Tokoh Islami "ENAM PULUH SAHABAT UTAMA RASUL - ABU AIYUB AL-ANSHARI - PART 3"
http://massandry.blogspot.com
Dan oleh karena itulah tak pernah lidahnya terlibat dalam suatu fitnah . . . dan dirinya tidak terjerembab dalam kerakusan …. Ia telah menghabiskan hidupnya dalam kerinduan ahli ibadah dan ketahanan orang yang hendak berpisah. Maka sewaktu ajalnya datang tak ada keinginannya di sepanjang dan selebar dunia kecuali cita-cita yang melambangkan kepahlawanan dan kebesarannya selagi hidupnya: “Bawalah jasadku jauh-jauh . . . jauh masuk ke tanah Romawi, kemudian kuburkan aku di sana . . . !”
Ia yakin sepenuhnya akan kemenangan, dan dengan mata hatinya dilihatnya bahwa wilayah ini telah termasuk dalam taman impian Islam, dalam lingkungan cahaya dan sinarnya ….
Karena itulah ia menginginkannya sebagai tempat istirahatnya yang terakhir, yakni di ibukota negara itu, di mana akan terjadi pertempuran yang menentukan, dan dari bawah tanahnya yang subur, ia akan dapat mengikuti gerakan tentara Islam, mendengar kepakan benderanya, dan bunyi telapak kudanya serta gemerincing pedang-pedangnya . . . !
Sekarang ini ia masih terkubur di sana …. Tetapi tidak lagi mendengar gemerincing pedang, atau ringkikan kuda! Keadaan telah berlalu, dan kapal telah berlabuh di tempat yang dituju, sejak waktu yang lama ….
Tetapi setiap hari, dari pagi hingga petang didengarnya suara adzan yang berkumandang dari menara-menaranya yang menjulang di angkasa, bunyinya:
“Allah Maha Besar …… ! , Allah Maha Besar …… !”.
Dan dengan rasa bangga, di dalam kampungnya yang kekal dan di mahligai kejayaannya ia menyahut:
“Inilah apa yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya …. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya . . . !”