Wednesday, September 11, 2013

Bacaan Perang "SEJARAH PERANG DUNIA II - PERTEMPURAN SELAMA PD II DI ASIA"

http://massandry.blogspot.com
Hideki Toji
1937 : Perang Sino - Jepang (1937 - 1945)
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian di Eropa. Jepang telah menginvasi China pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang pun dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.

1940 : Jajahan Perancis Vichy
Pada 1940, Jepang menduduki Indochina Perancis (kini Vietnam), sesuai persetujuan dengan Pemerintahan Vichy, meski secara lokal terdapat kekuatan Perancis Bebas (Free French), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman dan Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan memboikot minyak.

1941 : Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor
Pada 7 Desember 1941, pasukan pesawat tempur Jepang yang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo, melaksanakan serangan udara dadakan ke Pearl Harbor, yang merupakan pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Karena ketidaksiapan AS terhadap serangan kejutan itu, maka pasukan udara Kamikaze Jepang hanya menghadapi perlawanan kecil dan berhasil menghancurkan pelabuhan tersebut. Atas serangan membabi buta itu, AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.

Bersamaan dengan serangan ke Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda.

Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania.

1942 : Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber minyak.

Jepang dalam hal ini memang sengaja mengambil taktik tersebut, sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America), British (Inggris), Dutch (Belanda), (Australia) yang berkedudukan di Bandung.

Walhasil, serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA, khususnya Australia dan Belanda. Jepang mengadakan serangan laut secara besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942, dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur dalam insiden itu.

Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya, sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan Porong.

Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian, membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer.

Pada awalnya, Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung. Namun, tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Akan tetapi, setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung, akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

1942 : Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil saat itu, maka Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk.

Sebulan kemudian, invasi Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang, yaitu Atol Midway.

Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk, yang mana industri Jepang sendiri tidak dapat menggantikannya. Sementara itu, Angkatan Laut AS kehilangan satu kapal induknya. Kemenangan besar buat AS ini, menyebabkan Angkatan Laut Jepang terpaksa dalam posisi bertahan.

Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942 - Agustus 1945
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia. Banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara, Yunani dan Timur Tengah.

Para pemimpin Sekutu telah setuju, mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun, pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh.

Pada 7 Agustus 1942, Pulau Guadalcanal diserang oleh Amerika Serikat, dan pada awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne. Namun sayang, pasukan darat Jepang disini menderita kekalahan meyakinkan untuk pertama kalinya. Dan pada februari 1943 pertahanan Jepang pun runtuh di Guadalcanal .

1943 – 1945 : Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia dan AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang di duduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang.

Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah.

Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.

Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri sebenarnya merupakan salah satu alasan Jepang dalam memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif, setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.

1945 : Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang
Awan jamur di atas Hiroshima setelah dijatuhkannya Little Boy

Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS, menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Atas perintah Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, setelah enam bulan pengeboman terjadi di 67 kota di Jepang.

Diantara kota-kota lain, Tokyo di bom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri, setidaknya ada 90.000 orang yang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu.

Cendawan asap Fat Man yang diakibatkan oleh ledakan nuklir di atas Nagasaki setinggi 18 km
Tanggal 6 Agustus 1945, AS mengirim 2 buah pesawat jenis B-29 superfoster yang membawa bom atom dengan massa 55 ton dari markas AS di Filipina. Bomber B-29 dengan nama “Enola Gay” yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom “Little Boy” di Hiroshima, dengan daya ledak 50 km², menciptakan awan jamur yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus).

Diikuti pada tanggal 9 Agustus 1945, Jepang dikejutkan dengan dijatuhkannya kembali bom nuklir berjulukan “Fat Man” dengan massa 105 ton berdaya ledak hingga 100 km² oleh bomber B-29 bernama “Bock’s Car” yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney, yang menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki.

Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang, merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan.

Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, dan menandatangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS Missouri di teluk Tokyo, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II.

Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi “Three Non-Nuclear Principles”, melarang negara itu untuk memiliki senjata nuklir.


Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds