Bacaan Ringan "PERJALANAN HIDUP UCOK AKA DAN PARA PECINTANYA - PART 1"
http://massandry.blogspot.com
Ucok AKA Harahap dikenal sebagai pencinta wanita. Hingga akhir hidupnya, Kamis (3/12/2009), Ucok menikah sembilan kali dan dianugerahi delapan anak dan 14 cucu.
Oleh LAMBERTUS HUREK
SEBELUM jasad Ucok AKA Harahap dimasukkan ke liang lahat, kemarin, Sri Hartini angkat bicara sebagai wakil keluarga almarhum. Dengan suara terisak, Sri berterima kasih atas kesediaan ratusan pelayat mengantar Ucok ke tempat peristirahatan terakhir.
"Saya, istri almarhum Andalas, juga mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan almarhum semasa hidupnya," kata Sri Hartini.
Notaris yang tinggal di kawasan Menanggal ini merupakan wanita kesembilan dalam hidup Ucok. Sri-lah yang setia menemani Ucok pada saat-saat kritis hingga meninggal dunia. Sri sendiri baru dinikahi pada 14 Mei 2009. Dus, usia pernikahan mereka belum sampai enam bulan.
Sebelum tinggal seatap dengan Sri Hartini, Ucok pernah menikah siri dengan Endang Titiek Rachmawati di kawasan Gunung Klotok, Kediri. Karena dianggap kumpul kebo, warga setempat pernah menggerebek pasangan Endang dan Ucok. "Waktu itu kami memang nikah siri. Secara agama sah, tapi belum diurus ke KUA," kata Endang.
Perempuan asli Kediri ini menambahkan, dia dan Ucok pernah berencana meresmikan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) pada 7 Juli 2007. Tanggal istimewa. Namun, ketika tinggal di Surabaya, Ucok 'dibelokan' ke pangkuan wanita lain. Makin lama makin lengket, sehingga Endang pun terlempar dari pusaran cinta Ucok. Beberapa saat kemudian Endang terkaget-kaget karena Ucok sudah menjadi milik Raden Ayu Sri Hartini.
"Saya ini manusia biasa yang punya perasaan. Kok semuanya bisa begini?" ujar Endang dengan nada tinggi. Meski punya ganjalan di hati, kemarin Endang tetap datang memberikan penghormatan terakhir kepada Ucok. "Bagaimanapun juga Bang Ucok pernah menjadi bagian dalam hidup saya," katanya.
Mengapa Ucok AKA begitu mudah jatuh dalam pelukan wanita meski sudah punya istri dan anak? Rupanya, kebiasaan ini bisa dilacak ketika popularitasnya sedang melambung pada era 1970-an dan 1980-an.
"Aku mulai dikerubungi wanita. Kaum perempuan dari berbagai usia itu selalu memburuku setiap kali usai tampil. Yang membuat aku ketar-ketir, para wanita yang mendatangiku tidak terbatas pada wanita single saja. Banyak yang masih berstatus istri orang, ibu rumah tangga, janda muda maupun perawan kasep," tutur Ucok.
Di antara ratusan wanita itu, salah satu penggemar berusia lebih dari 60 tahun. Wanita sepuh itu mengiba-iba minta dinikahi. "Gila nggak? Aku jadi tersenyum geli jika mengingat hal itu," kenangnya.
Apa yang dilakukan para wanita jika sudah bertemu dengannya?
Ucok pun bicara blak-blakan. "Mereka itu tidak saja mencium dan memelukku, tetapi lebih dari itu. Tidak sedikit wanita yang secara sukarela menyerahkan dirinya kepadaku. Wah, bulu kudukku sampai merinding," katanya.
Melihat Ucok selalu dirubung wanita-wanita cantik, tiga personel AKA yang lain (Arthur Kaunang, Soenata Tanjung, Sjech Abidin) hanya bisa geleng-gelegn kepala. "Rupanya, saya ini punya sensualitas dan jadi ikon laki-laki waktu itu," katanya.
Salah satu wanita yang berhasil memikat hati Ucok adalah Nur Aini Latjeno alias Nani. Gadis berdarah Manado ini kebetulan tempat tinggalnya tidak jauh dari rumah keluarga Ucok. Melihat Ucok hebat bermain musik, keluarga Latjeno meminta Ucok menjadi guru les piano Nani.
Seringnya bertemu akhirnya lupa daratan. Ayah Ucok, Ismail Harahap, marah besar. Ucok diminta menikahi Nani secara resmi pada 1968. "Kalau tidak salah ingat, kami resmi menikah di rumah Nani di Lawang. Jangan ditanya apakah aku mencintai Nani atau tidak. Aku dan Nani akhirnya benar-benar menjadi suami-istri yang sah.
Saat menikahi Nani, ibunda Ucok tengah berada di Belanda ke tempat kakak kembarannya, sekaligus menengok tiga anak kandungnya. Kedua orang tua Ucok memang kerap mondar-mandir Surabaya-Belanda secara bergantian.
"Nah, ketika mendengar aku resmi menikahi Nani, Mami marah luar biasa hingga kepulangannya ke Indonesia dipercepat. Sesampai di Surabaya, Mami tidak langsung ke rumah, melainkan ke apotek. Saking emosinya, Mami sempat melempar kursi ke arah Papiku. Untungnya tidak kena. Aku jadi takut. Benar-benar takut."
Awalnya, Ucok tidak tahu mengapa mamanya tidak merestui pernikahan yang sudah terjadi. Namun, dari pertengkaran itu, akhirnya ketahuan kalau Nani ternyata keluarga dekat dari pihak ibunya.
"Mami kemudian mengurung diri di kamar tidur. Makan dikirim, begitu juga minum dan keperluan lain. Tampaknya Mami sangat kecewa dengan ulahku," kata Ucok suatu ketika.
KE-9 dan KE-8: Sri dan Endang, istri dan mantan istri Ucok, menambur bunga di pusara Ucok.
Semasa jaya, almarhum Ucok dikelilingi begitu banyak wanita cantik. Namun, hanya satu yang benar-benar menjadi belahan jiwanya. Dialah Farida Yasmin, anak jenderal yang pernah menjadi aktris top tahun 1970-an.