Bacaan Ringan "MENGENAL IMAM BESAR MASJIDIL HARAM - SYAIKH DR. SHALIH BIN ABDILLAH ALU HUMAID"
http://massandry.blogspot.com
Profile Beliau
Lahir pada tahun 1369 H di Buraidah.
Beliau mengambil gelar doktor pada bidang Fiqih dan Ushulnya pada tahun 1402 H.
Profesi beliau adalah Ketua Majelis Syura, dan anggota Haiah Kibarul Ulama.
Beliau ditetapkan sebagai Imam Masjidil Haram pada 1 Muharram 1404 H.
Beliau mengimami sekali dalam sebulan, yaitu untuk shalat Subuh. Sedangkan sebagian besar waktunya beliau habiskan di Riyadh untuk urusan tanggung jawab terhadap Majelis Syura. Beliau datang sekali sebulan untuk khutbah Jum’at.
Beliau memberikan perhatian besar terhadap tafsir al-Qur’an al-Karim.
Imam dan khatib Masjidil Haram, Dr Saleh bin Humaid, mengingatkan umat Islam untuk tidak gampang menghakimi atau menuduh orang lain terkait fenomena bencana alam. Menurutnya, bukan akhlak Rasulullah SAW melakukan perbuatan itu, karena Nabi Muhammad SAW sepanjang hidupnya tak pernah berprasangka.
"Masyarakat Nabi adalah salah satu masyarakat yang paling saleh yang pernah dikenal dalam sejarah Islam," kata bin Humaid Bin saat memberikan Khotbah Jumat pekan ini. "Apakah dia pernah menuduh teman-temannya menjadi jahat dan berdosa setelah bencana datang?"
Menurut Dr. Saleh bin Humaid wabah dan bencana juga terjadi pada masa pemerintahan khalifah dan sahabat Nabi. Bencana juga terjadi pada kaum Muhajirin saat mereka berhijrah, kaum Anshar, juga para pejuang Islam. Bencana, katanya, bukan hukuman Allah, melainkan cobaan.
"Orang-orang kuat dalam keyakinan mereka akan semakin dekat dengan Allah Yang Mahakuasa. Ia berbalik takut mereka menjadi keamanan, kemiskinan menjadi kekayaan dan perpecahan ke dalam kesatuan," tambahnya.
Para ulama terdahulu, katanya, juga menganggap bencana ini bukan sebagai hukuman, tetapi sebagai ujian dari Allah Yang Mahakuasa agar mereka tunduk kepada kehendak-Nya. "Dia menjadi peringatan bagi orang-orang untuk memperbaiki cara hidupnya," katanya. Menghakimi atau menuduh, katanya, justru menunjukkan bahwa dia berkeberatan dengan takdir Allah dan kebijaksanaan-Nya. "