Tokoh Islami "IMAM BESAR - SAYYIDINA AL-IMAM ALWI AL-GHUYUR BIN SAYYIDINA AL-IMAM AL-FAQIH AL-MUQADDAM MUHAMMAD BIN SAYYIDINA ALI BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAMMAD SHOHIB MARBAT BIN SAYYIDINA AL-IMAM KHOLI QOSAM BIN SAYYIDINA ALWI BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAMMAD SHOHIB AS-SHOUMA’AH BIN SAYYIDINA AL-IMAM ALWI SHOHIB SAML BIN SAYYIDINA AL-IMAM UBAIDILLAH SHOHIBUL ARADH BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAJIR AHMAD BIN SAYYIDINA AL-IMAM ISA AR-RUMI BIN SAYYIDINA AL- IMAM MUHAMMAD AN-NAQIB BIN SAYYIDINA AL-IMAM ALI AL-URAYDHI BIN SAYYIDINA AL-IMAM JA’FAR AS-SHODIQ BIN SAYYIDINA AL-IMAM MUHAMMAD AL-BAQIR BIN SAYYIDINA AL-IMAM ALI ZAINAL ABIDIN BIN SAYYIDINA AL-IMAM AS-SYAHID SYABABUL JANNAH SAYYIDINA AL-HUSEIN. RODIYALLAHU ‘ANHUM AJMA’IN - PART 1"
http://massandry.blogspot.com
Nasab Al Imam Alwi al-Ghuyur ra.
Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Tarim, Hadramaut, boleh dibilang merupakan “Gudang Ulama”. Salah seorang di antaranya ialah Al - Imam Alwi bin Al – Faqih al – Muqaddam, yang mendapat julukan Al-Ghuyur, yang berarti “ dicemburui “. Julukan itu diberikan kepadanya karena, ketika itu, tidak seorang pun dari keluarga Bani Alawy di zamannya yang bernama Alwi. Sehingga ketika ia dinamai Alwi; dan itu merupakan suatu kehormatan; banyak orang cemburu kepadanya. Ketika itu, jika ada yang yang berniat memberi nama Alwi kepada seorang anak, dan biasanya urung, memilih nama lain.
Barangkali juga lantaran ilmu agamanya yang sangat tinggi, sehingga banyak orang “cemburu”, dalam arti positif, kepadanya.
Nama lengkapnya cukup panjang : Al-Imam Alwi bin Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Al-Imam Muhajir Ahmad bin Isa. Ia lahir dan dibesarkan di Tarim, Hadramaut, pada abad ke enam Hijriah. Mendapat pendidikan langsung, mengenai berbagai pengetahuan agama, dari ayahandanya, sejak kecil ia sudah hafal Al-qur’an. Bahkan sejak muda ia sudah mempelajari tarekat. Itulah sebabnya, dia juga ahli zuhud, wali yang mempunyai maqam tinggi dan karamah yang luar biasa.
Imam Alwi bin Muhammad lahir di Tarim, beliau dibesarkan dan dididik dalam asuhan ayahnya. Di samping itu beliau juga hafal alquran, mendengar tasbihnya benda-benda mati. Ibunya ummul fuqara Zainab binti al-Faqih Ahmad bin Muhammad Shahib Marbath.
Telah diriwayatkan bahwa Imam Alwi diperintahkan ayahnya mencari rumput untuk makanan kambing, maka ia kembali ke ayahnya dan tidak jadi memotong rumput tersebut, dan berkata: "Bagaimana saya dapat memotong rumput itu, karena ketika ingin memotongnya saya saksikan rumput tersebut sedang bertasbih kepada Allah swt dan saya merasa malu untuk memotongnya".
Imam Alwi bin Muhammad mempunyai wilayah/kekuasaan mutlak yang diberikan oleh Allah swt. Allah telah mengangkat derajatnya dengan memiliki rahasia ketuhanan dan alam barzah, mengetahui kesengsaraan dan kebahagiaan seseorang, sehingga beliau berkata: "Kedudukanku adalah sama dengan kedudukan al-Junaid". al-Junaid adalah seorang pemimpin kaum sufi. Pada suatu hari ayahnya berkata kepadanya dan ketika itu ia masih kecil: "Engkau mengetahui segala kesusahan dan kebahagiaan, maka bacalah apa yang ada di keningku. Maka dibacanya sesuatu yang mengandung kebahagiaan dan diberitahukan kepada ayahnya".
Ia mempunyai banyak karamah. Salah satunya, jika berkata mengenai sesuatu, “Kun! ( jadilah )”, maka jadilah sesuatu, seperti yang dikehendakinya, dengan seizin Allah SWT. Wajar jika banyak Ulama besar dan Aulia di zamannya yang menukil ucapan-ucapannya. beliau juga mampu mengenali orang-orang yang celaka dan bahagia. beliau dapat mengetahui siapa yang bernasib baik, dan siapa yang bernasib buruk,
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Takutlah kalian kepada firasat seorang mukmin. Sesungguhnya seorang mukmin dapat melihat dengan cahaya Allah.”