Wednesday, September 11, 2013

Bacaan Perang "SEJARAH PERANG DUNIA II - AKHIR SEBUAH TIRANI PART 3"

http://massandry.blogspot.com
Pada bulan dan tahun yang sama, Jepang mulai mengincar Semenanjung Malaya. Angkatan udara Jepang membombardir Kuala Lumpur, Malaysia, yang dikendalikan Inggris. Pasukan Inggris segera mempertahankan Brunei Darussalam, yang merupakan tambang minyak incaran Jepang.

1 Maret 1942, Jawa yang dikendalikan Belanda, menyerah tanpa syarat setelah Jepang mendarat di Tarakan dan mulai mengancam akan mengebom Bandung. Seluruh wilayah Hindia Belanda (sekarang menjadi Indonesia) telah jatuh ke tangan Jepang. Sekitar 100 ribu tentara Belanda, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris ditawan di Indonesia.

Setelah menguasai hampir sebagian Asia Tenggara, Jepang kembali fokus pada Filipina yang menyerah pada 9 April 1942 di Tanjung Bataan, dan kemudian seluruh Filipina jatuh pada kendali Jepang pada 6 Mei di Pulau Corregidor. Jenderal Douglas McArthur yang dievakuasi ke Australia berkata "Aku akan kembali", sebelum dia dibawa ke Australia.

Meski Jerman menggunakan serangan yang menyasar ke sipil, sebenarnya Amerika Serikat dan Inggrislah yang memulainya. Kedua negara memasuki Jerman daratan dan mengebom kota-kota penting, membunuh rata-rata 100 sipil dalam waktu sehari. Kota Hamburg dan Dresden nyaris hancur total.

Jepang lebih menderita lagi, karena sebagian besar rumah-rumahnya berdekatan dan terbuat dari kayu. Serangan udara Amerika Serikat ke daratan Jepang pada 10 Maret 1942, membuat badai api di angkasa Jepang, dan banyak warga sipil yang tewas akibat serangan ini.

Dua hari sebelum menyerahnya Amerika Serikat di Filipina, sebuah pertempuran di Coral Sea telah dimulai dan dimenangkan Sekutu pada 8 Mei 1942. Kota Tobruk di Libya bagian timur berhasil diambil lagi oleh Poros. Operasi Barbarossa mengalami kebuntuan.

Pasukan Jerman semakin terjepit, meski sudah mengepung Leningrad. Akhirnya Hitler merubah tujuannya. Dari semula menggilas Uni Soviet, menjadi mendapatkan Rusia Selatan. Namun, Stalin tak akan membiarkan hal itu terjadi.

Jepang dan Amerika Serikat bertempur di Midway, sebuah pertempuran laut dimana pesawat-pesawat Amerika Serikat berhasil menenggelamkan tiga kapal induk Jepang dalam waktu yang begitu singkat, satu menit. Jepang tak pernah pulih sejak kekalahannya disini.

Pada akhir bulan Juni, pertempuran El Alamien I berlangsung dan dimenangkan Poros. Perlawanan Soviet di Crimea berakhir pada 5 Juli 1942 dan kini Stalin bisa lebih leluasa memfokuskan diri pada kecoa-kecoa Hitler di negaranya. Melihat kekuatan yang sudah tak memungkinkan, Jerman menarik diri dari Rusia Utara, menuju selatan.

Meski telah mengepung Leningrad selama 900 hari, tetapi Perlawanan kuat dari Uni Soviet membuat Jerman tak bisa menguasainya. Front Moskow mengalami kekalahan telak, dan Hitler mencoba mengulur kekalahan dengan berusaha mendapatkan sebuah kota di selatan, Stalingrad.

Langkah Jerman menuju Stalingrad bermula pada 9 Juli 1942. Ketika Jepang mulai melancarkan bombardir terhadap Australia Utara, Jenderal Alexander dan Montgomery mengambil alih komando Sekutu atas front di Timur Tengah pada 13 Agustus 1942.

