Bacaan Ringan "MENELUSURI JEJAK KEJAYAAN ISLAM DI EROPA DAN ASIA - PART 2"
http://massandry.blogspot.com
Baghdad boleh dibilang sebagai Ibukota peradaban pada abad pertengahan. Ketika Eropa dicengkram kegelapan, Baghdad telah menjadi sebuah kota yang memikat. Dibawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, kota metropolis intelektual ini telah mencapai masa keemasannya dan telah mewariskan peradaban bagi dunia.
Baghdad yang memiliki arti hadiah dari Tuhan telah dijelajahi manusia sejak 4,000 SM. Pada 634 M, panglima tentara Islam, Khalid bin Walid, menaklukkan Persia atas perintah Khalifah Umar bin Khattab. Tahun 762 M, perkampuangan kecil itu disulap menjadi sebuah kota baru oleh Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah. Baghdad dipilih sebagai Ibukota pemerintahan Dinasti Abbasiyah, karena posisinya sangat strategis baik dari sisi politik, keamanan, sosial, serta geografis.
Sebanyak 100 ribu ahli bangunan dikerahkan untuk membangun Baghdad hingga menghabiskan dana sebesar 3,88 juta dirham. Kota tersebut dirancang berbentuk bundar sehingga dijuluki sebagai ‘Kota Bundar‘ dan dipagari oleh dua lapis tembok besar yang tingginya mencapai 90 kaki. Pada luar tembok dibangun parit yang dalam. Hal tersebut terinspirasi oleh Perang Khandaq pada zaman Rasulullah SAW.
Pada 800 M, Baghdad telah menjelma menjadi pusat peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, perdagangan, ekonomi, dan politik. Puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah tercapai pada era pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan Khalifah Al-Ma’mun (813-833 M). Pada saat itu, terdapat Baitulhikmah yang merupakan sebuah lembaga penerjemah yang berkembang menjadi perguruan tinggi, perpustakaan, dan lembaga penelitian. Didalamnya terdapat ribuan koleksi buku, ruang baca yang sangat nyaman, ruang tinggal untuk para penerjemah, ruang untuk diskusi ilmiah hinggi area pengamatan bintang.
Setelah 500 tahun berkuasa, Dinasti Abbasiyah runtuh karena dihancurkan oleh bangsa Mongol pimpinan Hulagu Khan pada 1258 M. Ribuan sarjana dan 100 ribu warga Baghdad dibantai. Perpustakaan, saluran irigasi, gedung-gedung bersejarah, dan berbagai transkrip ilmu pengetahuan dihancurkan. Kejadian tersebut terulang lagi saat tahun 2003 ketika tentara Amerika Serikat menyerang Baghdad dan menghancurkan berbagai peninggalan kejayaan Islam yang tersisa.