Bacaan Ringan "MENGENAL IMAM BESAR MASJIDIL HARAM - SYAIKH DR. ABDURRAHMAN BIN 'ABDUL 'AZIZ AS-SUDAIS"
http://massandry.blogspot.com
Syekh Sudais lahir pada tahun 1382 di Riyadh. Dia menjadi Hafidzul Qur’an pada usia 12 tahun, di masjid kota Riyadh yang dikepalai oleh Syaikh Abdul Rahman al-Faryan. Beliau juga diambil oleh Syaikh Muhammed Ali Hussan and Syaikh Muhammed Abdul Majid Zakir untuk menerima berbagai beasiswa.
Syaikh Abdul Rahman tumbuh di Riyadh beliau mencapai pendidikan dasar ‘Mathna bin Hartha’ semacam akademi ilmu pengetahuan. Di sana beliau belajar di bawah berbagai macam beasiswa termasuk dari Syaikh Abdullah Munaif and Syaikh Abdullah bin Abdul Rahman al Tuwayjiri. Dr. Abdul Rahman lulus dari akademi ini dengan predikat “Excellent” tahun 1399H dan melanjutkan ke Fakultas Syari’ah. Setelah itu beliau menjadi Imam dan Khotib di Masjid Syaikh al-Allam Abdul Razzaq Afifi. Beliau juga mulai mengajar di Akademi Imam al-Dawa Al-Almy.
Pada tahun 1404 beliau ditunjuk sebagai Imam dan Khotib Masjid al-Haram, Makkah. Di sana pertama kalinya beliau menjadi imam pada sholat Ashr tanggal 22 Sya’ban 1404H (22 Agustus 1404H). Khutbah pertama pada hari kelima belas bulan Ramadhan 1404H (15 September 1404H). Dalam tahun yang sama, Dr. Abdul Rahman mendapat gelar Master Degree, dengan predikat “Excellent” dari Universitas Syari’ah Imam Muhammad bin Saud. Beliau dilimpahi wewenang untuk menjadi guru asisten di Universitas terkemuka Ummul Qura’, Makkah, di mana beliau mendapatkan gelar Doktornya, dan lagi-lagi lulus dengan predikat “Excellent” pada tahun 1416H. Beliau ditunjuk menjadi Dosen Fakultas Syari’ah di Universitas Ummul Qura’.
Dan beliau ditetapkan sebagai Imam Masjidil Haram pada tahun 1404 H saat umur beliau 22 tahun.
Sheikh Abdurrahman Al-Sudais, salah seorang imam Masjidil Haram Makkah, memiliki suara bacaan Al-Qur`an yang khas, sehingga hampir semua kaum Muslimin yang pernah menunaikan haji atau umrah akrab dengan suaranya.
Oleh karena itulah suara merdu bacaan Al-Qur`an secara tartil (bacaan tanpa lagu) itu menyebar ke seantero dunia lewat kaset dan cakram digital (Compact Disc/CD). Dan, suaranya pun sering terdengar di masjid-masjid mancanegara.
Selain suara khas yang kadang-kadang membuat mata tidak terasa meneteskan air tangis haru, sang Imam yang bergelar doktor (S3) itu terkenal ramah dan lemah lembut, serta cepat akrab dengan siapa saja.
Sikap cepat akrab dan lemah lembut dengan selalu menebar senyum itulah yang membuat banyak orang betah menemaninya, apalagi untuk mengobrol seputar masalah-masalah agama.
Dan, satu lagi kelebihan Imam Masjidil Haram itu adalah senang "mengoleksi" banyak bahasa, walaupun hanya sepatah kata, terutama bahasa gaul. Senyum lembut, yang dalam ajaran Islam bernilai sedekah itu ditambah dengan sepatah bahasa setempat itulah membuat beberapa orang yang tadinya tidak mengenal Islam sama sekali, menjadi tertarik.
Salah satu contohnya terjadi saat sang imam menginap selama dua malam di salah satu hotel di "diplomatic area" di kota Beijing belum lama ini. Sheikh Sudais dapat meng-Islamkan lima orang China dari karyawan hotel tersebut yang tertarik dengan sikap sang imam.
"Di tengah malam dua warga China datang di kamar hotel, dan ia menyatakan ingin memeluk Islam. Saya jelaskan lewat seorang penerjemah lulusan salah satu Universitas Islam di Saudi, agar kunci pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadah," katanya seperti dikutip harian Al-Riyadh, Saudi, Senin (11/6).
Tidak beberapa lama lagi, tiga orang lainnya datang ke ruangan Sheikh Sudais yang tidak pernah ditutupnya dari sejak masuk hotel hingga kembali ke negaranya. Ketiga orang warga negeri Tirai Bambu itu datang berniat yang sama.
Setelah acara pengucapan kalimah syahadah, Sheikh menanyakan lewat penerjemah sebab mereka tertarik masuk Islam. Mereka serempak menjawab "tertarik dengan sikap Sheikh yang selalu hangat dengan senyum lembut".
"Selain itu, rasa percaya penuh kepada kami karena pintu kamar Sheikh selalu dibuka hingga meninggalkan hotel. Dan, satu lagi, sapaan Sheikh dengan bahasa China yang didapatnya pada hari pertama tiba," ujar mereka.
Paling tidak, pengalaman Sheikh Sudais itu sebagai salah satu bukti bahwa Islam tersebar bukan karena aksi teror, namun lewat sikap bersahaya dan keakraban kaum Muslimin terhadap sesama tanpa membedakan agama, bangsa, ras dan golongan.
Nasehat Imam Alsudais
Berikut ini, saya paparkan delapan nasihat dari Imam Sudais (Imam Masjidil Haram) yang saya nukil dari buku Surat Terbuka untuk para Ayah dan Ibu, karya Ustadz Yusuf Mansur. Inilah nasihat Imam Sudais berkaitan dengan kewajiban kita terhadap Al-Qur’an Semoga bermanfaat, dan amalkanlah!
* Mengimani dan mempercayai bahwa Al-Qur’an itu datang dari Allah. Ia juga merupakan firman Allah (yang diberikan) kepada hamba-Nya; Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
* Membacanya. Karena dalam membacanya terdapat pahal yang besar. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits Ibnu Mas’ud : “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan, tiap-tiap kebaikan dikalikan sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HR. Tirmidzi)
* Merenungkan kandungannya. Allah SWT berfirman : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mereka mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran”. “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”. “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” Demikianlah ayat-ayat Al-Qur’an yang agung, mengahak kita untuk mentadabburi al-Qur’an. Renungkanlah kandungan al-Qur’an, bilang engkau ingin memperoleh petunjuk-Nya. Maka sungguh sebuah kebaikan itu akan datang, melalui merenungkan kandungan kitab-Nya.
* Mengambil peringatan dan pelajaran dari nasihat Al-Qur’an. Agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. Begitu juga memahami makna ayat-ayat-Nya.
* Berperilaku dengan akhlak Al-Qur’an. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, ketika beliau ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab, “Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an”
* Mengamalkan Al-Qur’an. Sehingga nilai-nilai Al-Qur’an bisa hidup di tengah masyarakat. Betul, ilmu harus diikuti dengan amal. “Yaitu orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.” Apa gunanya bila seorang muslim membaca ayat tentang perintah mendirikan shalat, kemudian dia tidak shalat?
* Berhukum dengan Al-Qur’an di setiap permasalahan yang ada. “Maka demi Tuhamu, mereka (pada hakekatnya) tidak akan beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”
* Berobat dengan Al-Qur’an. “Katakanlah : ‘Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin”
Alangkah indah bait puisi milik Asy-Syatibi
“Sungguh kitab Allah adalah penyelamat yang setia, kekayaan yang sempurna juga derajat yang mulia”
“Dia teman duduk yang perkataannya tak pernah membosankan, Dan mengulangi membacanya semakin ia menampakkan kecantikannya”
“Wahai para pembaca Al-Qur’an, berpeganglah teguh kepadanya, Muliakanlah ia disetiap tempat dan wkatu kau berada”
Alangkah indah dan nikmatnya kedua orang tuamu, mereka bermahkotakan cahaya dan bermandikan perhiasaan (karena kamu membaca Al-Qur’an)”
Ramadhan adalah bulannya Al-Qur’an, maka bacalah!