Bacaan Ringan "SEJARAH ASAL USUL BANGSA JERMAN DAN PERKEMBANGAN NYA - PART 3"
http://massandry.blogspot.com
Otto der Groβe
Penerus Heinrich I adalah puteranya, Otto. Pada awalnya ia harus bertikai dulu dengan sanak saudaranya, namun ia bukan hanya mampu mempertahankan mahkota dari segala rongrongan musuh saja, lebih dari itu, ia berhasil menetapkan aturan berupa penyerahan kekuasaan kepada putera mahkota. Otto berhasil menguasai seluruh kadipaten melalui jalinan pernikahan. Otto pun berhasil memposisikan dirinya sebagai seorang penerus kekaisaran Romawi. Di tangan Otto, para Paus ibarat bola mainan. Dua orang diantaranya ia tempatkan dalam pemerintahan. Ia bukan hanya sebagai penguasa Eropa, melainkan juga sebagai pemimpin rohani. Seperti juga pendahulunya Karl, ia pun dijuluki “Otto der Groβe”.
Kaisar-kaisar Jerman setelah Otto;
Setelah Otto mangkat, Takhta Kepausan mulai menguat, Raja Heinrich IV yang berusaha meniru para pendahulunya, yang ingin memegang kekaisaran Romawi dikucilkan oleh gereja. Raja Heinrich IV pun terpaksa pergi melintasi pegunungan Alpen padahal cuaca pada saat itu bersalju. Dia tahu; saat itu di wilayah Carnossa di Italia Utara bermukim Paus Gregor VII. Heinrich IV datang bukan dengan tujuan untuk berperang melawan sang Paus, melainkan dalam jubah seorang Penobat. Para bangsawan Jerman membujuknya untuk berdamai dengan sang Paus. Kalau tidak mereka tidak mau mengakuinya sebagai seorang Raja. Sang Paus membiarkannya menunggu berhari-hari dalam dingin yang kelu di depan gerbang, sebelum menerimanya dan memberi pengampunan dosa. Harga yang harus dibayar Heinrich cukup tinggi: Siapa yang masih sudi menghormati raja yang merangkak-rangkak ke gereja? Ataukah ini sebuah langkah cerdik yang ia lakukan semata-mata untuk menyelamatkan takhta?
Fridrich I th. 1152 (sebagai penegak hukum dan pelindung wong cilik). Fridrich I dikenal dengan sebutan Barbarossa (Rotbart = Janggut Merah). Bagi Fridrich, gelar kaisar Romawi bukan hanya bermakna simbolis semata-mata. Ia menginginkan seluruh itali tunduk pada kekuasaannya. Tahun-tahun selanjutnya Fridrich dan penerusnya semakin sering berkelana melintasi pegunungan Alpen, memenangkan pertempuran dan merayakannya, bahkan menjadikan wilayah itali selatan sebagai bagian dari kekuasaannya –sampai akhirnya gagal karena pada zaman itu sarana komunikasi dan alat kekuasaan belum menunjang untuk mengendalikan wilayah yang terbentang mulai dari laut Utara sampai ke Silsilia. Dinasti Staufer (keluarga besar Fridrich) berakhir di hadapan algojo, eksekutor hukuman mati atau merana lahir bathin dalam penjara musuh. Sejak itulah Jerman dimulai era yang mengerikan tanpa kaisar.
Kehidupan masyarakat, Kesatria, Borjuis, dan Petani
Dengan runtuhnya imperium Romawi, sebagian besar kota yang berada di Jerman pun turut tenggelam. Namun pada abad pertengahan (ke-12), sentra-sentra ini tumbuh kembali dengan wajah baru dan terbentuk pula begitu banyak kota-kota baru. Berkat perdagangan, kota-kota menjadi makmur dan banyak petani mengangankan untuk meninggalkan desa, lalu pergi ke kota. “UDARA KOTA MEMBAWA KEBEBASAN”, begitu pribahasa yang bisa pula diartikan secara harfiah. Akibat banyaknya migrasi ke Kota, maka bermunculanlah kaum borjuis yang berhasil menguasai perekonomian di kota-kota besar dan akhirnya mampu menyaingi kaum bangsawan.
Dalam bidang arsitektur gaya Gotik mendesak dominasi gaya Romanik. Para arsitek muda di Perancis sepanjang abad ke-12 lebih cenderung ke gaya bangunan gagah yang menjulang tinggi. Maka berdirilah katedral dari Chartres dan Reims. Warga kota Köln, Freiburg dan kota-kota lainnya di Jerman berusaha meniru bangunan itu.
Kaum bangsawan pada umumnya merasa sebagai “tentara kristus”, seperti yang terlihat secara jelas dalam perang salib. Banyak priyai dari Jerman yang pergi ke Palestina dengan maksud untuk membebaskan tanah suci tersebut dari umat muslim, namun banyak yang tidak kembali lagi.