Fakta Kriminal "LEGENDARY CRIME - ILLICH RAMIREZ SANCHEZ "CARLOS THE JACKAL" - PART 1"
http://massandry.blogspot.com
Tanggal 21 Desember 1975 akan selalu tercatat sebagai ”Hari Bencana” bagi OPEC—organisasai negara pengekspor minyak. Malahan dua tokohnya—Menteri Perminyakan Arab Saudi, Sheik Ahmad Zaki Yamani dan rekannya dari Iran, Dr. Jamshid Amouzegar—hampir saja menjadi korban pembunuhan.
Hari Minggu, 21 Desember itu para perwakilan OPEC melangsungkan konferensi di Wina, Austria. ”Pembicaraan sedang menghangat dan memang jelas adanya perbedaan-perbedaan pendapat”, kata Sheik Yamani, mengisahkan apa yang terjadi antara pukul 13.30-14.00 waktu setempat di gedung konferensi OPEC. ”Saya sendiri ketika itu tidak melibatkan diri dalam diskusi, hanya mendengar serentetan tembakan. Dan ketika saya melihat ke arah pintu masuk ruang konferensi, saya lihat dua orang bersenjata yang mengenakan penutup muka”.
Diketahui bahwa ternyata salah satu di antara dua orang bersenjata itu adalah Illich Ramirez Sanches yang lebih dikenal dengan nama ”Carlos The Jackal”, salah satu teroris global nomor wahid wang paling dicari. Dia telah banyak menumpahkan darah dengan mendapat bayaran yang melimpah dari pihak-pihak yang memanfaatkan kemampuannya sebagai teroris. Dia sering bekerja sama dengan orang-orang yang menganggap dirinya mempunyai misi istimewa dan melaksanakan misi itu dengan cara-cara kekerasan. Termasuk melakukan pembunuhan dan penyanderaan.
Dalam melancarkan operasinya di Wina ketika itu, Carlos bekerja sama dengan lima orang lainnya, salah satu di antaranya adalah seorang wanita Jerman berusia 28 tahun, anggota gerakan Baeder-Meinhof, bernama Gabriele. Dengan darah dingin Gabriele menembak mati seorang polisi dan anggota keamanan delegasi Irak. Carlos sendiri menewaskan satu orang sehingga semuanya berjumlah tiga orang yang meninggal dalam serangan terhadap konferensi OPEC itu. Bagi teroris profesional asal Venezuela ini, hasilnya yang paling besar adalah keberhasilannya menyandera sebelas perwakilan OPEC yang dibawanya terbang ke Aljazair.
Di antara para menteri itu terdapat wakil Pertamina yang bukan seorang menteri. Para perwakilan OPEC yang disandera diantaranya adalah: Jaime Duenas-Villavicencio (Ekuador), Adouard Alexis M’Bouy Boutzat (Gabon), Belaid Abdessalam (Aljazair), Dr. Jamshid Amouzegar (Iran), Tayeh Abdul Karim (Iraq), Abdul Mutalib Al Kazemi (Kuwait), Ezzedin Ali Mabruk (Libya), Dr.M.T. Akobo (Nigeria), Sheik Ahmad Zaki Yamani (Arab Saudi), dan Dr. Valentine Hernandez Acosta (venezuela).
Dengan disanderanya sebelas perwakilan OPEC itu, sangat kuatlah posisi Carlos dalam melakukan tawar menawar untuk mencapai tujuannya. Apalagi di antara para sandera itu terdapat Menteri Urusan Perminyakan Arab Saudi Sheik Yamani dan Menteri Perminyakan Iran, Dr. Jamshid Amouzegar. Keduanya ternyata menjadi sasaran utama misi Carlos untuk dibunuh kecuali jika tuntutan pokok pihak-pihak yang menjadi otak penyanderaan tersebut terpenuhi.
Bahwa akhirnya kedua tokoh OPEC itu dibiarkan hidup tentunya karena tuntutan pokok tersebut berhasil dicapai. Sampai sekarang orang hanya bisa mengira-ngira apa sebenarnya tuntutan itu dan siapa yang menjadi dalangnya.
Menurut spekulasi, aksi Carlos The Jackal di Wina tidak lepas dari usaha untuk menekan negara-negara minyak timur tengah yang dianggap konservatif dan berkaitan pula dengan pertentangan antara negara-negara garis keras dengan negara-negara yang dianggap bersikap moderat di kawasan itu. Spekulasi ini didasarkan antara lain pada adanya rencana membunuh Menteri Perminyakan Arab Saudi dan Iran disamping bayaran besar yang diterima oleh Carlos senilai satu juta Poundsterling.