dari permukaan air laut.

ULTRAVIOLET LENS:
Lensa ultraviolet. Jenis lensa khusus yang digunakan untuk merekam sinar ultraviolet. Biasanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan.

UNEXPOSED:
Tidak/belum tercahayai.

VARIOCROSS FILTER:
Filter yang terdiri dari dua keping kaca bening, masing-masing dengan goresan miring yang sejajar. Goresan dari satu keeping bersilangan dengan goresan dari keping yang lainnya bila kedudukannya diubah. Efek bintang dan perpotongan sinar dapat disesuaikan menurut selera hanya dengan memutar-mutar filter.

UNITY:
Kesatuan. Merupakan criteria kesenirupaan yang terkemuka, sebuah karya seni dianggap berhasil bila unsure-unsurnya tidak terlepas sendiri-sendiri.

UNDER EXPOSURE:
Pencahayaan kurang. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film atau foto di mana gambar yang ada tampak agak gelap atau tampak tipis (pada film negatif) karena pencahayaannya yang ada saat pemotretan kurang.

VARIO FOCAL LENS:
Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm, dsb.

VARIO LENS:
Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan menarik-ulur lensa atau memutarnya.

VERTICAL GRIP:
Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.

VIEW CAMERA:
Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-besar umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still life karena dapat menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam. Detail gambar dapat ditampilkan secara sempurna.

VIEW FINDER:
Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.

WAIST LEVEL FINDER:
Pembidik sebatas pinggang.

WETTING AGENT:
Obat pelarut tetes air yang mengendap pada film. Photo flo adalah larutan seperti itu.

WARM TONE:
Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.

WATT/SECOND (W/S):
Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100 W/S hampir sebanding dengan GN = 30.

WEDDING PHOTOGRAPHY:
Fotografi pernikahan. Fotografi yang mengkhususkan diri pada pengabadian momen-momen atau peristiwa pernikahan. Untuk menekuninya diperlukan pemahaman tehnik fotografi, pencahayaan (lighting) serta adat dan tata-cara pernikahan.

WIDE ANGLE LENS:
Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih kecil.

WIDE SHOT:
Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada adegan berikutnya pada gambar hidup (movie)
.
WIRELESS TTL:
Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.

WORLD PRESS PHOTO (WPP):
Suatu kegiatan lomba foto jurnalistik internasional yang diadakan rutin setiap tahun. Pesertanya adalah pemotret dari seluruh dunia yang tergabung dalam sebuah media.

WORM EYE:
Pandangan cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya adalah rekaman foto dengan kesan tinggi yang ekstrim, hasil gambarnya pun unik karena sudut pandang seperti itu.

X-RAY FILM:
Film sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah. Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain, maka dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.

ZONE SYSTE<:
Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.

ZOOM LENS:
Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau mengulur tabung lensa.

ZOOM-BLUR:
Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.

ZOOMING RING:
Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
Ditinjau dari ukuran ( SIZE )

• ECU (Exsterim Close Up)
Pengambilan gambar hanya pada bagian badan tertentu saja, contohnya hanya mata, dll
• MCU (Medium Close UP)
Pengambilan gambar mulai dari dagu hingga dahi kepala
• MS (Medium Shot)
Pengambilan gambar mulai pada dibawah bahu hingga diatas kepala
• KS (Knee Shot)
Pengambilan gambar mulai pada dibawah lutut sampai dengan diatas kepala
• FS (Full Shot)
Pengambilan gambar dari bawah kaki hingga ke atas kepala
• LS (Long Shot)
Pengambilan gambar lebar, memfokuskan pada bacground
• ELS (Exstra Long Shot)

Pengambilam gambar pemandangan

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds