Bacaan Ringan "SEJARAH LAIN BERDIRINYA KERAJAAN ROMAWI - PART 2"
http://massandry.blogspot.com
Perang dengan Latin dan Sabine
Kaum pria dari Latin dan Sabine meminta Romulus untuk mengembalikan gadis-gadis mereka yang diculik, namun Romulus menolak, dan akhirnya hal ini memicu peperangan pertama Roma melawan pihak Latin dan Sabine.
Tiga kerajaan Latin yaitu Caenina, Antemnae and Crustumerium secara bergantian mengangkat senjata untuk memerangi Roma. Namun tidak ada satupun dari kerajaan Latin itu yang berjaya mengalahkan Roma, bahkan raja Acor dari Caenina tewas di tangan Romulus. Kemenangan atas ketiga kerajaan Latin ini menjadi awal sebuah momen penting dalam pertumbuhan Roma. Ketiga daerah yang ditaklukan itu kemudian dibagi-bagikan kepada secara rata kepada setiap penduduk Roma, namun tidak ada satu orangpun dari kerajaan-kerajaan yang ditaklukan itu yang dijadikan budak.
Sementara itu Titus Tatius, raja dari Sabine bersama ribuan pasukannya berangkat untuk menyerang benteng yang terletak di bukit Capitoline, dengan alasan utama, karena di sana terdapat ratusan imigran dari Sabine yang tinggal dan menetap di Capitoline setelah peristiwa penculikan yang memicu peperangan ini. Ketika Titus sampai di pintu gerbang benteng Capitoline, seorang anak gadis pemimpin benteng Capitoline bernama Tarpeia, membukakan pintu gerbang benteng tersebut bagi Titus dan pasukannya dengan harapan dia menerima imbalan gelang emas yang dipakai oleh hampir seluruh tentara Sabine. Namun bukannya mendapatkan imbalan yang diharapkan, Tarpeia malah dibunuh dengan cara dilemparkan ke jurang Capitoline yang berbatu. Karena peristiwa ini, maka batu-batu cadas yang mengelilingi Capitoline dinamakan batu Tarpeia, sampai dengan sekarang.
Titus kemudian melanjutkan perjalanannya menuju untuk menghadapi Roma di sebuah tempat terbuka yang kemudian tempat ini dinamakan Comitium. Dalam pertempuran berdarah itu, Romulus mundur menuju bukit Palatine dan Titus mundur ke arah dimana Curia Hostilia sekarang berdiri. Dan pada saat itulah para wanita Sabine yang telah menikah dengan pria Roma memohon kepada Titus untuk mengadakan gencatan senjata. Akhirnya perdamaianpun tercipta antara Roma dan Sabine. Romulus dan Titus secara bersamaan menjadi penguasa atas Roma dan Sabine, Romulus memilih bukit Palatine sebagai markas utamanya sementara Titus memilih bukit Quirinal, dan mereka setuju untuk menjadikan Contimium sebagai tempat terbuka bagi publik yang juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan. Dalam perjalanannya, 100 orang tetua dan ketua suku Sabine dijadikan Senator Roma. Secara teknologi dan kebudayaan, kaum Sabine mengadopsi sistim kalender Roma sementara Roma mengadopsi senjata dan perisai lonjong kaum Sabine. Dengan perjanjian damai ini, secara otomatis, kekuatan legiun Romapun berlipat ganda.
Kerajaan Roma
Kekuasaan bersama antara Romulus dan Titus berlangsung selama 5 tahun. Dan selama kurun waktu itu, mereka berhasil memperluas wilayahnya dengan menundukkan salah satu wilayah Latin Alban yaitu Camerini.
Titus kemudian dinyatakan bersalah oleh Romulus dan Senat Roma, setelah dia dengan sengaja memberikan suaka kepada para sekutunya yang telah menghancurkan wilayah Lavinia secara ilegal; dan selain itu, Titus juga dengan sengaja membunuh duta Lavinia yang dikirim untuk mencari keadilan di Roma. Atas keputusan bersama, Titus dikirim ke Lavinia untuk memberikan klarifikasi dan upeti kepada penguasa Lavinia atas segala tindakannya itu, namun Titus tewas dibunuh sesaat dia sampai di wilayah Lavinia, dan ini membuat Romulus menjadi penguasa tunggal atas Roma dan Sabine. Tidak sampai disitu saja, Romulus akhirnya juga dinobatkan sebagai penguasa Latin Alba Longa, setelah Numitor, kakeknya, meninggal dunia. Romulus akhirnya menjadi penguasa atas Roma dan ketujuh bukit di sekitarnya, daerah Sabine dan daerah Latin. Di sisi lain, Romulus pun berhasil mengalahkan kaum Etruskia, yang merupakan penduduk asli Italia. Inilah awal kelahiran dari sebuah kerajaan besar Romawi.Sebagai catatan, kerajaan Roma mengadopsi sistim politik yang berlaku di Etruskia yang merupakan cikal bakal sistim politik Republik.
