Sunday, January 19, 2014

Bacaan Ringan "BIOGRAPHY LENGKAP "IRON MAIDEN - PART 3"

http://massandry.blogspot.com
Mungkinkah Iron Maiden bakal berakhir dengan dua album yang gagal di angka penjualan serta chart? Hingga kemudian Blaze memilih hengkang dari Iron Maiden pada bulan Februari 1999. Beberapa saat kemudian muncul kabar bahwa Bruce dan gitaris Adrian Smith akan kembali memperkuat Iron Maiden. Sementara Gers masih tetap dipertahankan di grup tersebut. Sehingga band tersebut memiliki tiga gitaris dan itu ditunjukkan mereka saat menggelar tour reuni dalam The Ed Hunted Tour yang cukup sukses. Tour ini diikuti dengan merilis greatest hits Ed Hunter sebuah video game dengan menampilkan mereka sebagai mascotnya. Kemudian tiba waktu yang ditunggu para fans Iron Maiden, yaitu album baru reuni mereka. Album tersebut dirilis pada tahun 2000 dengan judul Brave New World. Judul album ini mengambil dari novel karya Aldous Huxley dengan judul yang sama. 

Materi album ini benar- benar berbeda dengan kebiasaan Iron Maiden sebelumnya, yaitu mengandalkan sound orkestrasi yang berasal dari perangkat kibor dan nada-nadanya jauh lebih melodik. Sebagai contoh lagu “Ghos In The Navigator” yang dibuka dengan nada-nada melodik melalui permainan gitar Murray dan merupakan nada-nada dari bagian reffrain lagu itu. Atau pada lagu “Blood Brothers” dibuka dengan dentaman bass Harris dan sound string dari permainan kibor dari permainan Harris pula. Itu berarti pada lagu yang berbirama 6/8 ini, sistem rekamannya menggunakan sistem overdub. 

Mengingatkan dentaman bas dan permainan kibor berbunyi pada saat yang sama. Tour dunia untuk mempromosikan album ini juga digelar dan penampilan mereka paling akbar adalah di acara Rock In Rio Festival yang berlangsung tanggal 19 Januari 2001 di Brazil. Di acara tersebut mereka mampu mengumpulkan penonton hingga 250 ribu orang. Penampilan mereka di acara ini kemudian didokumentasikan dalam video yang dirilis bulan Maret 2002 dengan judul Rock in Rio. Ketika menggelar Give Me Ed Till I’m Dead Tour yang berlangsung di musim panas tahun 2003, mereka merilis album baru berjudul Dance of Death. Album ini justru kembali meraup sukses di seluruh dunia. Mereka mencoba menawarkan konsep musik yang kembali ke era awal seperti di album Peace of Mind atau The Number
of The Beast. Sebagai lagu andalan mereka memajang “Montsegur” dan “Paschendale”.

Komposisi “Montsegur” menghadirkan pola musik mereka yang condong ke irama swing rock up tempo dan tentu saja mengandalkan rif2 gitar dari Murray, Gers, dan Smith. Pada bagian bridge lagu ini vokal Bruce mampu menyatu dalam nada2 permainan gitar Murray. Sementara itu lagu “Paschendale” dibuka dengan bit-bit hit hat yang menyajikan irama prog rock mid tempo dari Nicko. Sementara Murray memainkan nada-nada klasik yang seolah menyajikan scale lagu itu, termasuk ketika mengiringi vokal Bruce. Kemudian lagu ini mengalir dalam irama slow bit funk yang berlamur sound rif2 gitar. Album ini kemudian disusul dengan tour yang mengusung nama Dance of Death World Tour dan mereka tampil di muka 750 ribu penggemarnya dalam periode empat bulan antara tahun 2003-2004. Di Amerika, Eropa, dan Jepang, tiket mereka telah ludes terjual. 

Kemudian dalam penampilan di Westfalenhalle - Dortmund – Jerman, sempat direkam dalam album live Death on The Road yang dirilis tahun 2005. Album ini juga dirilis bersamaan dengan DVD nya. Lalu pada tahun 2005 mereka menggelar tour memperingati 25 tahun album pertama mereka, Iron Maiden dan 30 tahun eksistensi mereka. Tour ini juga didukung dengan DVD Early Days yang dirilis tahun 2004 yang didalamnya terdapat singel “Number of The Beast” yang diarransemen ulang dan berhasil menduduki posisi ke-3 di Inggris. 

Tour ini mampu mengumpulkan para penggemarnya dalam jumlah cukup banyak, seperti misalnya saat mereka tampil di Ullevi Stadium – Swedia, disaksikan sekitar 60 ribu penonton. Konser ini disiarkan secara langsung melalui jaringan satelit dan disaksikan 60 juta pemirsa. Tiga tahun setelah merilis album Dance of Death, masih dengan formasi yang sama, mereka merilis album berjudul A Matter of Life and Death pada musim panas tahun 2006. 

Pada album ini mereka berevolusi ke dalam format musik progressif rock, dan banyak menumpahkan aspek heavy metal seperti halnya pada album – album mereka di awal tahun 1980-an. Sebagai contoh komposisi “Different World” yang pola musiknya mengingatkan pada pola musik mereka pada album-album awal seperti di album Iron Maiden (1980) atau Killers (1981). Sedangkan pola musik progressif rock bisa dijumpai pada komposisi “These Colours Dont Run” yang menyajikan permainan gitar Murray – Smith mampu bersinergi atau berunision dengan permainan bas Harris. Mereka langsung menggelar serangkaian tour, termasuk merekam sessi live di album studio Abbey Road, studio rekaman bersejarah yang merupakan tempat The Beatles merekam album – albumnya. Sessi rekaman di Abbey Road ini berlangsung pada bulan Desember 2006 dan direkam dalam album Live From Abbey Road. Mereka juga tampil bersama Natasha Bedingfield dan Gipsy Kings pada bulan Maret 2007 di Channel 4 Inggris lalu dilanjutkan penampilan di Sundance Channel Amerika pada bulan Juni 2007. Pada tahun yang sama mereka merayakan 25 tahun sukses album The Number of The Beast melalui tour yang dipadukan dengan promo album mereka terakhir. 

Sehingga tour tersebut mengusung nama A Matter of The Beast. Aksi mereka dalam memperingati album yang sukses itu dilakukan pada panggung2 musik festival kelas besar di seluruh dunia. Pada aksi tersebut mereka membawakan lima lagu dari album A Matter of Life and Death dan lima lagu dari album The Number of The Beast. Selain itu untuk kali pertama mereka juga tampil di Dubai Desert Rock Festival pada tahun 2007 di hadapan 20 ribu fans. Mereka juga untuk kali pertama tampil di India dengan menggelar konser di Bangalore di hadapan 45 ribu penonton yang memadati Bangalore Palace Grounds. Mereka juga tampil di Inggris di acara Download Festival yang berlangsung di Donington Park untuk ke empat kalinya dalam karir mereka. Lalu pada tanggal 5 September 2007, mereka berencana menggelar Somewhere Back In Time World Tour yang baru terlaksana setahun kemudian. Pola panggung disesuaikan dengan pola panggung mereka di tahun 1980-an. Tour tersebut untuk kali pertama digelar di Mumbai - India pada tanggal 1 Februari 2008 dengan tampil di hadapan 30 ribu penonton. 

Tour ini berlangsung di 21 kota dalam 24 konser dan menempuh perjalanan sepanjang 50 ribu mil serta mencarter pesawat Ed Force One. Masih di tahun 2008, tepatnya pada tanggal 12 Mei mereka merilis album kompilasi lagu berjudul Somewhere Back in Time. Album ini berisi materi dari album pertama hingga album Seventh Son of The Seventh Son (1988) serta sebagian materi Live After Death. Pada tahun tersebut, mereka masih rajin menggelar tour di kawasan Inggris bertempat di Twickenham Stadium hingga di melalui Peru, Venezuela, India, dan berakhir di Florida pada tanggal 2 April 2009. Dalam tour tersebut, mereka mampu mengumpulkan penonton terbanyak di Sao Paulo pada tanggal 15 Maret 2009 sebanyak 100 ribu penonton. Masih dalam suasana tour itu, pada tanggal 20 Januari 2009 mereka meluncurkan film dokumenter berjudul Iron Maiden – Flight 666. 

Film ini menggambarkan perjalanan tour mereka dalam Somewhere Back In Time Tour yang berlangsung dari bulan Februari – Maret 2008. Film ini diproduseri oleh Banger Productions dan dirilis di bawah label Universal Music Group di Amerika dan EMI Records. Melalui wawancara radio dalam promo film Flight 666, drummer Nicko Mc Brain menyatakan bahwa pada tahun 2009 tengah merampungkan album baru yang kemudian berjudul The Final Frontier. Masih di tahun 2009, mereka diganjar penghargaan BRIT Awards untuk Best Live Act. Sedangkan album The Final Frontier bakal dirampungkan pada tahun 2010, kemudian disusul dengan tour dunia yang telah menjadi tradisi bagi mereka. Ketika tengah sibuk menyelesaikan album The Final Frontier, pada bulan Desember 2009 mereka mempersiapkan diri untuk tampil dalam Summer of 2010 Festival. Kemudian disusul dengan Sonisphere Festival di Inggris, lalu tampil di Swedia, dan Finlandia. Acara Wacken Open Air di Jerman juga tidak mereka lewatkan hingga acara Soundwave Festival yang berlangsung di Australia pada tahun 2011. Sementara album The Final Frontier baru dirilis pada tanggal 16 Agustus 2010. 

Album ini mengandalkan “Satellite 15″ yang dibuka dengan sound efek gitar kemudian disusul dengan permainan drum nan variatif cukup panjang dari Nicko. Murray menyisipkan drive2 gitar sepanjang permainan drum nan variatif itu. Ketika ketukan drum terhenti dan hanya menyisakan permainan gitar nan singkat, vokal Bruce masuk ke bagian verse dengan iringan genjrengan gitar Gers. Setelah melalui verse pertama, Nicko langsung memainkan bit2 yang berunision dengan rif2 gitar dari Smith, sedangkan Murray masih asyik memainkan drive2 gitar mengiringi vokal Bruce. 

Kemudian musik mereka mengalir dalam irama rock up tempo. Album ini kemudian menduduki posisi pertama di 28 negara termasuk di Kanada. Sedangkan di Amerika harus puas menduduki posisi ke-4. Namun akhirnya, album ini mampu menduduki posisi puncak di 10 negara lainnya di bulan September 2010. Termasuk menduduki posisi pertama selama tiga minggu dalam Billboard Hard Rock Albums dan tiga minggu di posisi puncak dalam European Album Chart. Sementara untuk tour, telah mereka lakukan sejak musim panas tahun 2010 di Amerika dan Eropa. Tour ini juga berlanjut hingga tahun 2011 termasuk Indonesia salah satunya sebagai negara yang masuk dalam jadwal tour mereka. Sedangkan tour ini akan berakhir tanggal 6 Agustus 2011 di The O2 Arena – London.

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds