Tokoh Islami "IMAM BESAR - IMAM MUHAMMAD MAULA AD-DAWILAYH BIN IMAM ALI SHOHIBUD DARK BIN SAYYIDINA AL-IMAM ALWI AL-GHUYUR BIN SAYYIDINA AL-IMAM AL-FAQIH AL-MUQADDAM MUHAMMAD BIN SAYYIDINA ALI BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAMMAD SHOHIB MARBAT BIN SAYYIDINA AL-IMAM KHOLI QOSAM BIN SAYYIDINA ALWI BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAMMAD SHOHIB AS-SHOUMA’AH BIN SAYYIDINA AL-IMAM ALWI SHOHIB SAML BIN SAYYIDINA AL-IMAM UBAIDILLAH SHOHIBUL ARADH BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAJIR AHMAD BIN SAYYIDINA AL-IMAM ISA AR-RUMI BIN SAYYIDINA AL- IMAM MUHAMMAD AN-NAQIB BIN SAYYIDINA AL-IMAM ALI AL-URAYDHI BIN SAYYIDINA AL-IMAM JA’FAR AS-SHODIQ BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAMMAD AL-BAQIR BIN SAYYIDINA AL-IMAM ALI ZAINAL ABIDIN BIN SAYYIDINA AL-IMAM AS-SYAHID SYABABUL JANNAH SAYYIDINA AL-HUSEIN. RODIYALLAHU ‘ANHUM AJMA’IN. - PART 1"
http://massandry.blogspot.com
Nasab Imam Muhammad Maula Ad-Dawilayh
Imam Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Imam Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Orang tua dan saudara Imam Muhammad Maula Ad-Dawilayh
Ayahanda Imam Muhammad bin Ali Maula Ad-Dawilayh adalah Imam Ali Shohibud Dark dan ibundanya Fatimah binti Sa'ad Balayts, seorang perempuan dari alah atu kabilah Arab yang berasal dari kota Inat.
Syekh Muhammad Maula Dawilayh mempunyai saudara yang kesemuanya perempuan dan berjumlah 6 orang, mereka adalah :
1. Syarifah Alwiyah. Istri dari Abu Bakar Al-Wara' bin Ahmad bin Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam.
2. Syarifah Bahiyah. Istri dari Muhammad Asadullah bin Hasan Al-Turobi bin Ali bin Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam.
3. Syarifah Khadijah. Istri dari Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammul Faqih.
4. Syarifah Aisyah. Ibu dari Muhammad Jamalullail Muqaddam Turbah Ghosam.
5. Syarifah Zainab. Ibu dari Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammul Faqih.
6. Maryam.
Istri dan Anak-anak Imam Muhammad Maula Dawilayh.
Beliau memiliki dua orang istri. Mereka :
1. Hababah Aisyah binti Abu Bakar Al-Wara bin Ahmad bin Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam. Dari Hababah Aisyah, Syekh Muhammad Maula Dawilayh mempunyai 4 orang anak, yaitu :
• As-Syekh Al-Imam Al-Qutb Al-Ghauts Abdurrahman Assegaff
• As-Sayyid As-Sholeh Ali.
• As-Sayyid Al-Arif billah Abdullah
• Hababah AlWiyyah.
2. Hababah Zainab binti Hasan At-Turobi bin Ali bin Sayyidina Al-Faqih Al- Muqad-
dam. Dan mendapat anak bernama Sayyidina Al-Imam Alwi An-Nasik.
Imam Muhammad Maula Ad-Dawilayh, seorang ulama besar yang hafidz ( hafal Al-Qur'an ) lahir pada tahun 705 H / sekitar tahun 1285 M di Tarim Al-Ghonna. Sejak kecil beliau sudah yatim, kemudian diasuh dan dibesarkan oleh pamannya Sayyid Abdullah. Selama diasuh oleh sang paman itulah Sayyid Muhammad mendapat pendidikan agama secara intensif, itulah sebabnya dalam usia remaja beliau sudah menguasai ilmu agama cukup tinggi dan akhlaq yang mulia. Seperti halnya para ulama dan awliya asal Hadramaut, beliau juga suka berkelana ke berbagai negeri untuk beribadah dan menimba ilmu.
