Bacaan Ringan "SEJARAH KASULTANAN SUROSOWAN BANTEN DARUSSALAM - PART 1"
http://massandry.blogspot.com
ASAL-USUL
Sedikit di ketahui bagian sejarah dari Jawa Barat, wilayah Sunda, termasuk peranan Banten, terutama berhubungan dengan periode awal masuknya Islam.
Kesimpulan sementara tanda masuknya Islam ke Banten dan Jawa Barat di hubungkan dengan perantaraan dari masa kerajaan besar maritim Sriwijaya, yang waktu itu menguasai sepenuhnya Selat Sunda antara Sumatera dan Jawa, bahkan hingga seluruh Semenanjung Melayu.
Di abad 14 masehi mulai menonjol keberadaan kerajaan besar Sunda Pajajaran, yang beribukota di Pakuwan, yang kini di temukan di sekitar wilayah Bogor.
Kerajaan besar Sunda
Setelah kerajaan besar Sriwijaya berbalik menguasai kerajaan Cola penguasa Srilangka dan India, di abad 14 m., kekuasaan Sriwijaya runtuh di rebut kerajaan besar Mojopahit. Hingga di Asia Tenggara kerajaan besarnya tinggal hanya Mojopahit dan Pajajaran, setelah Sriwijaya kandas. Di utara Asia Tenggara, teman kerajaan besarnya adalah kasultanan Pahang di Siam, kemudian menjadi rival Malaka yang baru muncul jadi kerajaan.
Terdapat catatan dari Sejarah Cirebon, terdapat Da’i-da’i guru besar Islam yang telah terdapat di Jawa Barat, di antaranya Syekh Kuro yang mendirikan perguruan Islam di sekitar Jawa Barat, yang kemudian menjadi wilayah Krawang.
Dari sejarah perjalanan Syekh Sunan Maulana Malik Ibrohim dari Mandailing, sesepuh Wali Songo tersebut pertama di Jawa tiba di Banten. Bahkan Syekh Sunan Maulana Malik Ibrohim sempat tinggal dan mengajar di Banten.
Tempat Sunan Maulana Malik Ibrohim mengajarkan Islam, kemudian di monumenkan di salah satu ruangan sekitar masjid Agung Banten.
Penerus dinasti kerajaan besar Pajajaran penguasa Sunda adalah kasultanan Surosowan Banten Darussalam yang berkembang lebih besar dari kerabatnya, kasultanan Cirebon.
Hingga kini wilayah kekuasaan kasultanan Ageng ( kekaisaran Darussalam ) Surosowan Banten termasuk terbesar di Indonesia, meliputi 4 propinsi, yang kini di temukan sebagai Propinsi DI Banten, DKI Jakarta-Ibukota Indonesia, Jawa Barat, dan Lampung. Sedangkan kasultanan Cirebon kini wilayahnya cuma satu kota Cirebon, juga kasultanan Mataram di kota Yogyakarta atau satu propinsi DIY setelah pengaruh perjanjian Giyanti sejak abad 17 m.
Seperti sabda baginda Nabi Muhammad SAW., “ Bayarlah hak masing-masing!”
Penelitian di mulai di situs Banten Girang pada tahun 1988 selama program penggalian Franco-Indonesia telah membuka titik petunjuk sejarah Banten.
Meskipun terbatas alam penelitian, beberapa fakta baru tersingkap. Demikian mencapai penyelesaian pada Banten dapat di data lebih awal dari kesimpulan asal sejak bukti telah di temukan untuk membuktikan keberadaannya menelusuri awal abad 11-12 masehi.
Banten pada masa itu telah menjadi wilayah perkotaan yang penting; telah di kelilingi oleh benteng dan di topang beberapa seniman berketerampilan teknik yang membuat produksi artileri kesatuan perang, perhiasan, dan pertunjukkan berupa barang-barang jajaran meliputi kain hingga tembikar, dari pemanfaatan unsur logam yang pelaksanaannya terbuat dari pokok besi dan perunggu; seperti perhiasan emas dan manik-manik kaca.
Koin-koin telah di gunakan dan paling berarti, hubungan internasional telah di jalin dengan Cina, Semenanjung Indocina, dan di segala kemungkinan anak benua India.
Nampaknya belum ada kesimpulan tuntas yang dapat di pastikan sebelum mendapatkan penyelidikan lengkap, tetapi peradaban kuno Banten yang didapati keberadaannya melalui bermacam kesangsian, yang mengajukan pendapat sementara, bahwa pelabuhan internasional muncul di dalam kedatangan dinasti muslim, tidak lagi dapat di pertahankan.
Dokumen Portugis memperlihatkan tambahan petunjuk mengenai situasi di Banten dan sekeliling wilayahnya pada permulaan abad 16 m., sekitar 15 tahun sebelum kaum muslim datang berkuasa.