Saturday, June 30, 2018

Bacaan Ringan "PASUKAN KAMIKAZE : PENGORBANAN TERTINGGI SEBUAH PERJUANGAN - PART 1"

http://massandry.blogspot.com
Tidak ada pengorbanan yang lebih tinggi dari seseorang yang menyerahkan nyawanya untuk sebuah perjuangan. Apakah itu perjuangan untuk keluarga, sahabat, atau negaranya. Dalam sejarah peperangan di sejumlah negara, kita tentu sering mendengar tentang pengorbanan jenis ini. Namun, sepanjang sejarah peradaban manusia, tampaknya tak ada yang seradikal seperti yang dilakukan pilot-pilot muda Jepang.

Kamikaze (secara harafiah berarti "angin dewa") adalah sebuah istilah bahasa Jepang yang berasal dari nama angin topan dalam legenda yang disebut-sebut telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol pada tahun 1281.

"Kamikaze" dalam bahasa Inggris umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara "kamikaze" dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.

Dalam bahasa Jepang, istilah yang digunakan untuk memanggil unit-unit pelaku serangan-serangan bunuh diri tersebut adalah tokubetsu kogeki tai, yang secara harafiah berarti "unit serangan khusus." Ini biasanya disingkat menjadi tokkotai. Pada Perang Dunia II, skuadron-skuadron bunuh diri yang berasal dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang disebut shinpu tokubetsu kogeki tai, di mana shinpu adalah bacaan on-yomi untuk karakter kanji yang sama yang membentuk perkataan kamikaze.

Jika pengorbanan nyawa yang terjadi di sejumlah negara hanya dilakukan seorang atau sekelompok pejuang dalam keadaan terdesak, dalam sejarah peperangan Jepang di Pasifik (1944), mereka siap mengorbankan nyawa dalam unit-unit khusus yang telah dipersiapkan dengan taktik menabrakkan pesawat yang mereka kemudikan ke kapal-kapal perang Amerika.

Pasukan kamikaze bernama Tokkotai ini sejatinya dibentuk oleh Laksamana Madya Tokijiro Ohnisi, Panglima Armada Udara Pertama yang membawahi seluruh kekuatan udara Jepang di Filipina. Ia mengaku mendapat perintah dan kepercayaan dari Markas Besar Kekaisaran Jepang untuk mendukung Armada Kedua Jepang yang akan memukul mundur kekuatan Amerika. Kekuatan Amerika harus diberi “perlakuan khusus” karena telah menjebol garis pertahanan utama Jepang di Pasifik, yakni di Nugini dan Kepulauan Mariana.

Kesatuan udara kamikaze, bentukan Ohnisi akan lebih dulu menghantam armada kapal induk Amerika agar kekuatan udara AL AS tak mengganggu serangan armada laut Jepang. Pertempuran yang akan menentukan posisi Jepang di Asia Pasifik ini akan digelar di Formosa (kini Taiwan), Kepulauan Ryukyu dan tanah Jepang. Operasi militer yang dimulai 18 Oktober 1944 ini sendiri diberi nama Sho, yang artinya adalah kemenangan.

Sho benar-benar memukau. Tentara AS amat terkesima menyaksikan serangan nekad yang sulit dinalar ini. Bagaimana tidak? Para pilot muda kamikaze itu dengan beraninya menukik untuk kemudian menabrakkan pesawat-pesawat mereka ke kapal-kapal perang AS. Setiap pesawat rata-rata membawa bom seberat 250 kg. Pasukan kamikaze juga “mengirim” bom-bom terbang yang dikendalikan pilot. Menurut Ohnisi, hanya dengan cara inilah efektivitas kekuatan udara negerinya akan ada pada tingkat maksimal.

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds