Tuesday, November 5, 2013

Fakta Kriminal "LEGENDARY CRIME - ILLICH RAMIREZ SANCHEZ "CARLOS THE JACKAL" - PART 2"

http://massandry.blogspot.com
Peristiwa bersejarah di atas adalah sebagian kecil dari tindak terorisme yang dilakukan Calros The Jackal. Kisah hidup Carlos The Jackal pernah diangkat ke layar lebar dalam film berjudul The Assignmet. Dan Gordon dan Sabi H. Shabtai sebagai penulis naskah fulm ini memilih untuk lebih berkisah tentang bagaimana upaya CIA dalam meringkus sang teroris daripada berlarut-larut dalam menuturkan setiap tindak terorisme Carlos dan kawanannya. Peristiwa penyanderaan para perwakilan OPEC itu sendiri hanya diberi porsi sedikit dalam film padahal inilah aksi terorisme Carlos yang paling fenomenal.. Film yang disutradarai oleh Cristian Duguay ini dirilis pertama kali tahun 1997. Lokasi pengambilan gambarnya meliputi beberapa kota besar di dunia seperti Acre di Israel dan Paris, Perancis.

Dikisahkan seorang letnan angkatan laut Amerika Serikat bernama Annibal Ramirez ditangkap di Timur Tengah saat sedang berjalan-jalan di luar waktu tugasnya. Setelah disekap beberapa lama akhirnya diketahui bahwa dia adalah korban salah tangkap. Salah tangkap ini terjadi karena wajah dan perawakan Annibal Ramirez sangat mirip dengan salah satu teroris yang paling dicari, Illich Ramirez Sanches alias Carlos The Jackal. Akhirnya dia dibebaskan dan kembali ke Amerika Serikat. Berita ini sampailah pada salah seorang agen CIA, Jack Shaw, yang memiliki banyak nama samara, salah satunya adalah Henry Fields. Jack Shaw/Henry Fields sendiri adalah agen yang telah lama memburu Carlos tapi selalu gagal. Dalam salah satu adegan, dikisahkan Carlos akan melakukan peledakan di sebuah restoran padahal Jack berada di dalamnya dan Carlos yang dalam penyamaran sempat meminjam pemantik untuk rokok pada Jack tanpa disadari.

Jack lalu bertemu dengan Annibal dan menjelaskan tentang keberadaan Carlos serta mengajaknya untuk terlibat dalam penangkapan sang teroris dengan memanfaatkan kemiripannya. Awalnya Annibal menolak tapi kemudian dia bersedia untuk bergabung. Latihan demi latihan pun dipersiapkan oleh Jack dan rekannya, Amos. Amos ternyata adalah orang yang mengakap Annibal di Timur Tengah waktu itu. Dalam proses latihan rahasia yang keras ini, Annibal yang diperankan oleh Aidan Quinn dipisahkan dari kehidupan aslinya dan kepribadiannya dibentuk sedemikian rupa agar benar-benar mirip dengan orang yang akan ditirunya, Carlos The Jackal. Inilah bagian paling menarik dari film ini.

Misi peniruan yang akan dilakukan Annibal adalah ketika dia ”menjadi” Carlos, dia akan melakukan sebuah kesepakatan dengan pihak ketiga untuk kemudian mengacaukannya sehingga pihak-pihak yang dirugikan akan mencari dan membunuh Carlos yang asli. Intrik dan persengketaan antar negara yang berkepentingan dengan The Jackal mau tidak mau harus dialami pula oleh Annibal. Dia semakin terlibat dalam tugas dan ketika kembali ke kehidupan aslinya, dia menjadi orang yang menurut istrinya sama sekali berubah. Lalu bagaimanakah akhir dari perburuan teroris ini dan siapakah pihak yang menjadi pemenangnya? Untuk mengetahuinya, layaklah mengikuti setiap menit dari film ini. Plot dan intensitas ketegangannya disusun dengan pas sehingga penonton tidak akan dibuat bosan.

Menangkap buronan yang paling dicari ternyata bukanlah perkara mudah. Untuk melakukanya, biasanya pihak yang mencari memanfaatkan orang-orang yang dikenal oleh sang buronan untuk memancingnya keluar. Jauh lebih penting dan berharga jika sang buronan itu dapat ditangkap hidup-hidup untuk dapat mengungkap segala kejahatan dan orang-orang yang terkait dengannya. Itulah sebabnya para penegak hukum tidak begitu saja menggunakan bom untuk meledakkan gedung atau senjata-senjata pemusnah untuk membunuh sang buronan dalam setiap operasi penangkapan. Bagi pihak berwenang, pemberitaan media tentang sudah tertangkapnya seorang buronan jauh lebih penting daripada fakta-fakta penangkapan itu sendiri.

Sering kita menyaksikan bahwa pihak berwenang tidak serta merta menangkap seorang buronan yang sudah diketahui keberadaannya. Hal ini bukan berarti para penegak hukum berada dalam posisi yang lemah tapi mereka biasanya ingin pemberitaan media tentang penangkapan itu berjalan mulus dan fakta-fakta kotor tentang cara yang mereka gunakan tidak sampai ke telinga publik. Mereka biasanya menentukan waktu, tempat, dan petugas yang tepat untuk melakukannya agar informasi yang sampai di telinga masyarakat adalah apa yang perlu masyarakat itu dengar saja.

Untuk dapat terus lolos, sudah menjadi keharusan bagi sang buronan untuk selalu selangkah lebih maju dari orang-orang yang  menncarinya. Dia harus tahu apa yang sedang terjadi di sekitarnya, di mana posisi-orang-orang itu, dan harus selalu waspada setiap saat. Cara yang paling umum bagi sang buronan biasanya adalah hidup berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain, menyamar dengan nama, raut wajah, serta kehidupan yang baru, atau tinggal di suatu negara yang tidak memiliki perjanjian hukum dengan negara yang mencarinya.

Aidan Quinn, namanya mungkin tidak populer tapi di situlah kelebihan dari casting The Assignment. Saat penonton melihat Will Smith berperan sebagai Agent J dalam Men In Black atau Didi Petet sebagai Kabayan, dalam benak penonton akan selalu muncul sosok Will Smith sebagai Will Smith dan Didi Petet sebagai Didi Petet karena penonton sudah terlanjur mengenal sang aktor serta karakter asli maupun kehidupannya memalui berbagai media yang ada. Berbeda dengan Aidan Quinn yang wajahnya tidak familiar dengan penonton. Hal ini memberi efek lebih emosional bagi penonton untuk ikut terseret lebih dalam menyelami karakter yang diperankan oleh sang aktor. Formula ini banyak dirapkan dalam film-film Hollywood, Red Dragon misalnya. Aktingnya dalam The Assignment mungkin layak diganjar Oscar atau setidaknya masuk nominasinya. Namun demikian, egoisme dan daya jual Hollywood tampaknya turun tangan dalam pemilihan Aidan Quinn sebagai Carlos The Jackal karena wajah Aidan Quinn dan Carlos dalam dunia nyata sangatlah jauh berbeda.

Donald Sutherland yang berperan sebagai Jack Shaw/Henry Fields seperti biasa berhasil mencuri perhatian lewat aktingnya. Begitu pula si botak Ben Kingsley yang memerankan Amos meski tampil hanya sebentar. Yang juga tak kalah menarik adalah akting memukau dari Aidan Quinn yang memerankan Annibal Ramirez serta Carlos The Jackal dengan  total dan sangat brilian. Sangat disayangkan kita tidak bisa menyaksikan lagi aktingnya dalam film-film seperti ini sampai sekarang.

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds