Bacaan Perang "PERANG YANG MENGUBAH CHINA - PERANG HE XI"
http://massandry.blogspot.com
Zaman dahulu di antara pegunungan He Li, Qi Lian dan Long Shou di China, terdapat dataran tanah yang subur dan indah. Karena berbentuk sempit dan memanjang 1.000 km bagaikan lorong, maka ia dinamakan Lorong He Xi. Selain kaya akan sumber air juga sangat sesuai untuk bercocok-tanam. Letaknya strategis, menjadi arteri lalu lintas antara Tionggoan (pusat budaya dan geografi negeri China) dan wilayah Barat serta memiliki kedudukan strategis perang yang penting.
Pada masa awal kekuasaan Kaisar Han Wu dari Dinasti Han (206 SM - 220 Masehi) yang ambisius, tempat tersebut masih termasuk wilayah kekuasaan Xiong Nu. Kaisar Han menyusun rencana mempersatukan berbagai bangsa di wilayah Barat, hendak “memutus lengan kanan Xiong Nu”, musuh bebuyutan kuat dari China Utara, untuk diusir atau dimusnahkan.
Sekembalinya Zhang Xai dari misinya di Xi Yu (wilayah sebelah barat Provinsi Gansu, yaitu Tibet, India, Afghanistan, dan lain-lain), ia sangat menganjurkan kaisar Han merebut Xi Yu. Karena beranggapan menguasai Xi Yu bisa meluaskan teritorial dan menyerap berbagai kekayaan alamnya, juga bisa bersekutu dengan suku-suku setempat dengan tujuan untuk “memotong lengan kanan Xiong Nu”.
Kaisar Han sangat antusias, maka diputuskan terlebih dahulu merebut tanah di He Xi, sebagai pangkalan untuk menjepit dan menyerang Xiong Nu, sekaligus sebagai pangkalan untuk pengelolaan wilayah Xi Yu.
Pertempuran He Xi total terjadi 2 kali dan berhasil melemahkan kekuasaan Xiong Nu serta mengubah hubungan antara Dinasti Han dan Xiong Nu.
Perang Pertama He Xi
Pertempuran pertama He Xi terjadi pada 121 SM. Kaisar Han Wu mengutus Jenderal besar Huo Qubing (Huo Jüping) memimpin ekspedisi militer dengan 10.000 pasukan, menyerang Xiong Nu dari Long Xi. Demi mengelabui Xiong Nu dan Suku Jiang, Huo Qubing sengaja mencari jalan memutar yakni menyeberangi sungai di sebelah barat Kota Lan Zhou kini dan menyusuri ladang rumput di lereng utara perbukitan Wu Xiao.
Di sepanjang jalan mereka menaklukkan sejumlah suku kecil, apabila menyerah mereka diampuni, apabila melawan maka dihabisi. Di Gunung Yan Zhi (kini Provinsi Gan Su) bertemu dan kemudian bertempur dengan 2 raja Xiong Nu yakni: Wen Xie dan Xiu Du. Kedua raja itu kalah dan melarikan diri, pasukan Han menawan putra Raja Wen Xie bersama pasukannya, 9.000 orang lebih dimusnahkan. Peperangan kali ini, pasukan Han meski memperoleh kemenangan, namun menderita korban cukup parah. Dari 10.000 orang hanya tersisa 3.000 yang berhasil kembali dengan selamat, kerugian mencapai 70%.
Huo Qubing pada peperangan ini menyatakan telah menang dan ini memberi semangat kepada sang kaisar. Ia memutuskan mengambil peluang di saat kekuatan pasukan, persediaan pangan serta kuda Xiong Nu belum terpulihkan di He Xi, sekali lagi melancarkan serangan.
Pertempuran Kedua He Xi
Perang kedua He Xi terjadi pada musim panas tahun yang sama, Kaisar Han mengutus Huo Qubing dan Gongsun Ao memimpin beberapa puluh ribu pasukan kavaleri melakukan serangan lagi ke He Xi. Huo Qubing dan Gongsun Ao sepakat menyerang Xiong Nu pada 2 garis depan terpisah, untuk kemudian bergabung kembali di Hei He.
Maka Huo Qubing memimpin pasukan dari daerah sekitar Ling Wu dan menyeberangi sungai, mendaki Gunung He Lan lalu Gunung Xun Ji, menyusuri Ruo Shui, melalui wilayah Xiao Yue Shi, menembus teritorial lawan hingga 1.000 km jauhnya dan tibalah mereka di Hei He tempat yang disepakati untuk bergabung dengan pasukan Gongsun Ao.
Akan tetapi, Gongsun Ao lantaran tersesat di tengah jalan maka belum bisa bergabung dengan Huo sesuai jadwal. Demi merebut peluang dan mengambil inisiatif, Huo Qubing terpaksa mengubah strategi dan melancarkan serangan mendadak dari belakang kubu Xiong Nu. Maka 300.000 tentara Xiong Nu terbunuh, sedangkan tentara Han hanya kehilangan 30% pasukannya.
Penutup
Sebanyak dua kali berturut-turut pasukan Xiong Nu di He Xi, dihancurkan pasukan Han. Chan Yi (pemimpin tertinggi Xiong Nu kala itu) sangat marah, ia timbul pikiran jahat hendak membunuh Raja Wen Xie dan Xiu Tu pada saat mereka dipanggil menghadap.
Kedua raja tersebut ketakutan dan diam-diam bersekongkol untuk menyerahkan diri ke Han. Akan tetapi Raja Xiu Tu menyesal, maka Raja Wen Xiu membunuhnya dan mengambil alih pasukannya. Total pasukannya yang berjumlah 40.000 orang menyerah kepada Dinasti Han. Kaisar Han bersuka cita dan mengangkat Raja Wen Xie dan menganugerahinya gelar kebangsawanan. Dinasti Han sangat memperhatikan daerah He Xi, berturut-turut membangun dan mengelola 4 Jun yakni Wu Wei, Zhang Ye, Jiu Quan dan Dun Huang.
Strategi Perang dan Dampaknya
Huo Qubing dalam waktu beberapa bulan saja, secara beruntun menggempur Xiong Nu sebanyak 2 kali, tentu ada pula faktor kemenangan lainnya, akan tetapi, yang paling menonjol ialah strategi yang tepat guna.
Perang He Xi pertama baru usai pada Maret, tidak sampai setengah tahun pasukan Han datang menggempur lagi. Metode bertempur beruntun ini telah mengacaukan prinsip bertempur konvensional pasukan kavaleri Xiong Nu. Lantaran pasokan rumput ternak alami untuk Xiong Nu terbatas dan biasanya setelah perang satu kali maka harus mempersiapkan bahan pangan untuk kuda tempur.
Itulah mengapa dalam waktu dekat mereka tak dapat memobilisasi perang ekspedisi. Juga disebabkan, sewaktu Huo Qubing menyerang lagi, Xiong Nu terkejut dan tidak sempat menangkal, maka itu pasukan Han menuai hasil yang baik dengan cara “kejutan”.
Selain itu, di dalam dua kali pertempuran He Xi, Huo Qubing selalu menggunakan strategi asalkan pasukan musuh menyatakan tunduk kepada Dinasti Han, maka mereka dibebaskan dan tidak diserang, jika menolak tunduk, barulah ditaklukkan dengan kekerasan. Pilihan persyaratan yang mencolok itu juga menimbulkan efek menenangkan bagi sebagian suku. Terbukti dengan terjadinya penyerahan Raja Wen Xie lengkap dengan 40.000 pasukannya.
Perang tersebut menyebabkan Xiong Nu kehilangan tanah He Xi yang strategis, semula Xiong Nu yang kekuatan militernya setara dengan pasukan Han, dalam sekejap kekuatannya anjlok. Sekaligus di dalam perekonomian mereka juga mengalami kerugian besar. Konon parahnya sampai mengeluh: “Enam macam ternak andalan tidak dapat berkembang-biak”.
Setelah kemenangan pertempuran tersebut, Dinasti Han selain telah mengurai permasalahan agresi musuh dari utara, juga lantaran memegang kendali atas Lorong He Xi, terbukalah jalur (Sutra) Dinasti Han ke dunia Barat (dimulai dari India, Afghanistan, Persia, negara-negara Arab dan lain sebagainya), sehingga impian Kaisar Han Wu yakni “memutus lengan kanan Xiong Nu”, dapat terwujud secara bertahap. (Shu Ping/The Epoch Times/whs)