Ketika menunaikan ibadah haji, misalnya Sayyid Muhammad bermukim di Madinah untuk belajar ilmu fiqih. Bukan hanya itu, setiap kali mempelajari ilmu syari'at, beliau selalu mengamalkannya. Maka wajarlah jika di masa tuanya, beliau mendapat kemuliaan dari Allah swt, sebagaimana para ulama besar lainnya.
Memang, beliau adalah ulama yang tawadhu' dan banyak melatih diri dengan berbagai jenis ibadah serta amal kebajikan. Beberapa amalan yang beliau lakukan kebanyakan berhubungan dengan hati, sehingga sangat berpengaruh pada akhlaqnya. Begitu tawadhu'nya, sehingga beliau selalu menyembunyikan amal ibadahnya dari pandangan orang lain, bahkan juga dari anggota keluarganya sendiri.
Misalnya, Syekh Muhammad suka mengasingkan diri di padang pasir atau dusun yang tak berpenghuni, karena riyadhah atau tirakat yang luar biasa itulah, beliau banyak mendapatkan karamah dari Allah swt. Belakangan beliau memilih sebuah tempat terpencil untuk berkhalwat di Yabhur, dekat makam Nabi Hud, terutama karena disana terdapat sebuah telaga yang airnya sangat jernih. Disanalah pula beliau membangun sebuah rumah kecil untuk tempat tinggalnya. Karenanya beliau termasyhur dengan gelar "Maula Ad-Dawilayh" dan " Shohib Yabhur".
Tak lama kemudian beberapa pengikutnya datang ikut menghuni kawasan disekitarnya, sehingga lambat laun berkembang menjadi ramai. Pemukiman yang semula hanya terdiri dari beberapa keluarga kecil itu makin lama berkembang menjadi sebuah desa yang maju, dan dikenal sebagai Yabhur Ad-Dawilayh. Ad-Dawilayh sendiri dalam bahasa arab Hadramaut berarti sama dengan Al-'Atiqah ( Merdeka ).
Bagi orang awam, Imam Muhammad Maula Dawilah dikenal sebagai wali yang suka berprilaku aneh. Sesekali beliau mengenakan pakaian compang camping. Adakalanya beliau mendekati penguasa, di lain waktu beliau menjauh dari kaum birokrat dan mendekati rakyat kecil yang tak mampu.
Kelebihannya, beliau sering menjalani hidup dengan berbagai amal ibadah dan kebajikan. Di antaranya bangun di tengah malam untuk shalat Tahajud dan senantiasa berpuasa. Konon Sayyid Muhammad hamper selalu melakukan shalat shubuh dengan Wudhu sejak waktu isya, kebiasaan yang berjalan selama 20 tahun. Beliau juga membiasakan berpuasa selama 40 hari berturut-turut di musim panas.
Mengenai karamah dan kedekatannya dengan Allah swt, beliau pernah mengungkapkan sebuah kiasan yang sangat indah :
"Aku biasa menyebut Allah swt dengan lisan dan hati. Kemudian, bentuk-bentu huruf yang terucap dengan lisan itu lenyap, dan yang tersisa hanyalah cahaya yang memancar di dalam hati hingga sampai ke hadirat Allah swt."
Bukan hanya dikenal sebagai ulama, beliau juga seorang penyair yang sangat piawai merangkai kata. Beliau sering menyampaikan nasihat dalam bahasa yang indah. Misalnya :
"Sesungguhnya aku tidak takut miskin, sebab yakin bahwa karunia Allah lebih dekat dari yang di tanganku. Sesungguhnya aku tidak membenci kematian, sebab yang membenci kematian berarti membenci bertemu dengan Allah swt. Aku tidak pernah membenci tamu, meskipun tidak memiliki sesuatu yang dapat aku hidangkan."
Suatu hari ketika Imam Muhammad Mawla Dawilayh hendak tampil sebagai imam shalat di masjid Ba' Alawi, beberapa orang mencegahnya salah seorang di antara mereka berkata; "Engkau seorang Arab dusun, tidak pantas menjadi imam!"
Usai mengimami shalat, dengan tenang dan santun beliau menguraikan sebuah surah Al-Qur'an dengan cara yang sangat mempesona. Hal itu membuat para Jamaah sadar bahwa beliau memang ulama yang berilmu.