Bacaan Ringan "FAKTA FAKTA MENARIK NEGARA INDIA"
http://massandry.blogspot.com
Bukit cadas atau bukit batu, banyak bertebaran.
India, terutama India Selatan, jarang terjadi hujan, sementara di bagian Utara, ada kasus beberapa turis meninggal karena kedinginan.
Ada satu negara bagian kecil yang bernama Goa, bekas jajahan Portugis (negara bagian lainnya adalah bekas jajahan Inggris). Negara bagian ini adalah Bali-nya India, surga bagi para turis.
Anti-amerikanisme di India lebih kuat daripada di Indonesia
Tidak seperti Jakarta, jalan-jalan malam di India mengasyikkan, tanpa kuatir dicopet atau dijambret. Tingkat kriminalitasnya lebih rendah.
Ada kelompok kecil berbasis agama Hindu di India seperti FPI di sini. Mereka menggunakan spirit fundamentalisme yang mereka sebut sebagai Hindutva. Mereka juga cenderung menggunakan kekerasan dan menghalalkan konflik antar-agama.
90 % aktivis LSM India tidak merokok, sementara 80 % aktivis LSM Indonesia merokok. Ini asumsi, bukan hasil penelitian.
Banyak perempuan India bekerja di sektor konstruksi.
Jum’atan di kampung muslim? Nggak perlu bawa peci. Di masjid disediakan peci plastik siap pakai.
Tempat wudhunya duduk.
Rata-rata masjid India melarang perempuan masuk ke dalamnya. Jadi, jika Anda perempuan, lagi di jalan, maka nggak ada peluang untuk salat di masjid, atau untuk salat sekalipun. Susah nyari alternatif.
Dewa Shiva (Syiwa dalam bahasa kita) punya seribu nama.
Jangan mengira tinggal di India otomatis bisa bahasa bollywood (Hindi). Tak semua orang India bisa bahasa itu. Masing-masing negara bagian punya bahasa lokal sendiri. Sebagian dari mereka lebih familiar dengan bahasa Inggris daripada bahasa Hindi.
Orang India suka makan pakai tangan, meskipun nasinya berkuah. Tapi bukan berarti nggak ada sendok di sini.
Ada makanan yang bernama dosa. Terbuat dari tepung, rasanya tawar, bentuknya bulat pipih besar, dimakan pake bumbu.
Satu-satunya pabrik Cocacola yang tutup karena protes masyarakat ada di sini. Tepatnya di West Bengal.
Nyari buku bajakan seperti di Senen? Bejibun. Udah buku aslinya murah, dibajak pula, so pasti lebih murah lagi.
Mau jalan-jalan dan nggak pengen dehidrasi? Anda hanya cukup bawa botol minuman. Yang namanya fasilitas drinking water ada di mana-mana: pinggir jalan, tempat rekreasi, stasiun, terminal.
Susah mencari restoran ber-AC di sini. Ditambah pelayanannya rata-rata lama bangget.
Bagi perempuan tradisional India, gemuk itu indah. Tapi modernisasi dan Amerikanisasi mengubah gaya hidup India kota menjadi: langsing itu indah.
Sapi sangat dihormati di sini. Jika ada sapi di tengah jalan, pengendara mobil mesti menunggu hingga sang sapi menyeberang atau minggir.
Zat pewarna berbentuk bubuk yang dilekatkan di dahi perempuan disebut Bindi. Biasanya berwarna merah dan dipakai oleh perempuan yang bersuami, tapi sekarang anak-anak kecil juga memakainya.
Kereta api di sini lebih lebar daripada di Indonesia.
Beli SIM Card? Anda harus kasih fotokopi Visa atau KTP India, plus foto setengah badan.
Kebanyakan muslimah di sini pakai baju hitam.
Makanan populer di India: Chapatti, Phuri, Ruti (maksudnya roti), Ayam Tandoori, Nasi Biryani, Kari.
Ada seorang remaja berumur 18 tahun yang punya kemampuan sebagai water detector. Otomatis seluruh badannya, terutama tangannya akan bergetar jika di bawah tanah tempat ia mendeteksi ada kandungan airnya.
Susah nyari bus AC di sini. Kebanyakan odong-odong. Bus AC hanya untuk jarak jauh, sekali-kalinya naik bus AC, perjalanan minimal 7 jam.
Ada partai komunis yang namanya CITU. Logo palu arit menghiasi tembok-tembok kota. Mungkin kalau di Indonesia udah ratusan orang ditangkap gara-gara majang logo itu di tembok-tembok. Atau digrebek FPI.
Orang India di Indonesia bersaudara dengan orang India di India. Sering bangget aku ketemu orang India yang nanya: dari mana Anda? Ketika dijawab dari Indonesia, dia bilang: “Oh, saya juga punya sodara di Indonesia.” Sayang aku belum pernah ketemu Raam Punjabi di Jakarta, kali aja bisa ketemu sodaranya di sini.
Hampir semua (mungkin memang semua) muslim India bisa bahasa Urdu. Bahasa ini seperti jadi pemersatu umat Islam di India.
Sepeda onta yang jadi barang antik di Indonesia, di sini bejibun. Mayoritas sepeda onthel di sini modelnya ala jaman penjajah kita itu.
Hati-hati berkendara di sini. Sopir suka pada ngawur dan nekat. Banyak perempatan dan pertigaan nggak ada lampu merahnya.
Sopir di sini juga suka show of force dengan klakson melengkingnya. Hati-hati dengan kuping Anda jika berada di jalanan.
Susah nyari temen merokok di sini. Di tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun, apalagi airport, tegas-tegas dilarang merokok.
Di Jakarta, larangan merokok di tempat publik diiringi dengan kewajiban meyediakan smooking room. Tapi di India saya belom pernah menemukanya.
Bajaj adalah merk, bukan jenis mobil. Mereka menyebut bajaj ala Indonesia dengan Rickshaw atau Otto atau Tuktuk.
Tiap produk pabrikan ada label harganya. Sabun, sampo, buku, bahkan korek api yang super kecil. Label harga ini bukan dari toko, tapi dari pabriknya langsung. Jadi untuk produk macam ini, kita gak perlu takut ditipu.
Majalah India Today, kaya’ Tempo or Gatra, dijual cuma 5.000 perak di sini (20 rupee)
Nggak ada yang jual Sampoerna Mild di sini.
Lelaki India suka gosok gigi di tempat umum.
Glamour India hanya bisa ditemukan di film. Faktanya sebaliknya, seperti Indonesia, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Yang kaya 20%, sisanya miskin.
Kebalikan dari umumnya kita, orang India suka geleng kepala untuk mengatakan “iya”.
Lelaki India suka kencing sembarangan. Di tiap tembok, bawah pohon, pinggir lapangan, pinggir jalan, belakang rumah.
Teh dan kopi tradisional India enak tenaaan, mixing dengan susu murni. Cara bikinnya atraktif. Tapi ini hanya ada di kampung-kampung. Yang disebut kopi di sini adalah kopi + susu. Juga yang disebut teh di sini adalah teh + susu.
Tidak seperti di Indonesia yang kebanyakan orang Jawa, polisi di sini ternyata orang India juga.
Kebanyakan rumah India memiliki tangga di luar rumah, menuju ke lantai 2, plus tempat menjemur pakaian di atas rumah.
Orang India suka makan sambil berdiri. Yang namanya warteg emang nggak ada. Tapi yang namanya warung nasi di pinggir jalan, nggak pake bangku. Para pelanggan (kebanyakan lelaki), beli makan dan makan langsung di situ sambil berdiri.
Airportnya bau pesing (Bangalore).
Dan yg paling unik adalah Anak umur 5-6 tahun di India sudah bisa bahasa India( ya iyalah..mrgreenhihihi...