Strata Organisasi Kerajaan Roma
Sebagai raja pertama, Romulus membagi-bagi penduduknya berdasarkan suku asal mereka yang terdiri dari Latin (Ramnes), Sabine (Titires) dan Luceres. Kemudian, setiap suku ini mengangkat sebuah dewan mimbar yang dapat mewakili kepentingan mereka dalam hal sipil, agama dan militer. Dewan Mimbar ini juga berlaku sebagai hakim bagi setiap suku-suku yang mereka wakili dan juga bertindak sebagai pemungut pajak di saat kerajaan dalam keadaan perang.
Selanjutnya Romulus memecah tiap suku ini ke dalam 10 rumah utama (Curiae), yang masing-masing dari Curiae ini diberi nama berdasarkan dari nama-nama gadis Latin dan Sabine yang diculik pertama kali (sebagai contoh Rumah Julii, yang menjadi rumah utama Julius Cesar). Kemudian ke 10 rumah utama ini membentuk apa yang dinamakan Comitia Curiata atau Rumah Komite Bersama. Comitia Curiata berfungsi secara lokal dalam menentukan undang-undang, memilih konsul untuk dewan mimbar dan menyidangkan kasus-kasus peradilan. Meski rakyat biasa dapat berpartisipasi dalam Comitia Curiata, namun hanya para aristokrat (bangsawan) yang berhak untuk turut dalam voting.
Curiae dipecah kembali dalam 10 klasifikasi berdasarkan garis keturunan, yang disebut dengan gentes, yang disematkan di urutan kedua penamaan seseorang (nomen), contohnya Titus Flavius Petro dimana nama Flavius adalah gentes dari orang tersebut. Dengan melihat gentes ini, seseorang langsung dapat dikenali sebagi turunan bangsawan atau rakyat biasa. Secara faktor sosial, gentes berfungsi seperti layaknya negara dalam sebuah negara, yang dipimpin oleh para tetua dan dewan mimbar dalam menjalankan tradisi dan ritual kepercayaan. Secara politik, sistim gentes ini berfungsi untuk pengesahan sebuah proposal sipil yang kemudian akan disahkan oleh Romulus dan Senator. Setiap gentes mengadakan voting, kemudian hasil voting ini dibawa ke Comitia Curiata untuk diratifikasi sebelum dibawa ke dewan senat oleh gentes yang mempunyai suara terbanyak. Fungsi lain dari gentes ini adalah apabila seseorang meninggal dunia sementara dia tidak mempunyai keturunan, maka hartanya akan dibagikan secara rata kepada seluruh anggota gentes tanpa terkecuali. Setelah ditelusuri, beberapa organisasi kultus (Cult) modern yang ada sekarang ini bahkan berasal dari tradisi beberapa gentes Romawi terdahulu.
Sistim Militer
Romus membentuk satuan keamanan bagi raja yang dinamakan Celeres, diambil dari nama Celer yang konon turut membantu dirinya dalam membunuh Remus. Celeres ini terdiri dari 300 tentara kavaleri terbaik Roma; dan pasukan inilah yang kemudian berubah namanya menjadi tentara Praetorian di jaman Kaisar Augustus. Celer, diangkat menjadi tangan kanan Romulus, sekaligus pimpinan tertinggi pasukan Celeres. Sebagai tangan kanan raja, Celer berhak untuk memanggil rapat dewan senator dan mengambil alih pimpinan militer disaat Romulus sedang tidak berada di tempat.
Kematian Romulus
Pada suatu hari setelah menyelenggarakan acara ritual persembahan kepada dewa di bukit Quirinal, yang dilakukannya di tengah-tengah masyarakat luas, Romulus menghilang. Tidak ada yang tahu kemana sang raja itu pergi atau berada. Beberapa spekulasi sejarawan menyatakan, Romulus tewas dibunuh oleh orang tak dikenal.
Setelah kematiannya, masyarakat Roma mendaulat Romulus menjadi setingkat dewa dengan menamakannya sebagai dewa Quirinus; dewa perang dan dewa pelindung Roma dan penduduknya.
Seorang pujangga Roma mengatakan, Romulus berumur 54 tahun ketika dia menghilang pada tahun 717 SM, itu berarti dia lahir pada 771 SM dan dia mendirikan Roma pada usianya baru mencapai 18 tahun.