Friday, June 29, 2018

Bacaan Ringan "BABAD TANAH JAWI - PART 1"

http://massandry.blogspot.com
BABAD TANAH JAWA (Naskah “Sejarah Kuno” Dengan Segudang Penyimpangan)
Babad Tanah Jawi, siapa yang tidak kenal buku yang satu ini, khususnya bagi mereka yang mendalami  sejarah dan budaya Jawa, Babad Tanah Jawa atau Babad Tanah Jawi ini adalah “buku wajib” yang harus dimiliki bagi mereka yang ingin mempelajari sejarah Jawa. Buku ini seolah menggambarkan sejarah pulau Jawa secara utuh, mulai dari tokoh, asal-usul dan segudang informasi yang katanya sangat “berharga”. Sampai saat ini tidak sedikit fihak yang sangat terkagum-kagum dengan “kitab” yang satu ini. Seolah “kitab” ini adalah kitab “sucinya” bagi orang yang ing in mempelajari budaya Jawa, baik Jawa yang ada di Barat, Tengah maupun Timur.

Sama seperti Naskah Wangsakerta yang penuh kontroversi namun masih sering digunakan, Babad Tanah Jawi sekalipun kontroversi, peminatnyapun juga masih banyak, bahkan dijadikan “bagian penting” atau “standar wajib” dalam menalaah dan mengukur sejarah yang ada di Jawa.

Buku Babad Tanah Jawa yang selama ini banyak beredar ditengah masyarakat adalah “buah karya” dari  terjemahan dari Punika Serat Babad Tanah Jawi Wiwit Saking Nabi Adam Doemoegiing Taoen 1647 yang disusun oleh W. L. Olthof di Leiden, Belanda, pada tahun 1941 Masehi. Sebelumnya Versi Meinsma sudah duluan beredar pada tahun 1874 M. Disamping itu secara kebetulan kami juga memiliki edisi buku babad tanah jawa yang disusun oleh Dr. Purwadi, Wirjapanitra, Drs. Suwito. Versi Babad Tanah Jawi sendiri sebenarnya banyak namun sekalipun banyak versi perbedaannya tidak terlalu jauh.

Seperti pada pengertian babad pada umumnya, di dalam buku ini terdapat cerita-cerita tentang pendirian sebuah negara (kerajaan) dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar kerajaan tersebut. Sayangnya sampai saat ini bila kita kaji, isi dari Babad Tanah Jawi masih banyak yang bersifat mitos dan pengkultusan, namun anehnya masih banyak juga yang masih “percaya” penuh dengan isinya. Sampai saat ini buku  tersebut sangat digemari banyak fihak, karena dianggap merupakan “gambaran utuh” sejarah di tanah jawa. Kitab ini bahkan sangat dianggap “bermanfaat” dan bisa membantu “wawasan” anda.

”Buku Babad Tanah Jawi sendiri banyak versi, Menurut ahli sejarah Hoesein Djajadiningrat, kalau mau disederhanakan, keragaman versi itu dapat dipilah menjadi dua kelompok. Versi Pertama, babad yang ditulis oleh Carik Braja atas perintah Sunan Paku Buwono III. Tulisan Braja ini lah yang kemudian diedarkan untuk umum pada 1788 Masehi. Sementara versi kedua adalah babad yang diterbitkan oleh Pangeran Adilangu II dengan naskah yang bertahunkan 1722 Masehi. Namun intinya semua isi Buku Babad Jawi yang selama ini beredar sama.  

Kami sendiri sampai sekarang bertanya-tanya benarkah tulisan Babad Tanah Jawi yang beredar dan pertama kali diterbitkan Meinsma pada tahun 1874 itu benar-benar asli dari hasil karya penulis pujangga-pujangga Jawa terdahulu, mengingat yang menerjemahkan fihak penjajah kolonial. Apalagi pasca “kekalahan” Pangeran Diponegoro fihak Penjajah ini merubah strategi  dalam menghadapi perlawanan dengan cara menerbitkan buku-buku seperti Babad Tanah Jawi, mengingat masyarakat Jawa memang menyenangi kebudayaan dan seni seperti Forklore (cerita rakyat) atau pertunjukan-pertunjukan seni. Apakah sebegitu buruknya pujangga-pujangga kita terdahulu dalam menulis sejarah bangsanya, apalagi jika itu menyangkut Walisongo dan tokoh Kesultanan-Kesultanan Islam ?

Newer Post Older Post Home

Tokoh Islami "HABIB ABDURRAHMAN BIN ZEIN BIN ALI BIN AHMAD AL JUFRY"

http://massandry.blogspot.com Sayyidy al-Habib Abdurrohman bin Zein bin Ali bin Ahmad al-Jufri dilahirkan tahun 1938 di Semarang. Ayahand...

Blogger Template by Blogcrowds