Bacaan Ringan "SEJARAH BANGSA ARAB : CIKAL BAKAL NEGARA ARAB - PART 2"
http://massandry.blogspot.com
Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat kaya ragam.Bahkan jika dirunut ke belakang, bahasa Arab memiliki hubungan dan percampuran dengan bahasa-bahasa kuno non-Arab.Tapi, hampir semua sejarawan sepakat bahwa bahasa Arab yang ada saat ini, pertama kali diucapkan oleh Ya’rub ibn Faligh ibn Qahthan.Adapun bahasa nenek moyang Ya’rub ibn Faligh ibn Qahthan yakni dari ‘Abir hingga Sam ibn Nuh as.adalah bahasa Siryani yang mana bahasa ini juga memiliki sejarah dan perkembangan sendiri.
Berabad-abad lamanya sebelum Ismail as.lahir, sebelum ada kota Mekah, bahasa Arab sudah berkembang di Yaman[8]. jika dilihat di peta, Yaman adalah Jazirah Arab bagian selatan. Namun, bahasa Arab sendiri memiliki perkembangan.Dahulu, di awal-awal kemunculannya bahasa Arab masih belum sempurna.Bahasa Arab mulai sempurna justru setelah terjadi percampuran dengan bangsa yang berbahasa Ibrani yakni Ismail ibn Ibrahim as[9].
Setelah masa Ismail as., bahasa Arab terus mengalami perkembangan dan di sisi lain perbedaan dalam pengucapan dan tata bahasa terus bertambah. Pengucapan orang-orang Arab bagian selatan berbeda dengan berbeda dengan orang-orang Arab bagian barat.Perbedaan bahasa mereka bahkan jauh dari bahasa standar Al-Qur’an[10]. Ketika itu, memang belum ada kesepakatan bersama antara tokoh-tokoh bahasa Arab untuk menciptakan satu kaidah standar bagi bahasa Arab. Bahasa Arab justru menjadi lebih sempurna dan tidak banyak mengalami perubahan setelah Al-Qur’an turun.Bisa dikatakan, Al-Qur’an adalah kitab suci yang menggugah dan menyinergikan bangsa Arab untuk membuat satu kaidah utuh tentang bahasa Arab (bilisânin ‘arabiyim mubîn).Sebelum Al-Qur’an turun, sebelum lahir ilmu Nahwu, bahasa Arab berkembang sendiri-sendiri di setiap wilayah. Hingga menurut Imam Ath-Thabari, saking banyaknya ragam, susah untuk menghitung dialek bahasa Arab[11].
Kita dapat memetik kesimpulan bahwa Arab adalah salah satu dari rumpun bahasa Semit (Samiyah).Bahasa Semit sendiri menurut beberapa sejarawan merupakan cabang dari bahasa Afro-Asiatik.Rumpun bahasa Semit terbagi menjadi 2 yaitu, Lughât Asy-Syarqiyah dan Lughât Al-Gharbiyah.Lughât Asy-Syarqiyah adalah bahasa Akkadia yang terdiri dari bahasa Asyuria dan bahasa Babilonia.Sedangkan Lughât Al-Gharbiyah terbagi menjadi dua yaitu Al-Gharbiyah Asy-Syimaliyah dan Al-Gharbiyah Al-Janubiyah.Al-Gharbiyah Asy-Syimaliyah terbagi lagi menjadi dua yaitu Al-Iramiyah termasuk di dalamnya bahasa Siryaniyah dan Al-Kan’aniyah.Sedangkan, Al-Gharbiyah Al-Janubiyah terbagi menjadi dua juga yakni Al-Atsbubiyah dan Al-‘Arabiyah.Di sinilah letak bahasa Arab di antara bahasa-bahasa Semit atau Samiyah[12].
Selanjutnya, bahasa Arab terbagi menjadi dua yaitu bahasa Arab Selatan dan bahasa Arab Utara.Bahasa Arab Selatan disebut juga bahasa Himyaria yang dipakai di Yaman dan Jazirah Arab Tenggara.Selain Bahasa Himyaria yang termasuk Bahasa Arab Selatan adalah Bahasa Saba’ia, Ma’inia dan Qatbania.Sedangkan bahasa Arab Utara merupakan bahasa wilayah tengah Jazirah Arab dan Timur Laut. Dahulunya mereka menggunakan Bahasa Arab Al-Baidah yang sudah punah dan kini mereka menggunakan bahasa Arab Fushhâ yang hingga kini dan masa-masa yang akan datang tetap dipakai karena Al-Qur’an turun dan menggunakan bahasa ini. Tapi, bahasa Arab Fushhâ sendiri mengalami penyebaran yang demikian luas dengan dialek yang beranega ragam, jadi dari pengertian akan semua hal ini kita dapat simpulkan bahwa relevansi Arab Aribah dan Baidah dan Islam ialah terletak pada bahasa yang mereka gunakan karna bahasa Islam Al-Quran sendiri merupakan bahasa Arab yang tidak lain bahasa arab adalah bahasa yang di gunakan juga jauh sebelum Islam datang dan berkembang.
Daftar Pustaka
Delacy O'Leary, Arabia before Muhammad, (New York: Kegan Paul, 1927)
K Hitti Philip, History Of Arab: (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010.)
yahya mukhtar, perpindahan-perpindahan kekuasaan di timur tengah :(Jakarta: cetakan 1, bulan bintang 1985).
Mughni A Syafiq, Masyarakat Arab Pra Islam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Van Hoeve, 2002).
Ibnu Katsir, Al-Mukhtashar fi Akhbar Al-Basyar (Beirut : Dar Al kitab Al Lubnan, 1970)
Jawwad ‘Ali, Al-Mufashshal fî Târîkh Al-‘Arab Qabl Al-Islâm, (Madinah: Dar As-Saqi, 2001)
Ibnu Katsir Al-Bidayah wa An-Nihâyah, (Beirut: Dar Ihya’ At-Turats Al-‘Arabi, 1988)
Ath-Thabari Jâmi’ Al-Bayân fî Ta’wîl Al-Qur’ân, (Mesir: Muassasah Ar-Risâlah, 2000)
[1] Philip K. Hitti, History Of Arab, (Jakarta; Serambi Ilmu Semesta, 2010), Hal 39.
[2]Ibid Hal 40.
[3]Ibid hal 75.
[4] Delacy O'Leary, Arabia before Muhammad, (New York: Kegan Paul, 1927),hlm.18
[5] Ibid 69-70
[6] Perpindahan2 kekuasaan di timur tengah, hal 20
[7] Syafiq A. Mughni, Masyarakat Arab pra-Islam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: awal Akar Dan Awal, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve hal 20-23.
[8] Ibnu Katsir, Al-Mukhtashar fi Akhbâr Al-Basyar, Bab Mulûk Al-‘Arab Qabla Al-Islam, jil. I. Hal. 46.
[9] Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa An-Nihâyah, jil. I. Hal. 138.
[10] Jawwad ‘Ali, Al-Mufashshal fî Târîkh Al-‘Arab Qabl Al-Islâm, jil. XVI. Hal. 197.
[11] Ath-Thabari, Jâmi’ Al-Bayân fî Ta’wîl Al-Qur’ân, (Mesir: Muassasah Ar-Risâlah, 2000) Jil. I. Hal. 21.
[12] Jawwad ‘Ali, Al-Mufashshal fî Târîkh Al-‘Arab Qabl Al-Islâm, jil. I. Hal. 225-228.