Bacaan Ringan "FAKTA AIR FORCE ONE MILIK INDONESIA"
http://massandry.blogspot.com
Apakah ada yang masih ingat dengan "Dakota RI-001 Seulawah"? Ya, Dakota RI-001 Seulawah adalah "Air Force One" Pertama di Indonesia yang mendongkrak awal sejarah ke-Dirgantara-an di Indonesia. Pesawat ini di gunakan oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno untuk menjalankan Politik luar negerinya. Selain itu "Dakota RI-001 Seulawah" adalah pesawat komersil pertama untuk penerbang di Indonesia maupun ke luar negeri.
Tidak banyak yang tahu kalau pesawat yang di parkir di halaman Anjungan Aceh TMII sejak 1975 adalah replika (tiruan ). Faktanya, ada tiga replika pesawat Dakota RI-001 Seulawah yang dibuat. Selain yang di TMII itu ada satu lagi yang ditempatkan di Lapangan Blang Padang Banda Aceh sebagai monumuen. Replika terakhir adanya di Museum Ranggon, Myanmar. Pemerintah Myanmar merasa berutang budi kepada Seulawah karena telah ikut menjadi pesawat angkut di negara itu pada 1949.
1. Rencana
Dakota RI-001 Seulawah didapat dari sumbangan rakyat Aceh, yang dinegosiasikan langsung oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno ketika berdialog di hotel Kutaraja dengan Gabungan Saudagar Indosia Daerah Aceh (Gasida) pada tanggal 16 Juni 1948. Dari hasil tersebut terkumpulah sumbangan rakyat Aceh yang sebesar 120.000 dollar Singapura dan 20 Kg emas.
Dakota RI-001 Seulawah didapat dari sumbangan rakyat Aceh, yang dinegosiasikan langsung oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno ketika berdialog di hotel Kutaraja dengan Gabungan Saudagar Indosia Daerah Aceh (Gasida) pada tanggal 16 Juni 1948. Dari hasil tersebut terkumpulah sumbangan rakyat Aceh yang sebesar 120.000 dollar Singapura dan 20 Kg emas.
Issue: Kabarnya pada sebuah jamuan makan malam tersebut, Presiden Soekarno angkat bicara, “Saya tidak akan makan malam ini, kalau dana untuk itu belum terkumpul”
2. Pembelian
Setelah tiga bulan kemudian, Opsir Udara II Wieko Soepono ditugasi untuk membeli pesawat jenis Dakota VR-HEC dari Mr JH Maupin di Hongkong. Pesawat tersebut kembali ke Indonesia mendarat di Maguwo Padang dan kemudian diregistrasi dengan RI-001. Presiden menambahkan "Seulawah" yang artinya adalah "Gunung Emas".
Setelah tiga bulan kemudian, Opsir Udara II Wieko Soepono ditugasi untuk membeli pesawat jenis Dakota VR-HEC dari Mr JH Maupin di Hongkong. Pesawat tersebut kembali ke Indonesia mendarat di Maguwo Padang dan kemudian diregistrasi dengan RI-001. Presiden menambahkan "Seulawah" yang artinya adalah "Gunung Emas".
3. Bentuk
Dakota RI-001 Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg serta mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam.
Dakota RI-001 Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg serta mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam.
4. Flight
Pada bulan November 1948, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengadakan perjalanan keliling Sumatra dengan rute Maguwo-Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Maguwo. Di Kutaraja, pesawat tersebut digunakan joy flight bagi para pemuka rakyat Aceh dan penyebaran pamflet. Pada tanggal 4 Desember 1948 pesawat digunakan untuk mengangkut kadet ALRI dari Payakumbuh ke Kutaraja, serta untuk pemotretan udara di atas Gunung Merapi.
Pada bulan November 1948, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengadakan perjalanan keliling Sumatra dengan rute Maguwo-Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Maguwo. Di Kutaraja, pesawat tersebut digunakan joy flight bagi para pemuka rakyat Aceh dan penyebaran pamflet. Pada tanggal 4 Desember 1948 pesawat digunakan untuk mengangkut kadet ALRI dari Payakumbuh ke Kutaraja, serta untuk pemotretan udara di atas Gunung Merapi.
Pada awal Desember 1948 pesawat Dakota RI-001 Seulawah bertolak dari Lanud Maguwo-Kutaraja dan pada tanggal 6 Desember 1948 bertolak menuju Kalkuta, India. Pesawat diawaki Kapten Pilot J. Maupin, Kopilot OU III Sutardjo Sigit, juru radio Adisumarmo, dan juru mesin Caesselberry. Perjalanan ke Kalkuta adalah untuk melakukan perawatan berkala. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda II, Dakota RI-001 Seulawah tidak bisa kembali ke tanah air. Atas prakarsa Wiweko Supono, dengan modal Dakota RI-001 Seulawah itulah, maka didirikanlah perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways, dengan kantor di Birma (kini Myanmar), Dakota RI-001 Seulawah akhirnya menjadi pesawat carteran (sewaan/komersil). Indonsian Airways dikemudiah hari berkembang dan menjadi Garuda Indonesia Airways.
5. Misi
Selain menjadi pesawat komersil, Dakota RI-001 Seulawah juga menjalani tugas rahasia untuk menyelundupkan senjata, amunisi dan alat komunikasi dari Burma ke Aceh, dengan satu kode melalui pesan radio “….pintu rumah Blangkejren sudah selesai tetapi membawa minuman sendiri….”. Itu artinya, bahwa “senjata sudah siap diangkut dan mendarat di Blang Bintang dengan membawa bensin udara sendiri”.
Selain menjadi pesawat komersil, Dakota RI-001 Seulawah juga menjalani tugas rahasia untuk menyelundupkan senjata, amunisi dan alat komunikasi dari Burma ke Aceh, dengan satu kode melalui pesan radio “….pintu rumah Blangkejren sudah selesai tetapi membawa minuman sendiri….”. Itu artinya, bahwa “senjata sudah siap diangkut dan mendarat di Blang Bintang dengan membawa bensin udara sendiri”.
Misi rahasia yang dipimpin Wiweko Soepono terjadi pada 8 Juni 1949 ini berhasil dengan sukses. Dakota RI-001 Seulawah mendarat mulus pada malam hari di Blang Padang dengan panduan cahaya obor dan lampu mobil ke landasan. Senjata yang diselundupkan jenis Brend Inggris. Selang beberapa waktu kemudian dilakukan penyelundupan kedua kali dengan sasaran pendartan di Lhoknga. Senjata yang dibawa adalah Brend Inggris 6 buah, cadangan laras senjata 150 pucuk dan amunisi. Penyelundupan yang kedua ini pun dilakukan pada malam hari.
Info: Selain itu, Dakota RI-001 Seulawah juga menyimpan sesuatu yang terpendam dalam perutnya. Sebuah radio pemancar dengan callsign-SMN yang meneruskan berita dari Indonesia ke seluruh dunia.