Bacaan Ringan "PERANG ONIN BUNMEI 1467 - 1477 - AWAL ZAMAN SENGOKU - PART 2"
http://massandry.blogspot.com
Pertempuran Kamigoryō
Ketika itu, di klan Hatakeyama yang menjabat kanrei sedang terjadi perselisihan sengit memperebutkan jabatan kepala keluarga. Hatakeyama Yoshinari berselisih dengan sepupunya yang bernama Hatakeyama Masanaga. Klan Hatakeyama adalah salah satu dari tiga klan kanrei yang membantu klan Ashikaga (dua klan lainnya adalah klan Hosokawa dan klan Shiba). Di antara kedua belah pihak sudah saling bunuh membunuh, namun Shogun Yoshimasa tidak berbuat apa-apa.
Sekitar tahun 1455, berkat intrik yang dijalankan Masanaga bersama Hosokawa Katsumoto, Shogun Yoshimasa mengusir Yoshinari sebagai pejabat kepala keluarga Hatakeyama. Sebagai penggantinya, Masanaga diangkat menjadi pemimpin klan Hatakeyama. Setelah terusir, Yoshinari meminta bantuan Yamana Sōzen untuk merebut kembali kedudukannya.
Pada 6 Februari 1467, Sōzen berhasil membujuk Shogun Yoshimasa untuk memberikan amnesti bagi Yoshinari. Keinginan Shogun Yoshimasa tidak dapat ditolak Kanrei Hatakeyama Masanaga Katsumoto. Yoshinari diundang ke Hana no Gosho (Istana Bunga) yang merupakan kediaman resmi shogun. Shogun Yoshimasa membatalkan acara rutin tahun baru untuk menghadiri perjamuan di rumah kediaman Sōzen yang dihadiri Yoshinari. Dalam perjamuan tersebut, Shogun Yoshimasa mengakui Yoshinari sebagai pimpinan keluarga Hatakeyama, dan Masanaga dimintanya untuk menyerahkan rumah kediaman resmi kanrei.
Keputusan Shogun Yoshimasa ditentang oleh Masanaga yang lalu mengundurkan diri dari jabatan kanrei. Shiba Yoshikado dari faksi Yamana ditunjuk sebagai pengganti Masanaga. Katsumoto berusaha memaksa Shogun Yoshimasa untuk mengeluarkan perintah membunuh Yoshinari. Usaha tersebut gagal setelah Sōzen mengetahui rencana Katsumoto atas pemberitahuan dari Tomiko.
Sōzen sejumlah prajurit dari daimyo yang mendukungnya melakukan pengepungan terhadap istana kaisar dan Hana no Gosho. Ia menuntut Shogun Yoshimasa untuk mengeluarkan perintah untuk membunuh Masanaga dan Katsumoto. Shogun Yoshimasa mengizinkan Katsumoto untuk diusir. Namun, dengan syarat para daimyo lainnya tidak campur tangan, perintah menyerang Masanaga diberikannya kepada Hatakeyama Yoshinari. Hatakeyama Masanaga yang diperlakukan sebagai pemberontak, meminta bantuan pasukan dari Katsumoto, namun permintaan tersebut tidak dikabulkan.
Pada 22 Februari 1467, setelah membakar sendiri rumah kediamannya, Masanaga memimpin pasukan menuju Kuil Kamigoryō di Kyoto. Shogun Yoshimasa sendiri menolak untuk campur tangan dalam konflik internal keluarga Hatakeyama. Namun Sōzen diperitahkannya untuk mengungsikan Kaisar Tituler Go-Hanazono dan Kaisar Go-Tsuchimikado ke markas keshogunan di Muromachi-tei, dan Yoshinari dibantu dengan tambahan pasukan. Katsumoto waktu itu belum terlibat karena sedang bertugas sebagai pelindung Shogun Yoshimasa.
Kuil Kamigoryō dikelilingi hutan bambu. Di sebelah barat mengalir sebuah sungai kecil, sementara di sebelah selatan terdapat parit Shōkoku-ji. Yoshinari datang menyerang Masanaga dengan bantuan Shiba Yoshikado, Yamana Masatoyo, dan Asakura Takakage. Pertempuran berlanjut hingga malam hari. Pada tengah malam, Masanaga membakar kuil untuk memberi kesan dirinya telah tewas bunuh diri. Setelah berhasil melarikan diri, ia dikabarkan bersembunyi di rumah kediaman Katsumoto.
Meluasnya api peperangan
Seusai pertempuran di Kuil Kamigoryō, Katsumoto mengumpulkan pasukan dari 9 provinsi termasuk dari Shikoku, dan mengumpulkannya di Kyoto. Katsumoto juga menyerang Provinsi Harima dan merebutnya dari klan Yamana. Sebelum diambil alih klan Yamana, penguasa sebelumnya Provinsi Harima adalah klan Akamatsu (Akamatsu Masanori adalah menantu Katsumoto). Sementara itu di Kyoto, pasukan Katsumoto membakar jembatan di berbagai tempat, termasuk jembatan di Sungai Uji dan Sungai Yodo. Keempat penjuru kota diduduki oleh pasukan Katsumoto. Pasukan di bawah pimpinan Takeda Nobukata dan Hosokawa Shigeyuki pada bulan 5 merebut Provinsi Wakasa milik klan Isshiki. Kediaman resmi milik Isshiki Yoshinao di Kyoto dan markas jenderal Pasukan Barat diserang. Dari Provinsi Owari, Shiba Yoshitoshi menyerbu ke Provinsi Tōtōmi. Ashikaga Yoshimi sudah mencoba menengahi kedua belah pihak yang bertikai sejak sebulan sebelumnya, namun tidak berhasil.
Pada bulan 5, Katsumoto mengajak para daimyo sekutunya di berbagai daerah untuk mengangkat senjata, termasuk Hatakeyama Masanaga yang sedang bersembunyi di Hokuriku. Setelah menguasai kembali Hana no Gosho, Katsumoto menjemput Shogun Yoshimasa, Kaisar Go-Tsuchimikado dan Kaisar Tituler Go-Hanazono dari markas keshogunan di Muromachi-tei dengan alasan untuk melindungi mereka dari peperangan. Katsumoto menempatkan pasukan utama di kediaman resmi shogun (Imadegawa-tei). Pada bulan berikutnya, Katsumoto memperoleh bendera keshogunan yang dimintanya dari Shogun Yoshimasa, dan secara resmi Katsumoto dan pasukannya menjadi pasukan kekaisaran. Di pihak yang berseberangan, Sōzen memusatkan pasukan utamanya di Itsutsu-dōri, sebuah jalan di dalam kota Kyoto. Kedua belah pihak menjadi saling berhadapan, pasukan Hosokawa Katsumoto disebut Pasukan Timur, sementara pasukan Yamana Sōzen disebut Pasukan Barat. Menurut buku sejarah Ōninki, Pasukan Timur terdiri dari 160.000 prajurit, dan Pasukan Barat terdiri dari 110.000 prajurit. Meskipun demikian, jumlah prajurit yang dimiliki kedua belah pihak kemungkinan terlalu dibesar-besarkan.
Pasukan Barat didukung jenderal-jenderal dari wilayah Hokuriku, Shin'etsu, Tōkai, dan Kyushu (Chikuzen, Bungo, Buzen). Dibandingkan Pasukan Barat, Pasukan Timur didukung lebih banyak pasukan dari daerah-daerah. Klan Hosokawa adalah daimyo wilayah Kinai dan Shikoku, ditambah pasukan dari provinsi sekitarnya yang mendukung faksi Hosokawa. Sebaliknya, Pasukan Barat dibantu pasukan dari wilayah yang merasa cemas dengan klan Hosokawa dan sekutu-sekutunya. Pasukan Barat juga banyak dibantu oleh pihak-pihak yang berselisih dengan Takeda Nobukata seperti Isshiki Yoshinao, Rokkaku Takayori, dan Toki Shigeyori yang walaupun dekat dengan Shogun Yoshimasa terpaksa ikut dengan Pasukan Barat.
Sementara itu, daerah-daerah yang jauh dari pengawasan ibu kota seperti wilayah Kanto dan Tohoku, serta Kyushu bagian selatan sudah terjadi pertempuran skala besar antara para klan samurai yang berpengaruh. Pemberontakan di kawasan Kanto disebut Peristiwa Kyōtoku.