Bacaan Ringan "KIPRAH HIDUP SEORANG "UCOK HARAHAP" - PART 5"
http://massandry.blogspot.com
Dalam berbagai pertunjukan musiknya, grup AKA selain membawakan lagu-lagu heavy juga membawakan lagu-lagu pop Indonesia ataupun pop melayu. Seperti yang dikatakan oleh Ucok, bahwa musik adalah seni dan musik melayu juga ada seninya dan mereka berusaha memenuhi selera masyrakat lewat dua objek, yakni panggung dan plat atau piringan hitam. AKA mengeluarkan album pertama mereka, Do What You Like (1970), yang berisi tiga lagu bernuansa rock keras berbahasa Inggris (Do What You Like, I’ve Gotta Work It Out, dan Glennmore) dan juga lagu-lagu pop Indonesia seperti Akhir Kisah Sedih dan Di Akhir Bulan Lima yang liriknya sangat bertolak belakang dengan semangat musik yang dibawakannya waktu di panggung.
Dalam setiap albumnya, AKA selalu menyelipkan lagu-lagu pop manis selain lagu rock yang garang. Setelah Do What You Like, album-album AKA berikutnya adalah Reflections (1971), Crazy Joe (1972), Sky Rider (1973), Cruel Side Of Suez War (1974), Mr. Bulldog (1975), Pucuk Kumati (1977). AKA juga pernah membuat album pop melayu dan pop kasidah. Perubahan corak musik yang terjadi datang dari masing-masing anggota personilnya yang menyadari bahwa musik rock yang sering mereka bawakan di atas panggung ternyata tidak disambut positif ketika jenis musik ini direkam pada sebuah kaset dan diperjualbelikan, oleh karena itu mereka menciptakan musik yang dapat lebih diterima oleh masyarakat. Walaupun Ucok dan AKA telah banyak merekam lagunya di studio, tetapi studio rekaman dimata Ucok, jika dibandingkan dengan luar negeri kondisi di sini masih jauh dibawah mutu internasional. Mungkin menurutnya hal ini disebabkan karena studio di Indonesia masih telalu komersial.
Terlepas dari opini Ucok tentang studio rekaman, tidak sedikit yang merasa kecewa dengan sikap AKA yang tidak terlalu konsisten dalam bermusik. Deddy Dores mungkin segelintir orang yang tidak mau bandnya seperti AKA , yang dikatakannya sebagai band yang salah jalan. Karena sesungguhnya baginya sebagai band yang suka membawakan musik keras AKA sudah banyak penggemarnya. Tetapi sangat disayangkan sekali, mereka rekaman lagu-lagu qasidah sehingga efeknya penggemar AKA menjadi menurun. Ia berpendapat grup musik rock kurang mendapatkan jangkauan komersial dan menurutnya lebih baik mencari tempat penampung untuk rekaman dalam menyelematkan diri. Grup AKA pada Tahun 1973 mencetak Album Qasidah Modern dengan warna rock, diantara lewat lagu yang berjudul Bersyukurlah, Insyallah dan Amal Ibadah
Perjalanan Ucok dengan AKA berhenti pada tahun 1974 dan tahun ini adalah sebuah angka penting yang mengklimakskan perjalanan AKA band. AKA bubar jalan ketika mencapai puncak kejayaan, dan Grup ini kemudian dinonaktifkan pada tahun 1975 karena Ucok H sibuk membentuk kelompok musik baru yaitu, Ucok and His Gang dan kemudian ketiga personil lainnya, Syeh Abidin, Arthur Kaunang, dan Sonata tanjung membentuk kelompok baru juga yang bernama SAS tanpa diperkuat oleh Ucok Harahap trio ex-AKA.
SAS mendapat julukannya sebagai Emerson Lake Palmer-nya Indonesia tetapi memainkannya dengan aransement sendiri sesuai dengan musiknya SAS. Lalu sebenarnya apa yang membuat AKA band runtuh pada waktu itu ? Perempuan adalah kata kuncinya. Ucok AKA yang telah beristri dan beranak ini, larut dalam buaian asmara yang memabukkan bersama seorang fans wanitanya. “saya jatuh cinta dengan seorang wanita dan kemudian lari bersamanya, sialnya dia anak pejabat”, demikian kata Ucok AKA. Ucok memang jatuh cinta dan kawin lari bersama seorang perempuan cantik jago karate bernama Farida. Kenyataan inilah yang kemudian meruntuhkan kejayaan dinasti imperial AKA band.
Namun justru saat hidup bersama Farida inilah, nama Ucok AKA benar benar terasah sebagai seorang seniman kelas atas. Adalah seorang anak muda bernama Ali Shahab, seorang sutradara film yang di kemudian hari cukup disegani sebagai salah seorang maestro film Indonesia, yang menemukan Ucok bersama istrinya yang sedang hamil tua, duduk menggelandang di stasiun Gambir Jakarta. Perkenalan ini kemudian membuka jalan Ucok AKA dan istrinya kedalam dunia layar lebar dan Ratno Timoer yang kemudian menjadi dokter yang melahirkan film pertama yang dibintangi Ucok AKA pada tahun 1977 yaitu Ciuman Beracun. Semenjak itulah Ucok AKA rajin mondar mandir di layar lebar, kebanyakan film dengan judul judul butut, yaitu mulai dari film Manusia Purba, Darah Muda, Lonceng Maut, Gara Gara Gila Buntut, Tante Sun, Ratapan Anak Tiri II, dll.
Selepas dari keluarnya ucok dari AKA, lantas tidak membuat pria kribo ini menghentikan aktivitas musikalnya. Ia kemudian mendirikan semacam wadah organisasi seniman yang diberi nama Ucok and his gang. Ide membuat organisasi ini memang datangnya dari ucok sendiri dan sudah keinginannya untuk membuat sesuatu yang baru yang dapat diterima secara lebih terbuka kepada masyarakat. Ucok in his gang tidak hanya berkutat dalam masalah musik saja, melainkan juga melebarkan sayap pada usaha yang bermacam-macam jenisnya, seperti usaha butik, toko kaset, usaha recording, dan lain-lainnya walaupun itu hanya sebatas rencana. Dalam hal ini Uhisga nantinya akan memproduksi kaset sendiri, melengakapi butiknya dengan desainer sendiri di bawah pengawasan dari kekasihnya Ucok, Farida.
“Terus terang memang agak sulit bagi kami untuk memupuk Ucok and His Gang ini karena grup ini terdiri atas 15 orang yang mempunyai keinginan sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lainnya, tetapi kita mau mencoba dengan segenap kemampuan yang ada, dengan 15 orang ini akan kita jadikan satu dalam masing-masing kegiatan yang sifatnya bisa berlainan dan kita memang sedang mencari kesesuaian yang ada dalam grup kita ini.” ungkap Ucok
Sebagai langkah awal merealisasikan usahanya organisasi ini akan terlebih dulu berkonsentrasi pada soal musik. Soal formasi susunan dari kelompok musik ini, Ucok akan didukung oleh 15 orang yang terdiri atas grup dancing (penari) sekaligus memakai band pengiring. “Untuk bandnya ada 8 orang diketuai oleh Johnny R, kemudian anggota dari grup penarinya dipimpin oleh Henny Hakim dan semuanya tergabung dalam Ucok and His Gang, seperti yang penulis kutip dari majalah Junior.
Kegiatan Uhisga ini tidak menimbulkan pantangan-pantangan bagi ucok untuk melakuakan pentas di sembarang tempat dan ia pun akan menyesuaikan di mana uhisga akan tampil, baik itu di night club, pesta pesta, panggung terbuka, maupun di tempat-tempat resepdi pernikahan. “jadi kami akan bermain menyuguhkannnya tergantung dimana tempat lingkungannya”, ujar pria berambut kribo ini