Bacaan Perang "KISAH JUGUN IANFU WANITA INDONESIA JAMAN JEPANG - PART 3"
http://massandry.blogspot.com
Paini
Paini yang sejak berumur 13 tahun dipaksa bekerja di sebuah tangsi dekat desanya. Suatu malam ia dijemput paksa oleh serdadu Jepang, dibawa ke tangsi, dan diperkosa berulang-ulang. Begitu terus setiap malam. Begitu dalam trauma yang mereka alami sehingga kebanyakan mantan jugun ianfu ini menyembunyikan identitas mereka dan menolak untuk berbicara.
Banyak masyarakat yang merendahkan, serta menyisihkan para korban dari pergaulan sosial. Kasus Jugun Ianfu dianggap sekedar “kecelakaan” perang dengan memakai istilah “ransum Jepang”. Mencap para korban sebagai pelacur komersial. Banyak juga pihak-pihak oportunis yang berkedok membela kepentingan Jugun Ianfu dan mengatasnamakan proyek kemanusiaan, namum mereka adalah calo yang mengkorupsi dana santunan yang seharusnya diterima langsung para korban.
Wainem
Wainem lahir di Jawa Tengah pada 1925. Dia diculik dari rumahnya pada 1943 ketika berusia 17 tahun dengan bus dan dibawa ke markas tentara Jepang di Surakarta. Bersama sejumlah wanita lain, dia disekap di markas tentara itu selama tiga tahun sebelum dipindah ke markas lain di Jogjakarta selama dua tahun kemudian.
Dalam masa-masa kelam tersebut, Wainem harus merajut tikar dan pada malamnya dipaksa melayani nafsu binatang tentara Jepang. Pada hari-hari yang sulit, dia harus meladeni empat pria sekaligus dalam satu malam. ”Beberapa mengajak saya ke kamar pribadi mereka. Tapi, ada juga yang tanpa malu memerkosa saya di depan rekan-rekan mereka di kasur barak,” ungkap Wainem.
Mastia
Mastia diambil paksa dari rumahnya oleh tentara jepang bersama 15 gadis lain dan diangkut ke markas tentara Cimahi. Seorang kapten Jepang menjadikan Mastia wanita penghibur pribadi. Setelah Mastia pulang kampung ia menjalani upacara penyucian religius untuk membersihkan segala "kotoran." Namun orang tetap memanggil saya "bekas jepang" dan menghina saya...sedih, saya sangat sedih, saya selalu teringat. Mastia menikah empat kali dan tidak mempunyai anak.
Ronasih
Pada saat Ronasih masih berumur 13 tahun dan sedang pulang sekolah, dia diculik seorang serdadu kemudian dikurung di barak dekat desa. Secara sistematis ia diperkosa selama 3 bulan oleh serdadu yang disebut "si bewok." Ayahnya berusaha datang dan menggantikan ronasih sebagai tenaga kerja paksa, namun sia-sia. Ronasih akhirnya disuruh pulang dengan keadaan tidak mampu berjalan lagi, dan harus merangkak untuk pulang karena badannya sakit. beberapa kali nikah dan tidak dapat memiliki keturunan.