Bacaan Ringan "SIX DEGREES OF SEPARATION"
http://massandry.blogspot.com
Beberapa bulan sebelum pernikahannya, sepupu perempuan dari istri saya memberitahu tentang hal ihwal calon pasangannya lewat telepon. Saat itu saya sedang bekerja di Oksibil, Papua, dan layaknya orang yang sedang kasmaran – saya fikir – sangat wajar jika sepupu istri saya itu begitu antusias sekali menceritakan sosok pujaannya. Namun ternyata tak hanya itu, karena ia juga memastikan bahwa saya akan terkaget-kaget saat saya mengetahui orang yang dimaksud. Nah, gimana ngga penasaran coba?
Dan benar saja, sampai saat acara ijab qobul usai, saya masih tak habis fikir, ternyata orang itu adalah teman saya sendiri! Yang pernah satu kos dengan saya dan rumahnya di Cirebon pun letaknya tak begitu jauh dari rumah orang tua saya! What? Kok bisa ya?
Mungkin ini efek dari teori Six Degrees of Separation. Teori yang menyatakan bahwa tiap orang di dunia ini masing-masing terhubung dalam mata rantai di enam tingkatan. ‘Temannya teman‘ atau ‘kenalannya teman‘ kadang memang secara tak terduga muncul di kehidupan kita, yang secara tak langsung membenarkan pepatah ‘dunia tak selebar daun kelor‘.
Apa yang dialami oleh seorang teman yang kini menjadi bagian dari keluarga saya itu hanyalah hasil akhir dari rentetan-rentetan hubungan yang pada awalnya terlihat acak (random), tapi sebenarnya memiliki pola yang bertujuan. Teman saya dan saya pun tentu sama-sama tak mengira jika jalan ceritanya bakal begini. Entah, apa ini yang dinamakan rahasia illahi atau hukum alam, atau bisa pula teori Six Degrees of Separation itu yang sekali lagi membuktikan keabsahannya.
Di buku karya Jeffrey W. Meshel yang berjudul Secrets of a Master Networker-pun kembali saya temukan bagaimana teori ini bekerja. Praktisnya, networking itu bukanlah siapa yang Anda kenal, tapi lebih jauh lagi, yaitu: siapa yang dikenal oleh kenalan Anda. Saya sontak teringat petuah upline saat saya mengikuti salah satu MLM:
Kadang kita harus berfikir bahwa tidak penting siapa yang kita prospek, yang lebih penting lagi yaitu siapa orang-orang yang dikenal oleh orang tersebut. Karena itulah sebenarnya tujuan utama dari bisnis berbasis networking.
Sebentar, sebenarnya apa sih teori Six Degrees of Separation itu?
Well, teori yang pernah diperdebatkan sebagai fiksi atau fakta oleh ABC news ini – katanya – akan mengantarkan kita ke setiap orang yang ingin kita kenal di dunia ini tanpa kecuali. Misal, jika saya ingin berkenalan dan menyampaikan pesan kepada Avril Lavigne, maka pesan itu akan tersampaikan kira-kira lewat enam jalur perkenalan. Berawal dari – misalnya – teman kerja, lalu teman kerja menyampaikan pesan ke temannya, temannya menyampaikan ke temannya lagi, begitu seterusnya hingga pesan itu sampai secara langsung oleh Avril Lavigne oleh kenalannya. Dan saat membaca pesan itu, Avril dengan suka cita mengundang saya ke mansion-nya tuk dinner bareng *ngayal.. plak!*
Cikal bakal teori ini pada mulanya sangat fiktif, karena lahir dari sebuah drama karya seniman Hungaria bernama Frigyes Karinthy di tahun 1929. Namun entah kenapa, dunia seakan masih penasaran dengan kebenaran teori ini hingga tak kurang Microsoft pun pernah melakukan penelitian tuk menganalisa. Dan hasilnya? Memang terbukti!
Dengan mempelajari milyaran pesan elektronik, hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa di antara dua orang yang sama sekali asing satu sama lain dapat terhubung. Pendekatan akurasinya adalah 6,6 level hubungan yang akan menghubungkan siapapun kita dengan – misalnya – Madonna, Dalai Lama, bahkan The Queen.
Hmm, kalau begitu, jangan-jangan saya juga suatu saat nanti terhubung dengan Anda-Anda semua yang membaca artikel ini dong? Who knows?
Bagaimana dengan Anda, punya pengalaman sendiri tentang fenomena Six Degrees of Separation ini? Share, please.