Kedua jenderal ternyata berhasil memusingkan Rommel. Hitler, semakin pusing mendapat laporan hasil pertempuran dimana-mana. Jepang harus mempertahankan wilayah yang begitu luas dengan persenjataan yang semakin tipis. Pada 23 Agustus, pesawat-pesawat Jerman menyerang Stalingrad.

Di Afrika Utara, Rommel gagal melancarkan aksi di Alam el Halfa. Pertempuran pecah di kota Stalingrad pada 13 September 1942. Kali ini Tentara Merah Soviet muncul dengan kekuatan yang baru.

Georgy Zhukov, seorang jenderal cemerlang di pihak Uni Soviet, merasa Jepang tak akan menyerang wilayahnya di Timur Jauh, karena negara tersebut sedang sibuk mengurus musuh utamanya, Amerika Serikat.

Zhukov mengerahkan pasukannya dari Siberia yang dibantu persenjataan dan dukungan Tentara Merah. Orang-orang Siberia adalah rakyat mahir berburu dan tidak takut dingin. Kini mereka akan memulai perburuan lagi. Tapi sasarannya bukan rusa ataupun beruang, melainkan tentara Jerman.

Pertempuran Stalingrad adalah pertempuran paling berdarah sepanjang sejarah umat manusia. Kurang lebih tujuh serdadu tewas setiap lima menitnya. Tentara Soviet mati-matian mempertahankan kota dan Jerman yang semakin terdesak dipaksa Hitler untuk tidak menyerah.

Hitler lupa kemampuan istimewa Soviet dalam memobilisasi pasukan. Bantuan yang terus berdatangan membuat Jerman benar-benar dihancurkan. Musim dingin Rusia dimanfaatkan dengan sangat baik oleh pasukan Soviet. Banyak tentara Jerman yang mati akibat penyakit dan kelaparan.

Satu-satunya tujuan mereka merebut Stalingrad bukan karena paksaan dari Hitler, melainkan untuk mempertahankan hidup. Pasukan Jerman yang kedinginan bisa saling bunuh, hanya karena berebut gubuk dan jerami untuk menghangatkan diri. Tapi Soviet berbeda, mereka bekerja sebagai seorang profesional di medan perang dingin dan bersalju.

Perang Stalingrad berlangsung penuh darah. Soviet berada di puncak pertempuran sejak 19 November 1942. Jerman kebingungan menghadapi dua front sekaligus, di Eropa dan Afrika Utara. Italia sudah tak bisa diandalkan dan Jepang terlalu jauh dari jangkauan.

Montgomery melancarkan Operation Lightfoot di El Alamien yang membuat pertahanan Poros di kota itu kocar-kacir dan berhasil beralih kendali ke tangan Sekutu. Tiga hari kemudian, yaitu pada 8 November 1942, Jenderal Dwight Eisenhower dari Amerika Serikat melancarkan Operasi Obor (Operation Torch) guna merebut Maroko dan Aljazair yang dikendalikan pemerintah Perancis Vichy.

Hanya dalam waktu sehari, Sidi Barrani diambil alih lagi oleh Sekutu, begitu juga dengan Tobruk empat hari kemudian. Pada 15 Desember, Inggris merebut Derna, sementara Amerika Serikat berhasil mendarat di Maroko dan Aljazair setelah mengalahkan gabungan tentara Jerman dan Perancis Vichy pada 16 November 1942. Jerman dan Amerika Serikat lalu bertemu di kota Djebel Abiod, Tunisia, sehari setelahnya.

Rommel kesulitan menghadapi dua jenderal jenius sekaligus. Serdadu Sekutu yang dinamai Eighth Army, berhasil menduduki Benghazi pada 20 November. Tentara Amerika Serikat berjalan dan dalam waktu seminggu berhasil mencapai kota Terbourba dan Djedeida, 12 mil dari Tunis, pusat pertahanan Poros.

Akan tetapi Rommel berhasil mendorong mundur pasukan tersebut di Medjez el Bab, dan memaksanya bertahan di Terbourba yang kemudian gagal dipertahankan oleh Amerika Serikat. Sementara itu, di timur, Eighth Army berhasil merebut Sirte.

Jepang tak pernah memulai aksi dan terus bertahan sejak Pertempuran Midway. Negara kecil itu harus mempertahankan wilayah luasnya dari gempuran Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Inggris.

Ibukota kolonial Italia di Tripoli dirampas oleh Inggris pada 23 Januari 1943. Rommel dan tentaranya terseok-seok menyelamatkan diri ke Garis Mareth, perbatasan selatan Tunisia dengan Libya. Dari Jalan Faid di pusat Tunis, Poros melangkah menuju pertempuran Zizi Bouzid, dan tiba di Sbeteila dua hari kemudian. Poros benar-benar semakin terdesak di Afrika Utara.

Di Stalingrad, Jerman sudah tak punya harapan untuk menang, tetapi Hitler tetap bersikeras untuk menguasai kota. Stalin menganggap Hitler melakukan aksi yang sia-sia, dan dia tetap menolak menyerahkan Stalingrad sebagaimana Finlandia menyerahkan Viipuri.

Serdadu Jerman akhirnya terkepung di kota, tanpa makanan, tanpa bantuan logistik, tanpa persenjataan, dan Soviet sudah siap melakukan strategi 'sapu habis', hingga akhirnya serdadu Jerman menyerah pada 2 Februari 1943. Sisa-sisa tentara Jerman ditawan, tapi perlakuan sebagai tawanan masih lebih baik daripada kedinginan dan melanjutkan pertarungan yang sia-sia di Stalingrad.

Stalingrad, sebuah kota di daratan Rusia, akhirnya menjadi awal dari akhir para pasukan Nazi, yang dengan tak sengaja telah mengukir batu nisannya sendiri. Pertempuran itu adalah kekalahan pertama Jerman, sekaligus patokan dari kekalahan-kekalahan Jerman pada pertempuran berikutnya.

Operation Vulcan yang dilancarkan Sekutu pada 7 Mei 1943 berhasil menyelesaikan Front Timur Tengah. Mereka menyerbu masuk ke dalam Tunisia, satu-satunya wilayah kekuasaan Poros yang tersisa di Afrika Utara. Bantuan tak bisa lagi dikirim, karena Laut Mediterania yang tadinya diberikan pada Italia, justru jatuh ke tangan Inggris, Australia, dan Selandia Baru.

Rommel hanya tinggal menanti kekalahannya yang pertama. Meski begitu, Nazi Jerman tetap mati-matian mempertahankan Tunisia dengan percuma. Pertempuran besar terjadi di Sfax, Sidi Bouzid, Terbourba, dan Djedeida. Garis Mareth berhasil dikuasai Sekutu terlebih dahulu pada 23 Maret 1943.

Akhirnya Amerika Serikat dapat melaju kembali ke Tunisia, setelah mendapat kebuntuan di Terbourba, setelah Inggris berhasil menerobos pertahanan timur dan selatan Jerman di Tunisia.

Pada 7 Mei 1943, pasukan Inggris memasuki ibukota Tunis, Amerika Serikat mengambil kendali atas kota Bizerte, dan Rommel dievakuasi kembali ke negaranya. Sisa-sisa serdadu Jerman dan Italia menyerah di Tunis, Tunisia, pada 13 Mei 1943. Front Afrika dan Timur Tengahpun berakhir di sini.

Jatuhnya Tunis dan kekalahan Poros di Afrika Utara dan Stalingrad, adalah awal dari kekalahan beruntun Italia dan Jerman, sementara kekalahan Jepang atas Midway adalah titik balik yang signifikan.

Setelah kekalahan Poros di Afrika Utara, Uni Soviet dan Amerika Serikat mulai mengambil andil dalam pembebasan Asia dan Eropa. Pakta Non-Agresi telah gagal disepakati dan Soviet kini mulai tergiur melihat Jerman yang sudah lemah, setelah kegagalan atas Stalingrad.

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds