Bacaan Perang "CATATAN PERANG YUNANI VS PERSIA 2500 TAHUN YANG LALU - PART 6"
http://massandry.blogspot.com
Dengarlah orang-orang yang tinggal di jalan-jalan besar Lakedaemon!
Kota megahmu ini akan diruntuhkan oleh keturunan Perseus,
Atau, sebagai gantinya, seluruh negeri Lakonia harus
Berdukacita karena kehilangan seorang raja, keturunan dari Herakles yang perkasa...
(kata-kata orakel di Delphi tentang kejatuhan Sparta)
Leonidas dan 300 orang Sparta
Anaxandridas, raja Sparta, memiliki empat orang anak laki-laki, yang tertua bernama Kleomenes, lalu Dorieus, Leonidas dan Kleombrotus. Karena Kleomenes dan Dorieus meninggal tanpa memiliki keturunan anak laki-laki, maka Leonidas yang berhak menjadi raja Sparta selanjutnya. Ia adalah generasi ke-17 dari keturunan Herakles dan menikah dengan putri Kleomenes, yang bernama Gorgo.
Setelah mendapat peringatan dari orakel bahwa Sparta (Lakedaemon) akan ditaklukkan Persia kecuali salah satu rajanya yang keturunan Herakles mengorbankan diri, Leonidas memanggil 300 orang prajurit pilihannya dan berangkat ke Thermopylae untuk menghadang serbuan pasukan Persia ke tanah Yunani.
Tetapi Dewan Sparta kurang menyetujui pengiriman prajurit Sparta ke Thermopylae karena di saat bersamaan sedang diadakan Festival Karneia dan Pertandingan Olympiade, yang menurut adat di Sparta, selama festival berlangsung tidak boleh berperang dan mengangkat senjata. Selain itu kebijakan militer Sparta memutuskan untuk memusatkan pasukan Yunani di Isthmus Korinthos, bukan di Thermopylae, sehingga hanya sedikit prajurit yang pergi berperang menemani raja mereka, Leonidas. Saat Gorgo melepas kepergian suaminya, ia bertanya apa yang bisa ia lakukan untuk membantu Leonidas.
Leonidas menjawab: “Menikahlah dengan pria baik-baik dan besarkanlah anak-anakmu.” Sang Raja menyadari bahwa apabila ramalan orakel tepat, ia harus mengorbankan diri demi menyelamatkan kota Sparta beserta seluruh rakyatnya.
Thermopylae, The Hot Gates
Thermopylae adalah nama daearah dimana terdapat jalan sempit yang dibatasi oleh laut dan perbukitan yang lebarnya kira-kira hanya 14 meter, Nama Thermopylae berasal dari mata air hangat yang berada di dekat lokasi itu dan sampai sekarang masih tetap ada.
Xerxes dan pasukannya berkumpul di Trakhinia, Malis, sementara pasukan Yunani berjaga-jaga di Thermopylae dan membangun kubu pertahanan di Benteng Phokia. Selain 300 orang prajurit Sparta yang dibawa oleh Leonidas, ikut bergabung 2120 prajurit Arkadia, 400 orang dari Korinthos, 200 orang dari Phlios, 80 orang dari Mykenae, 700 prajurit Thespia, 400 prajurit Theban, 1000 orang dari Lokris dan Phokis serta kurang lebih 1800 prajurit dari kota-kota Yunani lainnya. Kurang lebih terdapat 7000 pasukan Yunani gabungan dan semuanya berada di bawah komando Leonidas. Mereka berhadap-hadapan dengan ratusan ribu pasukan Persia dan sekutunya termasuk 80.000 pasukan berkuda serta 20.000 prajurit Arab dan Libya yang mengendarai unta.
Untuk mengetahui jumlah pasukan Yunani dan apa yang sedang mereka kerjakan, Xerxes mengirim mata-mata untuk mengintai perkemahan Yunani. Tetapi yang dilihat mata-mata ini hanyalah orang-orang Sparta yang sedang berolahraga sedangkan prajurit Sparta lainnya sedang menyisir rambutnya yang panjang. Saat mata-mata ini kembali dan melaporkan hasil temuannya, Xerxes nampak begitu heran.
Demaratus, yang pernah diasingkan dari Sparta dan sekarang berada di pihak Persia sebagai penasehat Xerxes, menjelaskan hal ini, “Begitulah tradisi orang-orang Sparta, bila mereka menghadapi bahaya dalam hidupnya, yang mereka lakukan adalah merawat rambutnya. Mereka adalah orang-orang paling berani di seluruh Yunani dan mereka bertekad untuk mempertahankan Thermopylae sampai titik darah penghabisan.”
Xerxes yang masih tidak percaya kemudian mengirim utusan ke pasukan Yunani dan mengajak Leonidas untuk menyerahkan diri dengan janji akan dijadikan raja di seluruh Yunani oleh Xerxes.
“Molon Labe! - Datang dan ambillah sendiri!” ujar Leonidas.
Athanatoi, The Immortal
Selama empat hari Xerxes menahan diri untuk maju menghadapi pasukan Yunani dengan harapan mereka akan pergi. Tetapi di hari kelima, pasukan Yunani tetap bertahan di Thermopylae dan membuat Xerxes kesal. Ia lalu mengirim pasukan Media dan Kissia maju bertempur, tetapi malah pasukan Media dibuat kocar-kacir dan banyak dari mereka yang tewas terbunuh.
Setelah pasukan Media mundur, kini pasukan yang dipimpin oleh Jendral Hydarnes maju menyerang, yaitu pasukan elite Persia, The Immortal, yang terdiri dari 10.000 orang. Pasukan elite ini juga dikenal dengan nama Athanatoi atau Sepuluh Ribu prajurit karena bila salah satu prajuritnya terbunuh atau jatuh sakit, akan langsung digantikan oleh prajurit lain, sehingga kekuatan dan jumlahnya tidak akan berkurang.
Yang bisa menjadi anggota pasukan elite ini hanya penduduk asli Persia yang terbaik dan mereka juga dipersenjatai dengan lengkap. Mereka mengenakan topi bulu yang disebut tiara, jubah dengan berbagai warna dan celana panjang. Senjata yang dibawa oleh pasukan ini yaitu perisai dari anyaman yang ringan, lembing pendek, anak panah beserta busurnya dan pedang pendek yang terselip di pinggang kanan. Mereka juga ditemani dengan kereta perbekalan khusus dengan makanan istimewa yang berbeda dari anggota pasukan lainnya.
Xerxes sangat yakin The Immortal bisa menaklukkan pasukan Yunani. Tetapi di jalur sempit Thermopylae, lembing-lembing pendek mereka tidak berguna menghadapi lembing-lembing panjang milik prajurit Yunani. Jumlah mereka yang ribuan orang sama sekali tidak membantu dalam pertempuran di medan sempit. Lagipula keahlian dan teknik bertempur prajurit-prajurit Sparta memang diatas rata-rata pasukan Persia. Walaupun di pihak Yunani jatuh kurban, sangat sedikit jumlahnya dibandingkan korban di pihak Persia. Xerxes yang melihat dari jauh sampai melompat tiga kali dari singgasananya melihat kekalahan pasukan elite-nya itu.
Keesokan harinya, pasukan Persia kembali menyerang pasukan Yunani, yang mereka pikir kelelahan dan terluka. Tetapi pasukan Yunani bertempur dengan hebat dan bersatu-padu melawan pasukan Persia. Mengetahui mereka kembali mendapat perlawanan dengan kekuatan yang sama dengan hari sebelumnya, pasukan Persia mundur dari pertempuran. Jumlah korban yang jatuh lebih banyak di pihak Persia menciutkan hati prajurit-prajurit Persia. Xerxes sadar menghadapi pasukan Yunani secara frontal adalah sebuah kesalahan fatal. Tetapi segalanya berubah saat seseorang datang menemui Xerxes.
Kota megahmu ini akan diruntuhkan oleh keturunan Perseus,
Atau, sebagai gantinya, seluruh negeri Lakonia harus
Berdukacita karena kehilangan seorang raja, keturunan dari Herakles yang perkasa...
(kata-kata orakel di Delphi tentang kejatuhan Sparta)
Leonidas dan 300 orang Sparta
Anaxandridas, raja Sparta, memiliki empat orang anak laki-laki, yang tertua bernama Kleomenes, lalu Dorieus, Leonidas dan Kleombrotus. Karena Kleomenes dan Dorieus meninggal tanpa memiliki keturunan anak laki-laki, maka Leonidas yang berhak menjadi raja Sparta selanjutnya. Ia adalah generasi ke-17 dari keturunan Herakles dan menikah dengan putri Kleomenes, yang bernama Gorgo.
Setelah mendapat peringatan dari orakel bahwa Sparta (Lakedaemon) akan ditaklukkan Persia kecuali salah satu rajanya yang keturunan Herakles mengorbankan diri, Leonidas memanggil 300 orang prajurit pilihannya dan berangkat ke Thermopylae untuk menghadang serbuan pasukan Persia ke tanah Yunani.
Tetapi Dewan Sparta kurang menyetujui pengiriman prajurit Sparta ke Thermopylae karena di saat bersamaan sedang diadakan Festival Karneia dan Pertandingan Olympiade, yang menurut adat di Sparta, selama festival berlangsung tidak boleh berperang dan mengangkat senjata. Selain itu kebijakan militer Sparta memutuskan untuk memusatkan pasukan Yunani di Isthmus Korinthos, bukan di Thermopylae, sehingga hanya sedikit prajurit yang pergi berperang menemani raja mereka, Leonidas. Saat Gorgo melepas kepergian suaminya, ia bertanya apa yang bisa ia lakukan untuk membantu Leonidas.
Leonidas menjawab: “Menikahlah dengan pria baik-baik dan besarkanlah anak-anakmu.” Sang Raja menyadari bahwa apabila ramalan orakel tepat, ia harus mengorbankan diri demi menyelamatkan kota Sparta beserta seluruh rakyatnya.
Thermopylae, The Hot Gates
Thermopylae adalah nama daearah dimana terdapat jalan sempit yang dibatasi oleh laut dan perbukitan yang lebarnya kira-kira hanya 14 meter, Nama Thermopylae berasal dari mata air hangat yang berada di dekat lokasi itu dan sampai sekarang masih tetap ada.
Xerxes dan pasukannya berkumpul di Trakhinia, Malis, sementara pasukan Yunani berjaga-jaga di Thermopylae dan membangun kubu pertahanan di Benteng Phokia. Selain 300 orang prajurit Sparta yang dibawa oleh Leonidas, ikut bergabung 2120 prajurit Arkadia, 400 orang dari Korinthos, 200 orang dari Phlios, 80 orang dari Mykenae, 700 prajurit Thespia, 400 prajurit Theban, 1000 orang dari Lokris dan Phokis serta kurang lebih 1800 prajurit dari kota-kota Yunani lainnya. Kurang lebih terdapat 7000 pasukan Yunani gabungan dan semuanya berada di bawah komando Leonidas. Mereka berhadap-hadapan dengan ratusan ribu pasukan Persia dan sekutunya termasuk 80.000 pasukan berkuda serta 20.000 prajurit Arab dan Libya yang mengendarai unta.
Untuk mengetahui jumlah pasukan Yunani dan apa yang sedang mereka kerjakan, Xerxes mengirim mata-mata untuk mengintai perkemahan Yunani. Tetapi yang dilihat mata-mata ini hanyalah orang-orang Sparta yang sedang berolahraga sedangkan prajurit Sparta lainnya sedang menyisir rambutnya yang panjang. Saat mata-mata ini kembali dan melaporkan hasil temuannya, Xerxes nampak begitu heran.
Demaratus, yang pernah diasingkan dari Sparta dan sekarang berada di pihak Persia sebagai penasehat Xerxes, menjelaskan hal ini, “Begitulah tradisi orang-orang Sparta, bila mereka menghadapi bahaya dalam hidupnya, yang mereka lakukan adalah merawat rambutnya. Mereka adalah orang-orang paling berani di seluruh Yunani dan mereka bertekad untuk mempertahankan Thermopylae sampai titik darah penghabisan.”
Xerxes yang masih tidak percaya kemudian mengirim utusan ke pasukan Yunani dan mengajak Leonidas untuk menyerahkan diri dengan janji akan dijadikan raja di seluruh Yunani oleh Xerxes.
“Molon Labe! - Datang dan ambillah sendiri!” ujar Leonidas.
Athanatoi, The Immortal
Selama empat hari Xerxes menahan diri untuk maju menghadapi pasukan Yunani dengan harapan mereka akan pergi. Tetapi di hari kelima, pasukan Yunani tetap bertahan di Thermopylae dan membuat Xerxes kesal. Ia lalu mengirim pasukan Media dan Kissia maju bertempur, tetapi malah pasukan Media dibuat kocar-kacir dan banyak dari mereka yang tewas terbunuh.
Setelah pasukan Media mundur, kini pasukan yang dipimpin oleh Jendral Hydarnes maju menyerang, yaitu pasukan elite Persia, The Immortal, yang terdiri dari 10.000 orang. Pasukan elite ini juga dikenal dengan nama Athanatoi atau Sepuluh Ribu prajurit karena bila salah satu prajuritnya terbunuh atau jatuh sakit, akan langsung digantikan oleh prajurit lain, sehingga kekuatan dan jumlahnya tidak akan berkurang.
Yang bisa menjadi anggota pasukan elite ini hanya penduduk asli Persia yang terbaik dan mereka juga dipersenjatai dengan lengkap. Mereka mengenakan topi bulu yang disebut tiara, jubah dengan berbagai warna dan celana panjang. Senjata yang dibawa oleh pasukan ini yaitu perisai dari anyaman yang ringan, lembing pendek, anak panah beserta busurnya dan pedang pendek yang terselip di pinggang kanan. Mereka juga ditemani dengan kereta perbekalan khusus dengan makanan istimewa yang berbeda dari anggota pasukan lainnya.
Xerxes sangat yakin The Immortal bisa menaklukkan pasukan Yunani. Tetapi di jalur sempit Thermopylae, lembing-lembing pendek mereka tidak berguna menghadapi lembing-lembing panjang milik prajurit Yunani. Jumlah mereka yang ribuan orang sama sekali tidak membantu dalam pertempuran di medan sempit. Lagipula keahlian dan teknik bertempur prajurit-prajurit Sparta memang diatas rata-rata pasukan Persia. Walaupun di pihak Yunani jatuh kurban, sangat sedikit jumlahnya dibandingkan korban di pihak Persia. Xerxes yang melihat dari jauh sampai melompat tiga kali dari singgasananya melihat kekalahan pasukan elite-nya itu.
Keesokan harinya, pasukan Persia kembali menyerang pasukan Yunani, yang mereka pikir kelelahan dan terluka. Tetapi pasukan Yunani bertempur dengan hebat dan bersatu-padu melawan pasukan Persia. Mengetahui mereka kembali mendapat perlawanan dengan kekuatan yang sama dengan hari sebelumnya, pasukan Persia mundur dari pertempuran. Jumlah korban yang jatuh lebih banyak di pihak Persia menciutkan hati prajurit-prajurit Persia. Xerxes sadar menghadapi pasukan Yunani secara frontal adalah sebuah kesalahan fatal. Tetapi segalanya berubah saat seseorang datang menemui Xerxes.