Wednesday, July 4, 2018

Bacaan Ringan "BANG MURTADO - JAWARA DARI KEMAYORAN - PART 1"

http://massandry.blogspot.com
Di kawasan Kemayoran saat Belanda berkuasa di Batavia, tinggalah seorang pemuda bernama Murtado. Dia anak mantan Lurah di daerah tersebut, namun karena alasan usia kedudukan ayahnya digantikan orang lain.

Di mata warga setempat, Murtado dikenal ramah, hormat kepada orangtua dan bersedia menolong orang yang kesusahan. Murtado juga tekun menuntut ilmu agama, mempelajari ilmu pengetahuan umum serta bela diri.

Warga pun berharap banyak, Murtado mampu mengamankan Kemayoran. Kala itu, warga memang tengan diliputi rasa cemas dan takut, akibat gangguan dari jagoan-jagoan Kemayoran yang berwatak kasar. Gangguan juga datang dari pengacau dari luar daerah yang merampas harta benda, bahkan membawa lari anak perawan dan istri penduduk setempat kemudian memperkosanya. Para jagoan ini juga tidak segan menyiksa dan membunuh mereka yang mencoba melawan.

Penduduk di daerah Kemayoran kebanyakan adalah petani kecil, para buruh tani dan pedagang asongan (kecil-kecilan) seperti pemilik kedai kopi, dan warung lapak. Akibat gangguan keamanan itu, banyak usaha dagang mereka yang gulung tikar.

Kondisi ini diperparah dengan berbagai jenis pajak yang diberlakukan kompeni Belanda. Hasil bumi dihargai murah oleh Kompeni, belum lagi pemerasan oleh tuan tanah dan golongan China yang memungut biaya sewa tanah atau pun rumah secara semena-mena.

Tokoh yang tega mengkhianati rakyat pribumi diantaranya adalah Bek Lihun dan Mandor Bacan. Atas suruhan wakil Kompeni Belanda pada waktu itu yaitu tuan Rusendal, mereka ditugaskan untuk memeras penduduk Kemayoran dengan bermacam pajak dan pungutan liar.

Demi memikirkan keuntungan pribadi dan mencari muka terhadap Belanda, mereka berdua tak segan merampas istri-istri dan anak perawan warga untuk diperkosa. Bek Lihun dan bawahannya, Mandor Bacan leluasa menjalankan tugasnya karena Kompeni berada di belakang semua keonaran ini.

Pada suatu hari, padi sudah menguning, warga kampung Kemayoran bersiap derapan padi (panen memotong padi). Panen dapat terlaksana atas izin Mandor Bacan yang merupakan pengawas resmi yang ditunjuk tuan Rusendal dengan syarat setiap lima ikat padi yang dipotong, satu ikat adalah untuk yang memotong, sisanya empat ikat untuk Kompeni.

Beberapa waktu setelah upacara itu berjalan, muncul seorang gadis cantik ikut memotong padi. Murtado turut hadir dan sudah lama kenal dengan gadis itu. Karena baru pertama kali ikut orang tuanya memotong padi, si gadis membuat ikatan terlalu besar. Tiba-tiba Mandor Bacan melihat ke arah gadis itu dan menegurnya dengan kasar.

“Hei, gadis cantik, kamu jangan kurang ajar dan berlaku curang ya! Coba saya lihat ikatan padimu, ini terlalu besar.” Setelah berkata demikian, Mandor Bacan menghunuskan belatinya dan mengarahkan ke tubuh si gadis. Namun, Belum sempat mengenai pipi si gadis, tiba-tiba ada seseorang yang menangkis sehingga belati itu terpental jauh. Mandor Bacan kaget dan menatap sosok orang tersebut.
http://baringinsakti-indo.blogspot.com

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds