Thursday, May 29, 2014

Bacaan Ringan "SEJARAH DAERAH TANGKIWOOD - KAMPUNG ARTIS JAMAN DULU - BING SLAMET"

http://massandry.blogspot.com
Di zamannya, nama Bing Slamet menjadi salah satu komedian handal yang pernah dimiliki Indonesia. Pria yang lahir di Cilegon, Banten, 27 September 1927 silam itu sepertinya memang ditakdirkan menjadi seorang seniman serba bisa, yang siap menghibur siapa saja.

Dilahirkan dengan nama Ahmad Syech Albar, Bing Slamet menjadi salah satu maestro lawak Indonesia pada masanya bersama Kwartet Jaya, grup yang terdiri dari Bing Slamet, Ateng, Iskak dan Eddy Sud. Aksi kocaknya di berbagai film yang diperankannya, tak pelak mengundang tawa geli dari para penonton.

Salah satu aksi kocaknya dapat dilihat di film 'Bing Slamet Dukun Palsu' (1973). Bersama aktor lawak lainnya, Ateng, Iskak, Eddy Sud dan Ratmi B-29, totalitas peran ditambah kekonyolan akting, menjadi ciri tersendiri bagi seorang Bing Slamet.

Oleh sang ayah, Bing Slamet sebenarnya diharapkan menjadi seorang dokter atau insinyur. Maklmum, sang ayah merupakan seorang mantri pasar. Namun, Bing Slamet justru jatuh hati menjalani profesi sebagai seniman serba bisa. Padahal, untuk ukuran orang pribumi saat itu, tingkat pendidikan yang ditempuhnya lumayan tinggi, yaitu sempat mengenyam bangku sekolah di HIS Pasundan, HIS Tirtayasa dan STM Pertambangan.

Nama Bing Slamet pertama kali berkibar ketika bergabung dengan grup musik Eka Sapta yang dimulainya pada tahun 1963, bersama beberapa nama terkenal seperti Yamin Wijaya, Ireng Maulana, Itje Kumaunang, Benny Mustapha dan Idris Sardi.

Namun, bakat seni Bing yang luar biasa sebenarnya sudah terlihat sejak tahun 1939, saat itu usianya baru menginjak 12 tahun. Kala itu, Bing muda telah ikut mendukung Orkes Terang Bulan yang dipimpin Husin Kasimun. Bahkan setahun menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Bing Slamet ikut bergabung dengan kelompok teater Pantja Warna.

Bahagia dan gelak tawa merupakan jasa yang ditampilkan Bing Slamet di setiap kesempatan, termasuk menghibur para pejuang dengan berkeliling Indonesia antara kurun waktu 1942 hingga 1945. Di balik corong mikrofon radio, Bing bahkan tampil sebagai agitator yang menyemangati pejuang Indonesia menghalau kaum penjajah.

Lalu, Bing Slamet juga sempat bergabung di Divisi I Brawijaya sebagai barisan penghibur. Dari situlah kemampuan serta keterampilan bermusik dan melawak Bing mulai terasah. Seolah tanpa pamrih, Bing lalu bersedia ditempatkan di kota mana saja.

Ketika Bing mulai masuk di Radio Republik Indonesia (RRI), Bing sempat ditempatkan di Yogyakarta dan Malang. Ia pun sempat bergabung di Radio Perjuangan Jawa Barat. Pada tahun 1949, untuk pertama kalinya suara baritone Bing Slamet menghiasi soundtrack film 'Menanti Kasih' yang dibesut Mohammad Said dengan bintang A Hamid Arief dan Nila Djuwita.

Di dunia seni peran, terhitung sudah 20 judul film yang telah diperankan Bing selama hidupnya. Beberapa judul film Bing bahkan sempat menemui masa keemasannya. Sebut saja film Bing Slamet Setan Djalanan (1972), Bing Slamet Dukun Palsu (1973), Bing Slamet Sibuk (1973) dan Bing Slamet Koboi Cengeng (1974).

Sementara di dunia tarik suara, Bing Slamet telah menelurkan 10 album solo, dan 9 album bersama grup Eka Sapta. Serta beberapa album bersama (duet) antara dirinya dengan beberapa musisi lainnya, seperti bersama Titik Puspa, Maya Sopha, sampai Irama Lenso.

Dalam kehidupan pribadinya, Bing menikah dengan Ratna Komala Furi dan dikaruniai delapan orang anak. Seperti layaknya sebuah pepatah 'Like father like son' di antara kedelapan anak Bing pun, tiga di antaranya turut mengikuti jejak sang ayah. Nama-nama seperti Uci Bing Slamet, Adi Bing Slamet dan si bungsu Iyut Bing Slamet, telah menghiasi layar kaca perfilman dan musik Indonesia mulai era 80an, di mana sebelumnya muncul sebagai bintang cilik.

Mungkin orang bertanya-tanya, darimana sebetulnya nama Bing itu berasal. Iya tidak lain dan tidak bukan, itu adalah nama salah seorang maestro entertainer dunia, Bing Crosby. Saking kagumnya Bing Slamet terhadap Bing Crosby, dia lalu menyusupkan nama Bing di depan namanya sendiri.

Sederet penghargaan pun juga pernah diberikan kepada Bing Slamet atas dedikasinya di bidang seni. Pada 10 Juni 1972, Bing menerima piagam penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Lalu, pada saat pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Puteri, Bing Slamet pernah memperoleh anugerah Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma di Istana Negara pada 7 November 2003.

Bing Slamet meninggal di Jakarta, 17 September 1974, di umurnya yang ke-46 tahun. Iring-iringan mobil dan motor sepanjang 4 kilometer turut mengantarkan jenazah sang maestro ke tempat peristirahatannya yang terakhir, di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, siang itu.

Untuk mengenangnya, artis senior sekelas Titiek Puspa menciptakan lagu yang berjudul Bing. (Diolah dari berbagai sumber).

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds